Rusia Bakal Serang Ukraina Setelah 20 Februari, Kremlin: Berita Palsu!
Jum'at, 18 Februari 2022 - 20:51 WIB
MOSKOW - Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov menepis klaim yang menyebut Rusia mungkin akan menyerang Ukraina setelah 20 Februari. Ia menyebut laporan yang dimuat surat kabar Politico Russia sebagai klaim palsu.
"Sepertinya kepalsuan lain telah diciptakan. Saya harap setidaknya Anda dan saya tidak akan mempercayai kepalsuan seperti itu," katanya kepada media seperti dikutip dari TASS, Jumat (18/2/2022).
Peskov mengingat bahwa "ada banyak tanggal, dan yang jauh lebih spesifik."
"Semuanya ternyata palsu, pemalsuan yang tidak bertanggung jawab, tetapi tidak ada penulisnya yang akhirnya mengakui bahwa mereka salah," simpul Peskov.
Sebelumnya, sejumlah media Barat melaporkan bahwa Rusia akan melancarkan invasi ke Ukraina pada 15 Februari. Namun, hal itu tidak terwujud. Sebaliknya, Rusia mengumumkan menarik pasukan dari perbatasan Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan berapi-api pada Selasa (15/2/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mencemooh laporan berminggu-minggu dan klaim dari pejabat Amerika Serikat (AS) serta Eropa bahwa angkatan bersenjata Moskow hanya beberapa jam lagi untuk meluncurkan serangan terhadap tetangganya.
“15 Februari 2022 akan tercatat dalam sejarah sebagai hari ketika propaganda perang Barat gagal,” tulisnya.
Menurutnya, Barat telah “dipermalukan dan dihancurkan tanpa melepaskan satu tembakan pun.”
Meski begitu, AS tetap memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina bisa tetap terjadi. Terbaru Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Washington tidak melihat tanda-tanda penarikan pasukan Rusia seperti yang dijanjikan - tetapi malah melihat lebih banyak pasukan bergerak menuju perbatasan dengan Ukraina.
“Setiap indikasi yang kami miliki adalah mereka siap untuk pergi ke Ukraina, menyerang Ukraina,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
Dia mengatakan AS memiliki "alasan untuk percaya" bahwa Rusia "terlibat dalam operasi false flag untuk memiliki alasan untuk masuk," tetapi dia tidak memberikan perinciannya.
"Sepertinya kepalsuan lain telah diciptakan. Saya harap setidaknya Anda dan saya tidak akan mempercayai kepalsuan seperti itu," katanya kepada media seperti dikutip dari TASS, Jumat (18/2/2022).
Peskov mengingat bahwa "ada banyak tanggal, dan yang jauh lebih spesifik."
"Semuanya ternyata palsu, pemalsuan yang tidak bertanggung jawab, tetapi tidak ada penulisnya yang akhirnya mengakui bahwa mereka salah," simpul Peskov.
Sebelumnya, sejumlah media Barat melaporkan bahwa Rusia akan melancarkan invasi ke Ukraina pada 15 Februari. Namun, hal itu tidak terwujud. Sebaliknya, Rusia mengumumkan menarik pasukan dari perbatasan Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan berapi-api pada Selasa (15/2/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mencemooh laporan berminggu-minggu dan klaim dari pejabat Amerika Serikat (AS) serta Eropa bahwa angkatan bersenjata Moskow hanya beberapa jam lagi untuk meluncurkan serangan terhadap tetangganya.
“15 Februari 2022 akan tercatat dalam sejarah sebagai hari ketika propaganda perang Barat gagal,” tulisnya.
Menurutnya, Barat telah “dipermalukan dan dihancurkan tanpa melepaskan satu tembakan pun.”
Meski begitu, AS tetap memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina bisa tetap terjadi. Terbaru Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa Washington tidak melihat tanda-tanda penarikan pasukan Rusia seperti yang dijanjikan - tetapi malah melihat lebih banyak pasukan bergerak menuju perbatasan dengan Ukraina.
“Setiap indikasi yang kami miliki adalah mereka siap untuk pergi ke Ukraina, menyerang Ukraina,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih.
Dia mengatakan AS memiliki "alasan untuk percaya" bahwa Rusia "terlibat dalam operasi false flag untuk memiliki alasan untuk masuk," tetapi dia tidak memberikan perinciannya.
(ian)
tulis komentar anda