Buru Bos ISIS-K, AS Tawarkan Hadiah Rp143,9 Miliar
Selasa, 08 Februari 2022 - 08:30 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menawarkan hingga USD10 juta (lebih dari Rp143,9 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pemimin ISIS Khorasan (ISIS-K), Sanaullah Ghafari.
Bos ISIS di Afghanistan itu diburu Amerika terkait pengeboman mematikan di bandara Kabul tahun lalu.
Tawaran hadiah diumumkan Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin.
Serangan bom saat evakuasi di bandara Kabul pada Agustus 2021 menewaskan 170 warga sipil Afghanistan dan 13 personel militer AS. Itu terjadi di tengah penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan.
Ghafari–juga dikenal sebagai Shahab al-Muhajir–diangkat sebagai pemimpin ISIS-K pada Juni 2020.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, yang dikutip Reuters, Selasa (8/2/2022), dia bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengumpulkan dana untuk kelompok teroris tersebut.
Hasil penyelidikan militer AS atas serangan bom 26 Agustus di bandara Kabul, yang dirilis pada 4 Februari 2022, menemukan bahwa kemungkinan besar pengeboman dilakukan oleh satu orang yang meledakkan satu alat peledak, sarat dengan bantalan bola, di tengah kerumunan yang penuh sesak.
Beberapa hari setelah pengeboman itu, AS melakukan serangan pesawat tak berawak yang awalnya dikatakan Pentagon menargetkan para tersangka milisi ISIS-K.
Tetapi media dengan cepat melaporkan bahwa 10 warga sipil Afghanistan, termasuk beberapa anak-anak, telah tewas dalam serangan Amerika tersebut.
Para pejabat AS kemudian meminta maaf atas serangan militer itu, meskipun tidak ada anggota militer AS yang dihukum.
Sedikit yang diketahui tentang Ghafari, tetapi dia dilaporkan pernah menjadi komandan al-Qaeda atau mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi paling kuat dan ditakuti di Taliban.
Ghafari masuk daftar hitam oleh AS pada November lalu sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus".
Dua anggota kelompok ISIS-K lainnya, Sultan Aziz Azam atau juga dikenal sebagai Sultan Aziz (juru bicara ISIS-K), dan pemimpin senior Maulawi Rajab Salahudin juga masuk daftar hitam.
"Kami berkomitmen untuk menggunakan semua alat kontraterorisme kami untuk melawan ISIS-K dan memastikan bahwa Afghanistan tidak dapat lagi menjadi platform untuk terorisme internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
“Penunjukan ini mengekspos dan mengisolasi teroris, mencegah mereka mengeksploitasi sistem keuangan AS dan membantu kegiatan penegakan hukum yang relevan.”
Bos ISIS di Afghanistan itu diburu Amerika terkait pengeboman mematikan di bandara Kabul tahun lalu.
Tawaran hadiah diumumkan Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin.
Serangan bom saat evakuasi di bandara Kabul pada Agustus 2021 menewaskan 170 warga sipil Afghanistan dan 13 personel militer AS. Itu terjadi di tengah penarikan pasukan AS yang kacau dari Afghanistan.
Ghafari–juga dikenal sebagai Shahab al-Muhajir–diangkat sebagai pemimpin ISIS-K pada Juni 2020.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, yang dikutip Reuters, Selasa (8/2/2022), dia bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengumpulkan dana untuk kelompok teroris tersebut.
Hasil penyelidikan militer AS atas serangan bom 26 Agustus di bandara Kabul, yang dirilis pada 4 Februari 2022, menemukan bahwa kemungkinan besar pengeboman dilakukan oleh satu orang yang meledakkan satu alat peledak, sarat dengan bantalan bola, di tengah kerumunan yang penuh sesak.
Beberapa hari setelah pengeboman itu, AS melakukan serangan pesawat tak berawak yang awalnya dikatakan Pentagon menargetkan para tersangka milisi ISIS-K.
Tetapi media dengan cepat melaporkan bahwa 10 warga sipil Afghanistan, termasuk beberapa anak-anak, telah tewas dalam serangan Amerika tersebut.
Para pejabat AS kemudian meminta maaf atas serangan militer itu, meskipun tidak ada anggota militer AS yang dihukum.
Sedikit yang diketahui tentang Ghafari, tetapi dia dilaporkan pernah menjadi komandan al-Qaeda atau mantan anggota jaringan Haqqani, salah satu faksi paling kuat dan ditakuti di Taliban.
Ghafari masuk daftar hitam oleh AS pada November lalu sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus".
Dua anggota kelompok ISIS-K lainnya, Sultan Aziz Azam atau juga dikenal sebagai Sultan Aziz (juru bicara ISIS-K), dan pemimpin senior Maulawi Rajab Salahudin juga masuk daftar hitam.
"Kami berkomitmen untuk menggunakan semua alat kontraterorisme kami untuk melawan ISIS-K dan memastikan bahwa Afghanistan tidak dapat lagi menjadi platform untuk terorisme internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
“Penunjukan ini mengekspos dan mengisolasi teroris, mencegah mereka mengeksploitasi sistem keuangan AS dan membantu kegiatan penegakan hukum yang relevan.”
(min)
tulis komentar anda