Dialog Krisis Ukraina Berlanjut, Rusia Kirimkan Tanggapan Tertulis ke AS
Selasa, 01 Februari 2022 - 15:47 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah menerima tanggapan tertulis dariMoskow setelah sebelumnya mengirimkan jawaban tertulis mengenai daftar tuntutan Rusia , di tengah penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina .
Ini adalah perkembangan terbaru dalam kampanye diplomatik di tengah ketegangan yang terjadi di perbatasan Ukraina terkait dengan penumpukan pasukan Rusia.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi bahwa mereka menerima tindak lanjut tertulis dari Rusia.
"Tidak akan produktif untuk bernegosiasi di depan umum, jadi kami akan menyerahkannya kepada Rusia jika mereka ingin membahas tanggapan mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
"Kami tetap berkomitmen penuh untuk berdialog untuk mengatasi masalah ini dan akan terus berkonsultasi dengan Sekutu dan mitra kami, termasuk Ukraina," imbuhnya seperti dilansir dari CNN, Selasa (1/2/2022).
Tanggapan Moskow ini datang jelang pembicaraan via telepon yang direncanakan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Tidak jelas apakah tanggapan tertulis Moskow, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post ini, diterima sebelum atau setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin mengenai eskalasi Moskow di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, yang berakhir dengan kebuntuan antara AS dan Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan bahwa AS menyerukan pertemuan ini untuk memungkinkan Rusia untuk memberi penjelasan tentang apa tindakan mereka.
AS menuduh Rusia berencana untuk mengumpulkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan Belarus-Ukraina
"Kami tidak banyak mendengar," katanya. "Mereka tidak memberi kami jawaban yang kami harapkan akan mereka berikan," imbuhnya.
Sedangkan Rusia dengan marah mengecam AS karena "mengobarkan histeria" atas Ukraina, dengan mengatakan itu telah membawa "Nazi murni" berkuasa di perbatasan Rusia dan ingin menjadikan "pahlawan dari orang-orang yang berjuang di pihak Hitler."
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan, AS "memprovokasi eskalasi" situasi dengan menuduh Moskow mempersiapkan diri untuk menyerang Ukraina.
Para pejabat AS telah berulang kali mendesak Moskow untuk mengambil jalur diplomatik ke depan, memperingatkan bahwa invasi ke Ukraina akan menghasilkan sanksi yang cepat dan signifikan sebuah pesan yang ditegaskan kembali oleh Presiden Joe Biden pada hari Senin saat pertemuan sedang berlangsung.
Rusia sendiri berulang kali menegaskan tidak ada niatan untuk melakukan apa yang dituduhkan oleh AS dan sekutunya.
Ini adalah perkembangan terbaru dalam kampanye diplomatik di tengah ketegangan yang terjadi di perbatasan Ukraina terkait dengan penumpukan pasukan Rusia.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi bahwa mereka menerima tindak lanjut tertulis dari Rusia.
"Tidak akan produktif untuk bernegosiasi di depan umum, jadi kami akan menyerahkannya kepada Rusia jika mereka ingin membahas tanggapan mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
"Kami tetap berkomitmen penuh untuk berdialog untuk mengatasi masalah ini dan akan terus berkonsultasi dengan Sekutu dan mitra kami, termasuk Ukraina," imbuhnya seperti dilansir dari CNN, Selasa (1/2/2022).
Tanggapan Moskow ini datang jelang pembicaraan via telepon yang direncanakan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Tidak jelas apakah tanggapan tertulis Moskow, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post ini, diterima sebelum atau setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin mengenai eskalasi Moskow di sepanjang perbatasan dengan Ukraina, yang berakhir dengan kebuntuan antara AS dan Rusia.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan bahwa AS menyerukan pertemuan ini untuk memungkinkan Rusia untuk memberi penjelasan tentang apa tindakan mereka.
AS menuduh Rusia berencana untuk mengumpulkan puluhan ribu tentara di sepanjang perbatasan Belarus-Ukraina
"Kami tidak banyak mendengar," katanya. "Mereka tidak memberi kami jawaban yang kami harapkan akan mereka berikan," imbuhnya.
Sedangkan Rusia dengan marah mengecam AS karena "mengobarkan histeria" atas Ukraina, dengan mengatakan itu telah membawa "Nazi murni" berkuasa di perbatasan Rusia dan ingin menjadikan "pahlawan dari orang-orang yang berjuang di pihak Hitler."
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya mengatakan, AS "memprovokasi eskalasi" situasi dengan menuduh Moskow mempersiapkan diri untuk menyerang Ukraina.
Para pejabat AS telah berulang kali mendesak Moskow untuk mengambil jalur diplomatik ke depan, memperingatkan bahwa invasi ke Ukraina akan menghasilkan sanksi yang cepat dan signifikan sebuah pesan yang ditegaskan kembali oleh Presiden Joe Biden pada hari Senin saat pertemuan sedang berlangsung.
Rusia sendiri berulang kali menegaskan tidak ada niatan untuk melakukan apa yang dituduhkan oleh AS dan sekutunya.
(ian)
tulis komentar anda