AS Berdalih Mempertahankan Bom Nuklirnya untuk Jaga Perdamaian
Rabu, 05 Januari 2022 - 05:34 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tetap mempertahankan senjata atau bom nuklirnya dengan dalih untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Washington mengatakan tidak menggunakan senjata berbahaya itu untuk perang.
Klaim itu muncul setelah kelima negara pengguna senjata nuklir yang menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi—Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia—menegaskan dalam pernyataan bersama pada 3 Januari 2022 bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang dikutip Politico mengatakan pernyataan bersama lima kekuatan nuklir dunia itu sejalan dengan sikap pemerintahan Joe Biden.
“Kami tidak menyimpan senjata nuklir untuk berperang dan memenangkan perang; kami memiliki mereka untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia di mana orang lain mungkin mencoba menggunakan kekuatan, atau setidaknya ancamannya, terutama ancaman serangan nuklir, untuk merusak nilai-nilai, keamanan, dan kedaulatan Amerika Serikat, dan sekutu serta mitranya," kata juru bicara tersebut yang tak disebutkan namanya.
Sebelumnya, China meminta AS dan Rusia untuk mengurangi stok bom atomnya. Namun, Beijing mengaku akan terus memodernisasi senjata nuklirnya .
“China akan terus memodernisasi persenjataan nuklirnya untuk masalah keandalan dan keselamatan,” kata Fu Cong, direktur jenderal departemen pengendalian senjata di Kementerian Luar Negeri China, Selasa, yang dilansir AFP pada Rabu (5/1/2022).
Seruan Beijing kepada Washington dan Moskow muncul sehari setelah negara-negara kekuatan global berjanji untuk mencegah penyebaran senjata pemusnah massal tersebut.
Dalam pernyataan bersama yang jarang mengesampingkan meningkatnya ketegangan Barat-Timur, Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris dan Prancis menegaskan kembali tujuan mereka untuk menciptakan dunia yang bebas dari senjata atom dan menghindari konflik nuklir.
Klaim itu muncul setelah kelima negara pengguna senjata nuklir yang menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi—Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia—menegaskan dalam pernyataan bersama pada 3 Januari 2022 bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang dikutip Politico mengatakan pernyataan bersama lima kekuatan nuklir dunia itu sejalan dengan sikap pemerintahan Joe Biden.
“Kami tidak menyimpan senjata nuklir untuk berperang dan memenangkan perang; kami memiliki mereka untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia di mana orang lain mungkin mencoba menggunakan kekuatan, atau setidaknya ancamannya, terutama ancaman serangan nuklir, untuk merusak nilai-nilai, keamanan, dan kedaulatan Amerika Serikat, dan sekutu serta mitranya," kata juru bicara tersebut yang tak disebutkan namanya.
Sebelumnya, China meminta AS dan Rusia untuk mengurangi stok bom atomnya. Namun, Beijing mengaku akan terus memodernisasi senjata nuklirnya .
“China akan terus memodernisasi persenjataan nuklirnya untuk masalah keandalan dan keselamatan,” kata Fu Cong, direktur jenderal departemen pengendalian senjata di Kementerian Luar Negeri China, Selasa, yang dilansir AFP pada Rabu (5/1/2022).
Seruan Beijing kepada Washington dan Moskow muncul sehari setelah negara-negara kekuatan global berjanji untuk mencegah penyebaran senjata pemusnah massal tersebut.
Dalam pernyataan bersama yang jarang mengesampingkan meningkatnya ketegangan Barat-Timur, Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris dan Prancis menegaskan kembali tujuan mereka untuk menciptakan dunia yang bebas dari senjata atom dan menghindari konflik nuklir.
tulis komentar anda