Gempa Magnitudo 7,4 di Indonesia, Australia Ikut Bergoyang
Kamis, 30 Desember 2021 - 06:58 WIB
JAKARTA - Gempa magnitudo 7,4 mengguncang kawasan di Laut Banda, Indonesia , Kamis (30/12/2021). Gempa ini juga menyebabkan wilayah Darwin, Australia , ikut bergoyang.
Versi Geoscience Australia (GA), kekuatan gempa adalah magnitudo 7,3. Lokasinya di Laut Banda selatan, utara Timor-Leste.
Gempa terjadi sesaat sebelum pukul 04.00 pagi waktu setempat dan tidak ada ancaman tsunami ke daratan, pulau atau wilayah Australia.
Ahli seismologi senior GA, Hadi Ghasemi, mengatakan gelombang seismik menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengguncang Top End.
"Pemodelan kami dan juga laporan pertama semuanya menunjukkan tingkat guncangan tanah sedang hingga ringan," katanya.
"Kami tidak mengharapkan adanya kerusakan pada struktur yang dibangun dengan baik."
Dia mengatakan bahwa efek gempa biasa dirasakan oleh masyarakat Darwin sekitar magnitudo 5. "Jadi tidak heran jika itu dirasakan secara luas oleh 1.900 orang di Australia," katanya.
Para warga Darwin melaporkan merasakan bumi bergetar selama sekitar satu menit ketika tumbukan mencapai Top End, dengan beberapa di antaranya juga melaporkan suara gemuruh.
Penghuni gedung apartemen mengatakan ada goyangan di beberapa gedung di kota dan pinggiran utara.
Ahli meteorologi independen Karl Lijnders mengatakan durasi tumbukan itu mengejutkan.
"Itu terus berjalan, dan terus, dan terus, bergoyang dan bergoyang dan berguling," katanya kepada radio ABC.
"Durasi itu benar-benar tidak biasa untuk bagian dunia ini," ujarnya.
"Pagi ini membuat saya terkejut untuk berapa lama dan suara yang menyertainya, itu benar-benar jenis suara yang berputar dan bersenandung."
Tahun lalu, beberapa penghuni bangunan di Central Business District (CBD) dievakuasi sebagai tindakan pencegahan ketika gempa magnitudo 7,2 melanda di Laut Banda.
Pagi ini, ada laporan getaran terasa di beberapa bagian Arnhem Land dan pedalaman di Taman Nasional Kakadu.
Versi Geoscience Australia (GA), kekuatan gempa adalah magnitudo 7,3. Lokasinya di Laut Banda selatan, utara Timor-Leste.
Gempa terjadi sesaat sebelum pukul 04.00 pagi waktu setempat dan tidak ada ancaman tsunami ke daratan, pulau atau wilayah Australia.
Ahli seismologi senior GA, Hadi Ghasemi, mengatakan gelombang seismik menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengguncang Top End.
"Pemodelan kami dan juga laporan pertama semuanya menunjukkan tingkat guncangan tanah sedang hingga ringan," katanya.
"Kami tidak mengharapkan adanya kerusakan pada struktur yang dibangun dengan baik."
Dia mengatakan bahwa efek gempa biasa dirasakan oleh masyarakat Darwin sekitar magnitudo 5. "Jadi tidak heran jika itu dirasakan secara luas oleh 1.900 orang di Australia," katanya.
Para warga Darwin melaporkan merasakan bumi bergetar selama sekitar satu menit ketika tumbukan mencapai Top End, dengan beberapa di antaranya juga melaporkan suara gemuruh.
Penghuni gedung apartemen mengatakan ada goyangan di beberapa gedung di kota dan pinggiran utara.
Ahli meteorologi independen Karl Lijnders mengatakan durasi tumbukan itu mengejutkan.
"Itu terus berjalan, dan terus, dan terus, bergoyang dan bergoyang dan berguling," katanya kepada radio ABC.
"Durasi itu benar-benar tidak biasa untuk bagian dunia ini," ujarnya.
"Pagi ini membuat saya terkejut untuk berapa lama dan suara yang menyertainya, itu benar-benar jenis suara yang berputar dan bersenandung."
Tahun lalu, beberapa penghuni bangunan di Central Business District (CBD) dievakuasi sebagai tindakan pencegahan ketika gempa magnitudo 7,2 melanda di Laut Banda.
Pagi ini, ada laporan getaran terasa di beberapa bagian Arnhem Land dan pedalaman di Taman Nasional Kakadu.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda