Pensiunan Jenderal India: Seruan Bunuh Muslim Mengancam Keamanan Nasional

Kamis, 23 Desember 2021 - 19:58 WIB
"Ini tentu bukan waktu yang tepat untuk perselisihan di antara penduduk kita", kata Malik.

"Sebenarnya, ini bukan waktu yang tepat untuk menyebarkan kebencian seperti itu", tambahnya seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (23/12/2021).



Mantan duta besar itu juga mengatakan bahwa "model pemerintahan" India sedang ditantang oleh organisasi-organisasi garis keras ini dan pemerintah harus "mengendalikan mereka".

Kekhawatiran dari orang-orang terkemuka muncul ketika beberapa video dari pendeta Hindu radikal Yati Narsinghanand Giri, yang merupakan salah satu pembicara utama dan penyelenggara acara, muncul secara online setelah pertemuan Haridwar.

“Pedang tidak cukup untuk membunuh umat Islam… Mereka telah menimbun senjata yang sangat canggih. Agama kami (Hindu) tidak akan diselamatkan hanya dengan mengangkat senjata," kata Giri saat berpidato di acara tersebut.

“Umat Islam (di India) memiliki ekonomi 400 juta orang. Anda (Hindu) berjumlah sekitar 1 miliar orang. Anda tidak memiliki cukup anak untuk menopang generasi masa depan Anda," lanjutnya saat acara berlangsung.

Sesuai Sensus federal terakhir pada tahun 2011, sekitar 172,2 juta orang India memeluk Islam, yang merupakan hampir 15 persen dari populasi. Populasi Hindu, di sisi lain, terdiri hampir 80 persen dari keseluruhan populasi.



“Jadi, lupakan tentang menggunakan pedang untuk membunuh mereka. Kami membutuhkan senjata canggih. Orang yang memiliki senjata lebih canggih selalu menang dalam pertarungan," sambungnya, dalam salah satu video.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More