Erdogan Desak Israel Lebih Peka dan Sensitif terhadap Palestina
Kamis, 09 Desember 2021 - 05:46 WIB
ANKARA - Presiden Turki , Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dia terbuka untuk meningkatkan hubungan dengan Israel . Tetapi, Israel harus terlebih dahulu menunjukkan kebijakan yang "lebih sensitif" terhadap Palestina .
Erdogan mengatakan kepada sekelompok wartawan di Qatar, Selasa (7/12/2021) malam, bahwa hubungan yang lebih baik dengan Israel akan "menguntungkan" bagi perdamaian di kawasan yang lebih luas.
“Tetapi pada titik ini, Israel perlu lebih sensitif mengenai kebijakannya tentang Palestina. Perlu sensitif tentang Yerusalem dan Masjid al-Aqsa,” kata Erdogan, mengacu pada kompleks yang suci bagi umat Yahudi dan Muslim.
“Segera setelah kami mendeteksi kepekaan, kami akan melakukan yang terbaik dan mengambil langkah (untuk hubungan yang lebih baik),” lanjut Erdogan. Komentar pemimpin Turki itu dilaporkan oleh Anadolu Agency yang dikelola pemerintah dan media Turki lainnya pada hari Rabu (8/12/2021).
Setelah menjadi sekutu regional yang kuat, hubungan antara Israel dan Turki telah berantakan selama masa jabatan Erdogan. Pemimpin Turki telah menjadi kritikus blak-blakan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Israel, pada bagiannya, kecewa dengan hubungan hangat Erdogan dengan Hamas, kelompok militan yang mengontrol Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teror.
Negara-negara tersebut menarik duta besarnya pada 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.
Erdogan mengatakan kepada sekelompok wartawan di Qatar, Selasa (7/12/2021) malam, bahwa hubungan yang lebih baik dengan Israel akan "menguntungkan" bagi perdamaian di kawasan yang lebih luas.
“Tetapi pada titik ini, Israel perlu lebih sensitif mengenai kebijakannya tentang Palestina. Perlu sensitif tentang Yerusalem dan Masjid al-Aqsa,” kata Erdogan, mengacu pada kompleks yang suci bagi umat Yahudi dan Muslim.
“Segera setelah kami mendeteksi kepekaan, kami akan melakukan yang terbaik dan mengambil langkah (untuk hubungan yang lebih baik),” lanjut Erdogan. Komentar pemimpin Turki itu dilaporkan oleh Anadolu Agency yang dikelola pemerintah dan media Turki lainnya pada hari Rabu (8/12/2021).
Setelah menjadi sekutu regional yang kuat, hubungan antara Israel dan Turki telah berantakan selama masa jabatan Erdogan. Pemimpin Turki telah menjadi kritikus blak-blakan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Israel, pada bagiannya, kecewa dengan hubungan hangat Erdogan dengan Hamas, kelompok militan yang mengontrol Jalur Gaza. Israel menganggap Hamas sebagai kelompok teror.
Negara-negara tersebut menarik duta besarnya pada 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.
Lihat Juga :
tulis komentar anda