Tentara China Bersumpah Hancurkan Separatisme Taiwan
Selasa, 12 Oktober 2021 - 23:34 WIB
Sejak awal Oktober, pesawat tempur China telah melakukan hampir 150 serangan ke zona pertahanan udara Taiwan – menandakan ketegangan tinggi antara Taipei dan Beijing. Namun, penerbangan itu telah berhenti dalam beberapa hari terakhir.
Selama akhir pekan, Presiden China Xi Jinping mengatakan separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk reunifikasi dengan China. Ia menambahkan bahwa reunifikasi yang diwujudkan dengan cara damai akan melayani kepentingan bangsa secara keseluruhan, termasuk 25 juta penduduk pulau itu.
Namun, presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Minggu menyatakan bahwa pulau itu dan China daratan tidak boleh bersubordinasi satu sama lain. Ia menambahkan bahwa Taiwan akan menolak pencaplokan atau perambahan atas kedaulatannya.
Sementara itu, laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa pasukan operasi khusus AS diam-diam telah melatih pasukan Taiwan selama berbulan-bulan, untuk mempersiapkan mereka melawan China. Washington telah mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taipei dan memasok senjata ke pulau itu, meskipun mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979.
Selama akhir pekan, Presiden China Xi Jinping mengatakan separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk reunifikasi dengan China. Ia menambahkan bahwa reunifikasi yang diwujudkan dengan cara damai akan melayani kepentingan bangsa secara keseluruhan, termasuk 25 juta penduduk pulau itu.
Namun, presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Minggu menyatakan bahwa pulau itu dan China daratan tidak boleh bersubordinasi satu sama lain. Ia menambahkan bahwa Taiwan akan menolak pencaplokan atau perambahan atas kedaulatannya.
Sementara itu, laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa pasukan operasi khusus AS diam-diam telah melatih pasukan Taiwan selama berbulan-bulan, untuk mempersiapkan mereka melawan China. Washington telah mempertahankan hubungan tidak resmi dengan Taipei dan memasok senjata ke pulau itu, meskipun mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979.
(ian)
tulis komentar anda