Menlu China kepada AS: China Hari Ini Tidak Sama dengan 100 Tahun Lalu
Sabtu, 03 Juli 2021 - 15:37 WIB
Mengenai masalah nuklir Iran, Wang mengatakan sangat penting bagi AS untuk membuat keputusan sebelumnya untuk bergabung kembali dengan perjanjian, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
"Penarikan sepihak AS dari JCPOA dan tekanan maksimumnya terhadap Iran adalah akar penyebab krisis nuklir Iran saat ini," ujar Wang.
"Seperti kata pepatah, dia yang mengikat busur harus melepaskannya," cetus Wang mengatakan dunia harus dengan tegas menentang konfrontasi "blok", mengutip upaya AS di kawasan Indo-Pasifik sebagai contoh.
"Ini adalah kebangkitan mentalitas Perang Dingin dan kemunduran sejarah. Itu harus dibuang ke tempat sampah," tegasnya.
"Memimpikan mimpi lama hegemoni selama Perang Dingin tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, apalagi membangun kembali dunia yang lebih baik," kata Wang.
Hubungan antara Beijing dan Washington tetap di titik didih di bawah Presiden AS Joe Biden, meskipun sempat memunculkan harapan akan membaik setelah Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.
Biden lambat untuk menghapus tarif yang diberlakukan Trump pada barang-barang China ketika pemerintah mengevaluasi serangkaian kebijakan baru.
Pembicaraan tatap muka pertama antara China dan AS pada bulan Maret lalu berujung pada pertengkaran antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Yang Jiechi, anggota Politbiro Partai Komunis yang berkuasa.
Washington dan Beijing dilaporkan sedang mendiskusikan pertemuan antara Blinken dan Wang di sebuah acara Kelompok 20 baru-baru ini di Italia, tetapi itu tidak pernah terjadi.
"Penarikan sepihak AS dari JCPOA dan tekanan maksimumnya terhadap Iran adalah akar penyebab krisis nuklir Iran saat ini," ujar Wang.
"Seperti kata pepatah, dia yang mengikat busur harus melepaskannya," cetus Wang mengatakan dunia harus dengan tegas menentang konfrontasi "blok", mengutip upaya AS di kawasan Indo-Pasifik sebagai contoh.
"Ini adalah kebangkitan mentalitas Perang Dingin dan kemunduran sejarah. Itu harus dibuang ke tempat sampah," tegasnya.
"Memimpikan mimpi lama hegemoni selama Perang Dingin tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, apalagi membangun kembali dunia yang lebih baik," kata Wang.
Hubungan antara Beijing dan Washington tetap di titik didih di bawah Presiden AS Joe Biden, meskipun sempat memunculkan harapan akan membaik setelah Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.
Biden lambat untuk menghapus tarif yang diberlakukan Trump pada barang-barang China ketika pemerintah mengevaluasi serangkaian kebijakan baru.
Pembicaraan tatap muka pertama antara China dan AS pada bulan Maret lalu berujung pada pertengkaran antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Yang Jiechi, anggota Politbiro Partai Komunis yang berkuasa.
Washington dan Beijing dilaporkan sedang mendiskusikan pertemuan antara Blinken dan Wang di sebuah acara Kelompok 20 baru-baru ini di Italia, tetapi itu tidak pernah terjadi.
tulis komentar anda