Henry Kissinger: AS-China Harus Hindari Perang AI 'Habis-habisan'
Sabtu, 01 Mei 2021 - 05:38 WIB
Kissinger juga menyerukan hubungan yang lebih kuat antara AS dan Eropa tetapi memperingatkan perbedaan antara keduanya akan mengurangi Eropa menjadi embel-embel Eurasia.
Dia mengatakan kedua belah pihak tidak harus menyetujui setiap kebijakan ekonomi tetapi harus memiliki konsep bersama dalam mengarahkan masa depan kawasan Atlantik secara historis dan strategis.
“Jika Eropa mengambil kebijakan untuk mengambil keuntungan dari ketidaksepakatan Amerika-China, itu akan membuat konfrontasi semakin tajam dan krisis semakin membebani. Saya tidak mendukung perang salib melawan China. Tapi saya mendukung untuk mengembangkan pemahaman strategis bersama sehingga situasi tidak akan meradang lebih lanjut dengan manuver terus menerus untuk keuntungan,” pungkasnya.
Komentar mantan diplomat top AS itu muncul di tengah persaingan sengit antara dua negara adidaya global, yang diperkirakan akan menyebabkan ketegangan lebih lanjut di tengah persaingan teknologi.
Kissinger menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional dan Menteri Luar Negeri untuk pemerintahan Nixon selama Perang Vietnam. Ia adalah sosok yang membuka jalan bagi China dan AS untuk membangun hubungan diplomatik pada tahun 1979.
Sebelumnya utusan senior China, Yang Jiechi, mendesak kerja sama yang lebih dalam antara kedua kekuatan. Ia menambahkan rakyat China akan menolak mereka yang berusaha menantang Partai Komunis China atau sistem politik dan kepemimpinan China.
Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya minggu ini menuduh Beijing otokratis dan meminta anggota parlemen untuk menyetujui dana triliunan untuk memungkinkan AS bersaing dengan China.
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengecam pidato itu sebagai penistaan dan manipulasi nilai-nilai demokrasi dan mendesak kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama di tengah ketegangan.
tulis komentar anda