Bak Malaikat Penolong, Masjid di India Jadi Bangsal Perawatan COVID-19

Jum'at, 30 April 2021 - 15:34 WIB
Ruangan masjid jadi bangsal perawatan pasien COVID-19 di India. Foto/twitter
NEW DELHI - Ketika rumah sakit dan fasilitas medis India kewalahan dengan lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini, berbagai organisasi dan warga Muslim membantu meringankan beban itu.

Mereka menawarkan pasokan oksigen dan ruang tempat tidur kepada pasien-pasien yang kritis.

India adalah negara kedua terparah terkena virus corona setelah Amerika Serikat (AS). India saat ini memiliki lebih dari 18,3 juta kasus dan 204.832 kematian, meskipun beberapa ahli yakin jumlah sebenarnya lebih besar.







Kementerian Kesehatan India mengumumkan rekor jumlah kasus positif dan kematian lainnya dalam 24 jam terakhir, dengan 379.257 kasus baru dan 3.645 kematian baru.



Arab News melaporkan kelompok Muslim telah mulai mengubah masjid-masjid menjadi fasilitas perawatan COVID-19 sementara, seperti masjid Jahangirpura di negara bagian barat, kota Vadodara Gujurat.



"Situasi COVID-19 di kota tidak baik dan orang-orang tidak mendapatkan tempat tidur di rumah sakit, jadi kami memutuskan membuka fasilitas untuk memberikan bantuan kepada orang-orang," ujar Irfan Sheikh, pengelola masjid.

"Dalam beberapa hari setelah pembukaan fasilitas, semua 50 tempat tidur terisi sehingga Anda bisa membayangkan tekanan seperti apa yang dialami rumah sakit," tutur Sheikh.

Menurut dia, masjid itu dapat menambah 50 tempat tidur lagi jika pasokan oksigen dapat diandalkan.

"Kami menghadapi kesulitan pasokan oksigen dan masjid telah membuka ruangnya untuk melayani umat manusia yang menderita," ungkap dia.

Masjid Darool Uloom di kota yang sama juga membuka pintunya yang menawarkan 142 tempat tidur dilengkapi oksigen serta 20 perawat dan tiga dokter di lokasi.

"Kami dapat membuat fasilitas COVID-19 1.000 tempat tidur, tetapi pasokan oksigen menjadi kendala," tutur Ashfaq Malek Tandalja, anggota komite pengelola masjid, kepada Arab News.

Gujurat, negara bagian asal Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, adalah salah satu yang terkena dampak terparah di negara itu.

Negara bagian itu melaporkan hampir 1.500 kasus dan lebih dari 150 kematian pada Selasa. Otoritas lokal mengumumkan jam malam yang lebih ketat di tengah meningkatnya kasus di negara bagian itu.

Penulis India Arundhati Roy mengkritik penanganan Modi atas krisis virus corona dan perayaan "kemenangan" terlalu dini atas virus korona.

Roy menganggap kebijakan Modi dan dampaknya pada India saat ini sebagai "kejahatan langsung terhadap kemanusiaan."

"Sistem belum runtuh. Pemerintah telah gagal. Mungkin 'gagal' adalah kata yang tidak akurat, karena yang kita saksikan bukanlah kelalaian kriminal, tetapi kejahatan langsung terhadap kemanusiaan," tulis dia di Guardian.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More