Pemerintah RI: Vaksinasi WNA Hanya untuk Diplomat dan Organisasi Internasional
Selasa, 13 April 2021 - 15:01 WIB
JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menegaskan vaksinasi COVID-19 terhadap warga negara asing yang difasilitasi pemerintah hanya berlaku untuk para diplomat dan organisasi-organisasi internasional saja.
Penegasan ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai bertemu Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut berlangsung 8 April lalu. Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Selasa (13/4/2021), keduataan itu juga memberikan konfirmasi yang sama soal peruntukan vaksin COVID-19 untuk WNA yang difasilitasi pemerintah RI.
Dalam pertemuannya, Menlu Raab dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi membahas bagaimana membuat kemajuan untuk mencapai tiga tujuan, yakni bersiap untuk pandemi berikutnya, semua negara bekerjasama melawan COVID-19 melalui dukungan dan keterlibatan penuh dengan WHO, COVAX, GAVI dan CEPI dan akses vaksin untuk semua.
Saat mempersiapkan untuk menghadapi pandemi berikutnya, baik Inggris maupun Indonesia telah menekankan betapa pentingnya hal tersebut.
Di PBB pada bulan September, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan rencana lima poin untuk meningkatkan
kesiapan menghadapi pandemi berikutnya.
Inggris dan Indonesia sama-sama memiliki kesempatan untuk berkoordinasi membuat kemajuan melalui Kepresidenan Inggris di
kelompok negara G7 tahun ini dan Kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022 untuk membantu dunia bangkit menghadapi tantangan pandemi COVID-19.
Mengenai multilateralisme, Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden RI Joko Widodo telah menandatangani seruan bersama oleh para pemimpin dunia yang diterbitkan pada 30 Maret, yang menunjukkan kesamaan pemikiran tentang skala tantangan
dan apa yang perlu dilakukan dunia dalam merespon hal tersebut.
Mengenai akses vaksin global, lebih dari 1 miliar vaksin akan dikirimkan ke 92 negara berkembang tahun ini melalui skema COVAX. Inggris adalah salah satu donor terbesar dan yang terdepan dalam mekanisme tersebut.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memiliki peran kunci sebagai salah satu dari tiga Ketua Bersama (Co-Chair) COVAX.
Lebih lanjut, Menlu Raab dan Menkes Budi Gunadi juga membahas kerjasama bilateral yang kuat di sektor kesehatan antara
Inggris dan Indonesia, yang diperluas hingga mencakup Inggris yang mendukung kemampuan pengurutan genom Indonesia melalui pelatihan dan Teknologi Informasi.
Institut Eijkman sudah memiliki hubungan dengan Universitas Oxford, dan ada potensi untuk melakukan lebih banyak lagi. Nota kesepahaman atau MoU yang ditandatangani tahun lalu telah meningkatkan kerjasama antara Inggris dan Indonesia di bidang telemedicine. Sektor ini menjadi lebih bermanfaat selama pandemi.
Menlu Raab mengatakan bahwa mengalahkan pandemi adalah sebuah upaya global yang membutuhkan inovasi, kemitraan dan determinasi, dan Inggris memimpin dalam hal ini. Dia menambahkan bahwa Inggris telah berkomitmen memberikan 1,3 miliar Poundsterling (setara Rp26 triliun) untuk mengakhiri pandemi COVID-19.
“Itu termasuk donasi senilai £548 juta (setara Rp11 triliun untuk inisiatif COVAX, yang diketuai bersama (Co-Chair) oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi, yang saat ini mendistribusikan vaksin guna menyelamatkan nyawa di Indonesia termasuk mereka yang
paling membutuhkannya seperti petugas tenaga kesehatan, lansia dan masyarakat biasa lainnya," ujar Raab.
Sementara itu Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pandemi tidak dapat diakhiri dengan hanya satu negara yang bertindak sendiri. Menurutnya, perlu kolaborasi yang baik dan kuat dari semua negara.
“Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi pandemi Covid-19. Vaksinasi sudah dimulai sejak Januari 2021 untuk
kelompok prioritas warga negara Indonesia. Hari ini, kami memulai vaksinasi untuk semua diplomat asing dan organisasi-organisasi internasional," kata Budi.
Penegasan ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai bertemu Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut berlangsung 8 April lalu. Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Selasa (13/4/2021), keduataan itu juga memberikan konfirmasi yang sama soal peruntukan vaksin COVID-19 untuk WNA yang difasilitasi pemerintah RI.
Dalam pertemuannya, Menlu Raab dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi membahas bagaimana membuat kemajuan untuk mencapai tiga tujuan, yakni bersiap untuk pandemi berikutnya, semua negara bekerjasama melawan COVID-19 melalui dukungan dan keterlibatan penuh dengan WHO, COVAX, GAVI dan CEPI dan akses vaksin untuk semua.
Saat mempersiapkan untuk menghadapi pandemi berikutnya, baik Inggris maupun Indonesia telah menekankan betapa pentingnya hal tersebut.
Di PBB pada bulan September, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan rencana lima poin untuk meningkatkan
kesiapan menghadapi pandemi berikutnya.
Inggris dan Indonesia sama-sama memiliki kesempatan untuk berkoordinasi membuat kemajuan melalui Kepresidenan Inggris di
kelompok negara G7 tahun ini dan Kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022 untuk membantu dunia bangkit menghadapi tantangan pandemi COVID-19.
Mengenai multilateralisme, Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden RI Joko Widodo telah menandatangani seruan bersama oleh para pemimpin dunia yang diterbitkan pada 30 Maret, yang menunjukkan kesamaan pemikiran tentang skala tantangan
dan apa yang perlu dilakukan dunia dalam merespon hal tersebut.
Mengenai akses vaksin global, lebih dari 1 miliar vaksin akan dikirimkan ke 92 negara berkembang tahun ini melalui skema COVAX. Inggris adalah salah satu donor terbesar dan yang terdepan dalam mekanisme tersebut.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memiliki peran kunci sebagai salah satu dari tiga Ketua Bersama (Co-Chair) COVAX.
Lebih lanjut, Menlu Raab dan Menkes Budi Gunadi juga membahas kerjasama bilateral yang kuat di sektor kesehatan antara
Inggris dan Indonesia, yang diperluas hingga mencakup Inggris yang mendukung kemampuan pengurutan genom Indonesia melalui pelatihan dan Teknologi Informasi.
Institut Eijkman sudah memiliki hubungan dengan Universitas Oxford, dan ada potensi untuk melakukan lebih banyak lagi. Nota kesepahaman atau MoU yang ditandatangani tahun lalu telah meningkatkan kerjasama antara Inggris dan Indonesia di bidang telemedicine. Sektor ini menjadi lebih bermanfaat selama pandemi.
Menlu Raab mengatakan bahwa mengalahkan pandemi adalah sebuah upaya global yang membutuhkan inovasi, kemitraan dan determinasi, dan Inggris memimpin dalam hal ini. Dia menambahkan bahwa Inggris telah berkomitmen memberikan 1,3 miliar Poundsterling (setara Rp26 triliun) untuk mengakhiri pandemi COVID-19.
“Itu termasuk donasi senilai £548 juta (setara Rp11 triliun untuk inisiatif COVAX, yang diketuai bersama (Co-Chair) oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi, yang saat ini mendistribusikan vaksin guna menyelamatkan nyawa di Indonesia termasuk mereka yang
paling membutuhkannya seperti petugas tenaga kesehatan, lansia dan masyarakat biasa lainnya," ujar Raab.
Sementara itu Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa pandemi tidak dapat diakhiri dengan hanya satu negara yang bertindak sendiri. Menurutnya, perlu kolaborasi yang baik dan kuat dari semua negara.
“Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi pandemi Covid-19. Vaksinasi sudah dimulai sejak Januari 2021 untuk
kelompok prioritas warga negara Indonesia. Hari ini, kami memulai vaksinasi untuk semua diplomat asing dan organisasi-organisasi internasional," kata Budi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda