Target Vaksinasi Australia Meleset, Hanya 670.000 dari Target 4 Juta Orang
Rabu, 31 Maret 2021 - 15:45 WIB
CANBERRA - Australia masih jauh dari target vaksinasi COVID-19, hanya sekitar 670.000 orang yang telah disuntik dari target awal 4 juta orang pada akhir Maret.
Peluncuran yang lambat menempatkan Australia di belakang banyak negara maju lainnya.
Pemerintah menyalahkan kendala dalam pasokan vaksin dari Eropa, sementara banjir baru-baru ini di pantai timur telah memperlambat pengiriman vaksin.
Pemerintah negara bagian juga mengeluhkan distribusi yang lebih lambat dari perkiraan dan kurangnya kepastian pasokan.
Media lokal melaporkan kesalahan kontraktor swasta yang disewa untuk membantu peluncuran vaksinasi itu.
Menteri Kesehatan Federal Australia Greg Hunt menyebut rekor 72.826 vaksinasi pada Selasa, yang katanya menunjukkan program vaksinasi semakin cepat setelah dimulainya produksi domestik vaksin AstraZeneca oleh perusahaan bioteknologi Australia CSL Ltd.
"Kita tetap berada di jalur untuk menyelesaikan dosis pertama bagi semua warga Australia yang memintanya pada akhir Oktober," papar dia.
Australia sebagian besar telah membatasi penyebaran virus corona, dengan lockdown cepat, penutupan perbatasan dan sistem pelacakan cepat, melaporkan hanya sekitar 29.300 kasus COVID-19 dan 909 kematian.
Namun, pejabat kesehatan mengakui kecepatan vaksinasi yang lambat berarti risiko gelombang kasus lain belum berkurang.
“Kita berada dalam situasi di mana kita berada pada risiko yang sama tinggi seperti yang kita alami sejak awal pandemi,” ungkap Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly.
Target yang terlewat terjadi ketika wabah COVID-19 di negara bagian Queensland telah menyebabkan lockdown tiga hari di ibu kota Brisbane, membuat rencana liburan Paskah bagi ribuan orang berantakan.
Queensland pada Rabu (31/3) mengatakan telah mendeteksi hanya dua kasus lokal baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.
Pernyataan itu memicu beberapa optimisme lockdown selama tiga hari di ibu kota negara bagian Brisbane akan dicabut pada Kamis.
Lebih dari dua juta penduduk kota terbesar ketiga di Australia itu telah diminta tinggal di rumah karena pihak berwenang mencoba menahan dua kelompok virus yang berbeda, sekarang terdiri atas 17 kasus.
Negara bagian New South Wales melaporkan satu kasus lokal baru terkait wabah Queensland pada Rabu, mendorong pembatasan baru dan pembatalan festival musik blues besar selama Paskah.
Lihat Juga: Kemampuan Rudal China Melesat, Negara Tetangga Indonesia Ini Tingkatkan Pertahanan Misil
Peluncuran yang lambat menempatkan Australia di belakang banyak negara maju lainnya.
Pemerintah menyalahkan kendala dalam pasokan vaksin dari Eropa, sementara banjir baru-baru ini di pantai timur telah memperlambat pengiriman vaksin.
Pemerintah negara bagian juga mengeluhkan distribusi yang lebih lambat dari perkiraan dan kurangnya kepastian pasokan.
Media lokal melaporkan kesalahan kontraktor swasta yang disewa untuk membantu peluncuran vaksinasi itu.
Menteri Kesehatan Federal Australia Greg Hunt menyebut rekor 72.826 vaksinasi pada Selasa, yang katanya menunjukkan program vaksinasi semakin cepat setelah dimulainya produksi domestik vaksin AstraZeneca oleh perusahaan bioteknologi Australia CSL Ltd.
"Kita tetap berada di jalur untuk menyelesaikan dosis pertama bagi semua warga Australia yang memintanya pada akhir Oktober," papar dia.
Australia sebagian besar telah membatasi penyebaran virus corona, dengan lockdown cepat, penutupan perbatasan dan sistem pelacakan cepat, melaporkan hanya sekitar 29.300 kasus COVID-19 dan 909 kematian.
Namun, pejabat kesehatan mengakui kecepatan vaksinasi yang lambat berarti risiko gelombang kasus lain belum berkurang.
“Kita berada dalam situasi di mana kita berada pada risiko yang sama tinggi seperti yang kita alami sejak awal pandemi,” ungkap Kepala Petugas Medis Australia Paul Kelly.
Target yang terlewat terjadi ketika wabah COVID-19 di negara bagian Queensland telah menyebabkan lockdown tiga hari di ibu kota Brisbane, membuat rencana liburan Paskah bagi ribuan orang berantakan.
Queensland pada Rabu (31/3) mengatakan telah mendeteksi hanya dua kasus lokal baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.
Pernyataan itu memicu beberapa optimisme lockdown selama tiga hari di ibu kota negara bagian Brisbane akan dicabut pada Kamis.
Lebih dari dua juta penduduk kota terbesar ketiga di Australia itu telah diminta tinggal di rumah karena pihak berwenang mencoba menahan dua kelompok virus yang berbeda, sekarang terdiri atas 17 kasus.
Negara bagian New South Wales melaporkan satu kasus lokal baru terkait wabah Queensland pada Rabu, mendorong pembatasan baru dan pembatalan festival musik blues besar selama Paskah.
Lihat Juga: Kemampuan Rudal China Melesat, Negara Tetangga Indonesia Ini Tingkatkan Pertahanan Misil
(sya)
tulis komentar anda