Miliki Bayi dari Bocah 13 Tahun, Perempuan Ini Dipenjara 30 Bulan

Selasa, 19 Mei 2020 - 14:27 WIB
Leah Cordice, 20, babysitter di Inggris yang dihukum penjara 30 bulan karena berhubungan seks dengan bocah lelaki 13 tahun hingga memiliki bayi. Foto/BBC
READING - Seorang babysitter di Inggris yang telah menikah melakukan hubungan seks dengan bocah laki-laki berusia 13 hingga akhirnya memiliki bayi. Perempuan itu dinyatakan bersalah dan dihukum penjara selama 30 bulan.

Hukuman penjara dia jalani bersama bayi hasil skandal asusilanya. Kasus ini terjadi 2017 lalu dan hukuman dijatuhkan pada Senin kemarin. Bocah remaja itu kini diperkirakan berusia 15 tahun.

Pada saat kejadian, pengasuh bernama Leah Cordice, 20, keluar malam untuk minum dan akhirnya pergi ke kamar korban yang kala itu sedang bermain Xbox. Menurut hakim Pengadilan Reading Crown, Codice merayu bocah tersebut dan meminta untuk berhubungan seks.

Cordice yang bekerja sebagai babysitter di sebuah tempat penitipan anak-anak membantah aktivitas seksualnya. Dia mengklaim bahwa dirinya telah diperkosa oleh bocah lelaki tersebut.

Cordice dinyatakan bersalah oleh hakim pengadilan karena berhubungan seks dengan korban yang masih di bawah umur setidaknya dalam lima kesempatan.

Hakim Peter Clarke QC, mengatakan; "Cordice menegaskan bahwa yang sebenarnya adalah bahwa dia telah diperkosa oleh korban pada beberapa kesempatan."

"Sudah dapat dimengerti di pengadilan bahwa pemeriksaan psikiatris telah menemukan Cordice memiliki kemampuan intelektual dengan IQ 70 hingga 85. Saya mengalami kesulitan dengan penilaian itu," kata hakim.

"Cordice memberikan bukti. Dia agresif dan lincah dalam pemeriksaan silang," paparnya, seperti dikutip dari Mirror, Selasa (19/5/2020). (Baca: Miliki Bayi dari Bocah 13 Tahun, Perempuan 20 Tahun Ini Klaim Diperkosa )

"Pada satu tahap saya tidak punya alternatif selain untuk memperingatkannya bahwa dia sendiri melakukan tindakan merugikan dalam interaksinya dengan penasihat hukum. Cukuplah untuk mengatakan bahwa dia tidak menunjukkan penyesalan atas peristiwa tersebut," lanjut hakim.

"Memang saya tidak mendengar indikasi baik dari Cordice maupun korban bahwa dia memeluknya dengan kasih sayang tertentu, bukti dari setidaknya satu saksi adalah obsesi fisik dan kesenangan diri sebagai lawan dari keterikatan emosional," papar Hakim Peter.

Dalam pernyataan, bocah lelaki yang dinyatakan sebagai korban tersebut mengatakan dia telah didiagnosis dengan kecemasan berpisah oleh seorang psikolog. Dia tidak bisa bersama dengan bayi hasil skandal asusila tersebut.

"Saya tidak bisa melihat anak saya dan belum terlibat dengan dia baru-baru ini. Melihat putri saya dan kemudian membawanya keluar dari hidup saya sangat sulit untuk mengatasinya," kata bocah remaja tersebut di pengadilan.

"Rasanya saya dihukum untuk apa yang telah saya lalui. Saya berharap di masa depan saya bisa beralih dari ini dan memiliki hubungan dengan putri saya," imbuh dia .

Selama persidangan, pengadilan mendengar wawancara polisi bocah itu, di mana dia menceritakan bagaimana pelecehan itu dimulai ketika Leah Cordice mulai memeluk dan menciumnya hingga meminta berhubungan badan.

Panel hakim telah diberitahu bagaimana Cordice telah merayu bocah itu dengan mengirim beragam teks termasuk memanggilnya "imut". Dia juga memberi korban uang untuk membeli ikan dan keripik.

Pengacara terdakwa, Tara McCarthy, mengatakan kliennya masih terjebak oleh pernyataannya bahwa dia tidak melakukan kesalahan. "Ini adalah kasus yang menyedihkan. Sama sekali tidak ada pemenang. Kesenjangan usia antara korban dan Cordice relatif terbatas," katanya.

"Dia adalah orang yang sangat tidak dewasa, dan dia tentu saja itu membuat situasinya sulit."

Pada bulan Maret 2017, bocah lelaki itu diwawancarai oleh polisi setelah salah satu teman Cordice mengirim email ke tempat dia bekerja untuk mencoba membongkar perselingkuhan. Informasi itu membuatnya dipecat.

Cordice mengecam tuduhan itu sebagai tindakan jahat. Setelah ibu bocah lelaki tersebut mengadu ke polisi, Leah Cordice akhirnya ditangkap di rumahnya di Windsor pada 9 Juli 2018 dan dia kemudian diperiska polisi.

Dia telah memberikan pernyataan yang sudah disiapkan, di mana dia menyangkal terlibat kontak seksual dengan bocah itu. "Dia selalu naksir pada saya dan akan selalu membuat pernyataan yang tidak pantas dan melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti mencengkeram saya dan mengganggu saya," katanya kala itu.

Dia membantah bahwa korban adalah ayah dari bayinya. Tapi, dia dipaksa untuk mengambil tes DNA, di mana 14 juta kali lebih mungkin daripada tidak bahwa anak laki-laki berusia 13 tahun adalah ayah dari bayinya.

Cordice telah tinggal bersama suaminya, Robbins, seorang mekanik magang yang percaya bahwa dia adalah ayah dari bayi tersebut. Dia ingin membesarkan bayi itu seolah-olah si bayi adalah putrinya sendiri.

Robbins, 21, telah terpisah dengan Cordice sejak kasus ini muncul. "Ada pertengkaran langsung setelah tes DNA. Saya menangis tersungkur. Jujur, jika Anda ingin berbicara tentang trauma, itu membuat saya trauma," katanya.

"Saya memiliki pekerjaan yang aman, saya memiliki tempat yang bagus, saya memiliki hubungan yang baik. Saya memiliki kehidupan yang luar biasa."

"Semuanya berjalan dengan baik dan tiba-tiba semuanya diambil dari saya; anak saya, istri saya, rumah, pekerjaan," paparnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More