Mantan Penasihat Politik Tuding Joe Biden Lakukan Kekerasan Seksual
Jum'at, 17 April 2020 - 10:28 WIB
WASHINGTON - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membantah tudingan pernah melakukan pelecehan seksual terhadap mantan penasihat politiknya, Tara Reade, ketika menjadi senator selama hampir 30 tahun. Reader yang pernah bekerja sebagai asisten staf di kantor Biden mengatakan, mantan bosnya melakukan kekerasan seksual terhadapnya.
“Itu (pelecehan seksual) sama sekali tidak terjadi,” kata tim kampanye Biden, dilansir BBC. Biden (77) kini merupakan kandidat utama calon presiden (capres) dari Partai Demokrat. “Dia (Biden) dengan tegas meyakini bahwa perempuan itu (Reade) memiliki hak untuk didengar dengan hormat,” demikian disebutkan tim kampanye Biden. Klaim Reade, menurut tim kampanye Biden, umumnya diberitakan oleh media independen. “Klaim tersebut tidak benar,” tegas mereka.
Reade (56) menggambarkan tudingan pelecehan seksual itu dalam wawancara dengan host podcast Katie Halper pada Maret lalu. Dia menceritakan bahwa dirinya mengantarkan tas gym ke Biden pada musim semi pada 1993. Ketika itu pelecehan seksual terjadi. Reade mengaku melawan saat pelecehan seksual tersebut terjadi. “Faktanya, dia (Biden) adalah juaranya hak perempuan di matanya,” katanya.
Reade mendaftarkan kasus pelecehan seksual itu pada 9 April lalu kepada polisi. Dia mengungkapkan, dirinya adalah korban kekerasan seksual. Namun, dia tidak menyebutkan nama Biden pada laporan tersebut. Dia mengklaim, dirinya melaporkan kasus itu karena alasan keselamatan.
Ternyata, Reade bukan satu-satunya perempuan yang menuding Biden melakukan skandal seksual. Dia merupakan satu dari delapan orang yang mengklaim sebagai korban kekerasan seksual oleh Biden. Mereka umumnya menuding Biden melakukan kekerasan seksual, seperti memeluk dan mencium secara paksa. Sebagai respons, Biden mengungkapkan dirinya akan berjanji lebih “perhatian” saat berinteraksi.
Pertanyaannya, apakah tudingan baru Reade akan mengganggu kampanyenya? Jawabannya tidak. "Rakyat AS mengetahui bahwa 'keagungan sensitif' ketika Joe Biden hendak mendapatkan nominasi capres," kata Katty Kay, analis politik dari BBC. (Andika H Mustaqim)
“Itu (pelecehan seksual) sama sekali tidak terjadi,” kata tim kampanye Biden, dilansir BBC. Biden (77) kini merupakan kandidat utama calon presiden (capres) dari Partai Demokrat. “Dia (Biden) dengan tegas meyakini bahwa perempuan itu (Reade) memiliki hak untuk didengar dengan hormat,” demikian disebutkan tim kampanye Biden. Klaim Reade, menurut tim kampanye Biden, umumnya diberitakan oleh media independen. “Klaim tersebut tidak benar,” tegas mereka.
Reade (56) menggambarkan tudingan pelecehan seksual itu dalam wawancara dengan host podcast Katie Halper pada Maret lalu. Dia menceritakan bahwa dirinya mengantarkan tas gym ke Biden pada musim semi pada 1993. Ketika itu pelecehan seksual terjadi. Reade mengaku melawan saat pelecehan seksual tersebut terjadi. “Faktanya, dia (Biden) adalah juaranya hak perempuan di matanya,” katanya.
Reade mendaftarkan kasus pelecehan seksual itu pada 9 April lalu kepada polisi. Dia mengungkapkan, dirinya adalah korban kekerasan seksual. Namun, dia tidak menyebutkan nama Biden pada laporan tersebut. Dia mengklaim, dirinya melaporkan kasus itu karena alasan keselamatan.
Ternyata, Reade bukan satu-satunya perempuan yang menuding Biden melakukan skandal seksual. Dia merupakan satu dari delapan orang yang mengklaim sebagai korban kekerasan seksual oleh Biden. Mereka umumnya menuding Biden melakukan kekerasan seksual, seperti memeluk dan mencium secara paksa. Sebagai respons, Biden mengungkapkan dirinya akan berjanji lebih “perhatian” saat berinteraksi.
Pertanyaannya, apakah tudingan baru Reade akan mengganggu kampanyenya? Jawabannya tidak. "Rakyat AS mengetahui bahwa 'keagungan sensitif' ketika Joe Biden hendak mendapatkan nominasi capres," kata Katty Kay, analis politik dari BBC. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda