Ratusan Napi Positif Covid-19, Para Tahanan Politik Turki Terancam
Rabu, 13 Mei 2020 - 09:50 WIB
Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul mengatakan virus corona baru menyebar di kalangan napi di penjara yang penuh sesak. Tercatat ada belasan kasus positif Covid-19 di antara napi pada pertengahan April, sedangkan tiga penderita meninggal dunia. Sebanyak 79 sipir penjara, 80 hakim, jaksa, dan tim forensik juga terjangkit virus tersebut.
Jumlah tersebut telah meningkat. Dalam pernyataan pers pekan lalu, Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul mengatakan 120 napi dari berbagai penjara telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru. Dia mengklaim bahwa kementerian telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani ancaman penularan Covid-19 di penjara.
Data worldometers pada hari ini menunjukkan Turki memiliki 141.475 kasus infeksi Covid-19 dengan 3.894 kematian dan sebanyak 98.889 pasien berhasil disembuhkan.
Tanda-tanda mengkhawatirkan dari sejumlah penjara mendorong keluarga, organisasi internasional dan tokoh-tokoh terkenal untuk menuntut tindakan segera. Penjara Silivri di pinggiran barat Istanbul muncul sebagai pusat krisis Covid-19, dan menimbulkan keresahan keluarga para tahanan. Hal ini kemudian memunculkan kampanye di Twitter dengan tanda pagar #silivrideinsanlaroluyor yang artinya "orang-orang meninggal di penjara Silivri".
Setidaknya 44 orang dinyatakan positif terkena virus corona di penjara Silivri. Yang membedakan Silivri dari penjara lain adalah statusnya yang menampung banyak tahanan politik terkenal—jurnalis hingga penulis—dan napi pasca-kudeta yang mencakup jenderal berpangkat tinggi, hakim dan kepala polisi yang menjadi korban pembersihan.
Keluarga dan pengacara para napi juga melakukan kampanye di media sosial untuk memberi perhatian pada kondisi mengerikan di penjara Silivri. Salah satu isu yang muncul adalah adanya tuduhan administrasi penjara sengaja menempatkan tahanan yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan di antara tahanan yang sehat di sel-sel yang sempit.
Kati Piri, mantan Pelapor Parlemen Eropa di Turki, turut mengingatkan bahaya besar adanya penularan massal di penjara, dan mendesak pemerintah untuk membebaskan para tahanan politik.
Jumlah tersebut telah meningkat. Dalam pernyataan pers pekan lalu, Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul mengatakan 120 napi dari berbagai penjara telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru. Dia mengklaim bahwa kementerian telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani ancaman penularan Covid-19 di penjara.
Data worldometers pada hari ini menunjukkan Turki memiliki 141.475 kasus infeksi Covid-19 dengan 3.894 kematian dan sebanyak 98.889 pasien berhasil disembuhkan.
Tanda-tanda mengkhawatirkan dari sejumlah penjara mendorong keluarga, organisasi internasional dan tokoh-tokoh terkenal untuk menuntut tindakan segera. Penjara Silivri di pinggiran barat Istanbul muncul sebagai pusat krisis Covid-19, dan menimbulkan keresahan keluarga para tahanan. Hal ini kemudian memunculkan kampanye di Twitter dengan tanda pagar #silivrideinsanlaroluyor yang artinya "orang-orang meninggal di penjara Silivri".
Setidaknya 44 orang dinyatakan positif terkena virus corona di penjara Silivri. Yang membedakan Silivri dari penjara lain adalah statusnya yang menampung banyak tahanan politik terkenal—jurnalis hingga penulis—dan napi pasca-kudeta yang mencakup jenderal berpangkat tinggi, hakim dan kepala polisi yang menjadi korban pembersihan.
Keluarga dan pengacara para napi juga melakukan kampanye di media sosial untuk memberi perhatian pada kondisi mengerikan di penjara Silivri. Salah satu isu yang muncul adalah adanya tuduhan administrasi penjara sengaja menempatkan tahanan yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan di antara tahanan yang sehat di sel-sel yang sempit.
Kati Piri, mantan Pelapor Parlemen Eropa di Turki, turut mengingatkan bahaya besar adanya penularan massal di penjara, dan mendesak pemerintah untuk membebaskan para tahanan politik.
(min)
tulis komentar anda