Paus Fransiskus Ajak Berdoa agar Robot Tak Melawan Manusia
Jum'at, 13 November 2020 - 15:35 WIB
VATIKAN - Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk berdoa agar robot dan teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) tidak melawan manusia. Dia berharap teknologi tersebut selalu melayani umat manusia daripada melucuti "martabat" kemanusiaannya.
Dalam pidato doa bulanannya, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa meskipun robot dapat membawa perubahan positif bagi dunia, hal itu juga dapat memperburuk “ketidaksetaraan” di seluruh planet.
“Kecerdasan buatan adalah inti dari perubahan penting yang kita alami. Robot dapat mewujudkan dunia yang lebih baik jika digabungkan dengan kebaikan bersama. Memang kalau kemajuan teknologi meningkatkan ketimpangan, itu bukan kemajuan yang sebenarnya," katanya seperti dikutip New York Post, Jumat (13/11/2020).
“Kemajuan di masa depan harus berorientasi pada penghormatan martabat pribadi dan ciptaan. Mari kita berdoa semoga kemajuan robotika dan kecerdasan buatan dapat selalu bermanfaat bagi umat manusia...bisa dibilang, semoga 'jadi manusia'," ujarnya. (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
Pesan tersebut membahas kekhawatiran bahwa peningkatan perkembangan robot dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan—kemungkinan memperlebar kesenjangan disparitas kekayaan global.
Contoh lain dari potensi "ketidaksetaraan" yang didorong oleh teknologi mencakup setidaknya dua penangkapan yang salah terhadap pria kulit hitam berdasarkan algoritma pengenalan wajah yang cacat, dan hasil ujian yang diduga bias terhadap siswa dari latar belakang yang lebih miskin.
Awal tahun ini, Vatikan mempromosikan dokumen berjudul "Panggilan Roma untuk Etika AI", yang menyoroti enam prinsip yang harus diikuti oleh pembuat kecerdasan buatan. Itu termasuk transparansi, ketidakberpihakan dan inklusi.
Dalam pidato doa bulanannya, Paus Fransiskus memperingatkan bahwa meskipun robot dapat membawa perubahan positif bagi dunia, hal itu juga dapat memperburuk “ketidaksetaraan” di seluruh planet.
“Kecerdasan buatan adalah inti dari perubahan penting yang kita alami. Robot dapat mewujudkan dunia yang lebih baik jika digabungkan dengan kebaikan bersama. Memang kalau kemajuan teknologi meningkatkan ketimpangan, itu bukan kemajuan yang sebenarnya," katanya seperti dikutip New York Post, Jumat (13/11/2020).
“Kemajuan di masa depan harus berorientasi pada penghormatan martabat pribadi dan ciptaan. Mari kita berdoa semoga kemajuan robotika dan kecerdasan buatan dapat selalu bermanfaat bagi umat manusia...bisa dibilang, semoga 'jadi manusia'," ujarnya. (Baca: Trump Pecat Bos Pentagon, Persiapan Kudeta Militer terhadap Biden? )
Pesan tersebut membahas kekhawatiran bahwa peningkatan perkembangan robot dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan—kemungkinan memperlebar kesenjangan disparitas kekayaan global.
Contoh lain dari potensi "ketidaksetaraan" yang didorong oleh teknologi mencakup setidaknya dua penangkapan yang salah terhadap pria kulit hitam berdasarkan algoritma pengenalan wajah yang cacat, dan hasil ujian yang diduga bias terhadap siswa dari latar belakang yang lebih miskin.
Awal tahun ini, Vatikan mempromosikan dokumen berjudul "Panggilan Roma untuk Etika AI", yang menyoroti enam prinsip yang harus diikuti oleh pembuat kecerdasan buatan. Itu termasuk transparansi, ketidakberpihakan dan inklusi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda