Meski Lockdown Terbesar di Dunia, Ratusan Polisi India Positif COVID-19
Kamis, 07 Mei 2020 - 23:20 WIB
NEW DELHI - Ratusan polisi India telah dites positif terinfeksi virus corona baru, COVID-19, dalam beberapa hari terakhir. Padahal, negara ini telah memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown terbesar di dunia untuk mengekang penyebaran virus.
Sekitar 3 juta polisi berusaha memastikan bahwa mayoritas dari 1,3 miliar orang India tinggal di rumah. Aksi polisi di negara ini telah jadi sorotan dunia ketika mereka memukuli para pekerja migran yang mencoba naik bus kota untuk mencapai desa mereka.
India telah lockdown sejak 25 Maret dan mengonfirmasi 53,045 kasus infeksi COVID-19 dengan 1.787 kematian dan sebanyak 15.331 pasien berhasil disembuhkan.
Seorang perwira senior di Negara Bagian Maharashtra barat mengatakan jumlah kasus infeksi COVID-19 melonjak hampir dua kali lipat di kepolisian di daerah tersebut pada minggu lalu. Maharashtra, negara bagian yang paling terpukul, telah melaporkan total 15.525 kasus infeksi pada hari Selasa lalu.
"Lebih dari 450 orang dari kepolisian negara sekarang telah dinyatakan positif dan empat meninggal karena virus," kata perwira tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/5/2020).
Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Maharashtra, Anil Deshmukh, mengatakan ruang kontrol sedang disiapkan khusus untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh polisi di Maharashtra.
Enam perwira polisi senior di setidaknya enam negara bagian di India mengatakan lusinan polisi di wilayah hukum mereka mengajukan cuti sakit, takut kalau-kalau mereka akan terinfeksi.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri India mengatakan mereka mengetahui masalah ini dan memantau situasi.
"Patroli dan pengendalian massa di daerah yang terkena dampak COVID-19 menjadi lebih berbahaya daripada memerangi para penjahat," kata Salunkhe, seorang polisi Mumbai yang setuju untuk dikutip menggunakan nama belakangnya. "Setidaknya dalam kasus-kasus itu kita bisa melihat musuh."
Di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, setidaknya 155 petugas polisi dan beberapa personel paramiliter telah terinfeksi COVID-19. Data ini dipaparkan seorang pejabat senior pemerintah.
Komisaris polisi kota utama negara bagian itu, Ahmedabad, mengatakan kepada Reuters bahwa 95 anggota polisi dan paramiliter telah dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19.
Kota itu memerintahkan semua toko, kecuali yang menyediakan susu dan obat-obatan, untuk menutup dari Rabu tengah malam hingga 15 Mei—menerapkan lockdown yang lebih ketat daripada lockdown nasional yang dimulai sejak 25 Maret lalu—dalam upaya untuk mengekang lonjakan infeksi.
Menurut data pemerintah, kota Ahmedabad menyumbang lebih dari dua pertiga kasus virus corona baru di Gujarat dan sekitar tiga perempat kematiannya.
Sekitar 3 juta polisi berusaha memastikan bahwa mayoritas dari 1,3 miliar orang India tinggal di rumah. Aksi polisi di negara ini telah jadi sorotan dunia ketika mereka memukuli para pekerja migran yang mencoba naik bus kota untuk mencapai desa mereka.
India telah lockdown sejak 25 Maret dan mengonfirmasi 53,045 kasus infeksi COVID-19 dengan 1.787 kematian dan sebanyak 15.331 pasien berhasil disembuhkan.
Seorang perwira senior di Negara Bagian Maharashtra barat mengatakan jumlah kasus infeksi COVID-19 melonjak hampir dua kali lipat di kepolisian di daerah tersebut pada minggu lalu. Maharashtra, negara bagian yang paling terpukul, telah melaporkan total 15.525 kasus infeksi pada hari Selasa lalu.
"Lebih dari 450 orang dari kepolisian negara sekarang telah dinyatakan positif dan empat meninggal karena virus," kata perwira tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/5/2020).
Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Maharashtra, Anil Deshmukh, mengatakan ruang kontrol sedang disiapkan khusus untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh polisi di Maharashtra.
Enam perwira polisi senior di setidaknya enam negara bagian di India mengatakan lusinan polisi di wilayah hukum mereka mengajukan cuti sakit, takut kalau-kalau mereka akan terinfeksi.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri India mengatakan mereka mengetahui masalah ini dan memantau situasi.
"Patroli dan pengendalian massa di daerah yang terkena dampak COVID-19 menjadi lebih berbahaya daripada memerangi para penjahat," kata Salunkhe, seorang polisi Mumbai yang setuju untuk dikutip menggunakan nama belakangnya. "Setidaknya dalam kasus-kasus itu kita bisa melihat musuh."
Di Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, setidaknya 155 petugas polisi dan beberapa personel paramiliter telah terinfeksi COVID-19. Data ini dipaparkan seorang pejabat senior pemerintah.
Komisaris polisi kota utama negara bagian itu, Ahmedabad, mengatakan kepada Reuters bahwa 95 anggota polisi dan paramiliter telah dirawat di rumah sakit dengan gejala COVID-19.
Kota itu memerintahkan semua toko, kecuali yang menyediakan susu dan obat-obatan, untuk menutup dari Rabu tengah malam hingga 15 Mei—menerapkan lockdown yang lebih ketat daripada lockdown nasional yang dimulai sejak 25 Maret lalu—dalam upaya untuk mengekang lonjakan infeksi.
Menurut data pemerintah, kota Ahmedabad menyumbang lebih dari dua pertiga kasus virus corona baru di Gujarat dan sekitar tiga perempat kematiannya.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda