Pilpres Amerika, Trump Kembali Gelorakan Perang Psikologis

Selasa, 13 Oktober 2020 - 12:15 WIB
Ketidakjelasan informasi ini dinilai sebagai salah satu senjatanya selama perang psikologi dengan Biden sehingga kepercayadirian institusi yang mengandalkan data keras menurun. Media massa dan akademisi yang menulis tentang Covid-19 atau perubahan iklim akan langsung diserang serta dituduh sebagai penyebar hoaks.

Serangan serupa juga dilepaskan Trump selama kampanye Pilpres AS 2020 sehingga banyak warga AS ragu suaranya akan dihitung. “Para ahli berhipotesis Trump mengeksploitasi berbagai celah untuk memperlambat perhitungan hasil pilpres agar melewati deadline sehingga terpiculah Electoral Count Act. Dia berharap bisa menang,” kata Ruth.

Fokus Wilayah Pertama

Sejak sembuh dari Covid-19, Trump telah memulihkan kampanye, terutama di layar kaca. Dia kini fokus mengemukakan visi dan misinya di wilayah yang lebih awal melakukan pencoblosan. Kepala tim sukses Trump, Bill Stepien, berupaya menyebarkan iklan dalam berbagai platform dan format agar masyarakat semakin sadar tentang visi misi Trump. (Baca juga: Tips Aman ke Dokter Gigi Selama Covid-19)

“Kami memasang iklan baru di depan Joe Biden. Dia telah membawa lebih banyak orang kiri dibandingkan Bernie Sanders,” kicau Trump di Twitter. Namun, penasihat Trump menolak memaparkan lebih detail terkait kampanye itu. Berdasarkan agenda, wilayah pertama yang menggelar pilpres ialah Florida, Michigan, North Carolina, dan Pennsylvania.

Stepien mengatakan iklan kampanye juga akan ditayangkan di televisi berbayar dan gratis. Kemarin, dia telah menggelar pertemuan dengan staf yang lain untuk merundingkan strategi kampanye. Semangat itu tidak terlepas dari keberhasilan mereka memulihkan popularitas Trump, setidaknya dia kini sejajar dengan Biden.

“Semua iklan kampanye yang dipasang harus berorientasi pada tujuan dan sesuai dengan aturan politik yang ada di negeri ini (AS),” kata Stepien. “Semua tindakan itu akan masuk dalam malapraktik jika kami tidak berhati-hati. Kami harus bisa membelanjakan anggaran kampanye ini dengan pesan yang benar di tempat yang tepat,” ujarnya. (Lihat videonya: Kelompok Geng Motor di Medan Terjaring Razia Polisi)

Dengan sisa waktu kurang lebih sebulan lagi, Trump dan Biden terus menggencarkan kampanye. Namun, keduanya memiliki strategi berbeda. Trump lebih senang memilih kampanye iring-iringan yang melibatkan ribuan orang, sedangkan Biden memilih kampanye dengan peserta terbatas demi mematuhi protokol kesehatan. (Muh Shamil)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More