Fatah: Kesepakatan dengan Hamas untuk Lawan Plot AS-Israel
Minggu, 27 September 2020 - 21:09 WIB

Fatah menyatakan, kesepakatannya dengan Hamas bertujuan untuk melawan plot Amerika Serikat (AS) dan Israel menghancurkan perjuangan Palestina. Foto/REUTERS
RAMALLAH - Fatah menyatakan, kesepakatannya dengan Hamas bertujuan untuk melawan plot Amerika Serikat ( AS) dan Israel menghancurkan perjuangan Palestina . Fatah dan Hamas mengadakan pembicaraan di Turki pekan lalu, di mana mereka sepakat untuk mengadakan pemilihan legislatif dan presiden.
"Perjanjian tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyatukan posisi Palestina untuk membatalkan jalannya plot AS-Israel," kata wakil pemimpin Fatah, Mahmoud al-Aloul dalam sebuah pernyataan. ( Baca juga: Kuwait Desak Israel Hentikan Pendudukan di Palestina )
"Kesepakatan Fatah-Hamas juga bertujuan untuk menghadapi langkah beberapa negara Arab untuk menormalkan hubungan mereka dengan negara pendudukan Israel," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (27/9/2020).
Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani kesepakatan yang disponsori AS awal bulan ini untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel. Warga Palestina telah mengecam perjanjian normalisasi sebagai pengkhianatan atas perjuangan mereka untuk mengakhiri pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah mereka.
Di kesempatan yang sama, al-Aloul memuji penolakan Qatar untuk memimpin kursi kepresidenan bergilir Liga Arab setelah Palestina menolak untuk memimpin sesi badan pan-Arab tersebut sebagai protes atas kesepakatan normalisasi baru-baru ini.
"Peran Liga Arab dibelokkan dan gagal mempertahankan resolusinya," katanya. ( Baca juga: Meghan Markle Berambisi Jadi Presiden Amerika Serikat)
"Perjanjian tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyatukan posisi Palestina untuk membatalkan jalannya plot AS-Israel," kata wakil pemimpin Fatah, Mahmoud al-Aloul dalam sebuah pernyataan. ( Baca juga: Kuwait Desak Israel Hentikan Pendudukan di Palestina )
"Kesepakatan Fatah-Hamas juga bertujuan untuk menghadapi langkah beberapa negara Arab untuk menormalkan hubungan mereka dengan negara pendudukan Israel," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (27/9/2020).
Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani kesepakatan yang disponsori AS awal bulan ini untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel. Warga Palestina telah mengecam perjanjian normalisasi sebagai pengkhianatan atas perjuangan mereka untuk mengakhiri pendudukan Israel selama puluhan tahun di tanah mereka.
Di kesempatan yang sama, al-Aloul memuji penolakan Qatar untuk memimpin kursi kepresidenan bergilir Liga Arab setelah Palestina menolak untuk memimpin sesi badan pan-Arab tersebut sebagai protes atas kesepakatan normalisasi baru-baru ini.
"Peran Liga Arab dibelokkan dan gagal mempertahankan resolusinya," katanya. ( Baca juga: Meghan Markle Berambisi Jadi Presiden Amerika Serikat)
(esn)
Lihat Juga :