Profil Gabriel Boric, Presiden Cile Pendukung Palestina yang Sering Kutuk Israel
Jum'at, 29 November 2024 - 17:30 WIB
SANTIAGO - Gabriel Boric merupakan Presiden ke-37 Cile. Ia mulai memimpin salah satu negara Amerika Latin tersebut sejak 2022 lalu.
Pada sepak terjangnya, Boric dikenal sebagai pemimpin negara yang aktif mendukung Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Tak hanya itu, ia juga kerap mengutuk atau memberikan kecaman atas aksi-aksi Israel yang menindas warga Palestina di Gaza.
Melalui sebuah kesempatan, Boric bahkan pernah menyebut Israel melanggar hukum internasional di depan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Mengutip Reuters, momen ini terjadi kala Boric berkunjung ke Washington pada November 2023 lalu.
Pada kesempatan itu, Boric mengatakan dirinya mengutuk serangan 7 Oktober yang dilakukan Hamas ke Israel. Namun, di sisi lain dia juga menyebut pemboman balasan Israel terhadap Gaza tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.
Gabriel Boric Font lahir di Punta Arenas pada 11 Februari 1986. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Maria Soledad Font Aguilera dan Luis Javier Boric Scarpa.
Mengutip situs kepresidenan Cile, Boric menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di The British School di Punta Arenas. Di sana, ia pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke Prancis saat berusia 15 tahun.
Tamat sekolah, pada 2004 Boric melanjutkan pendidikan di Sekolah Hukum Universidad de Chile. Selama masa studinya, Boric pernah terpilih sebagai konselor Federacion de Estudiantes de la Universidad de Chile (Federasi Mahasiswa Universidad de Chile) mewakili Fakultas Hukum.
Tahun berikutnya, ia memimpin Centro de Estudiantes de Derecho (Pusat Mahasiswa Hukum). Saat memasuki tahun terakhir, Boric juga memimpin protes pendidikan di seluruh Chile.
Waktu itu, ribuan mahasiswa mengambil alih kampus dan fakultas, serta turun ke jalanan guna menuntut pendidikan gratis yang berkualitas untuk semua kalangan.
Protes tersebut akhirnya dapat dipadamkan dengan kompromi, bahwa beberapa mahasiswa akan mendapatkan kesempatan belajar dengan gratis.
Pada 2013, Boric memutuskan memulai kariernya sebagai wakil rakyat dengan pencalonannya sebagai anggota Kongres untuk Distrik 28 (Antartika, Tanjung Horn, Laguna Blanca, Natales, Porvenir, Primavera, Punta Arenas, Rio Verde, San Gregorio, Timaukel, dan Torres del Paine).
Ia kemudian terpilih dengan suara mayoritas pertama di distrik tersebut.
Selama awal masa jabatannya (2014 hingga 2018), Boric bersama sejumlah rekannya mengajukan rancangan undang-undang untuk mengurangi tunjangan parlemen.
Ia juga menjadi anggota komisi tetap untuk Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Adat, Zona Ekstrem dan Antartika Chili, serta Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial.
Pada 2016, Boric menjadi salah satu anggota pendiri Frente Amplio yang mencalonkan Presiden Beatriz Sánchez.
Dalam pemilihan tersebut, mereka sukses mengonsolidasikan partai sebagai kekuatan politik terbesar ketiga di negara meski sebenarnya baru terbentuk beberapa bulan saja.
Kemudian Boric juga terpilih lagi untuk periode kedua. Sebagai anggota Kongres, kali ini ia menjadi anggota komisi tetap untuk Konstitusi, Legislasi, Kehakiman dan Regulasi, serta Zona Ekstrem dan Antartika Chili.
Pada Oktober 2019, Chili mengalami krisis sosial-politik yang hebat. Berminggu-minggu terjadi demonstrasi ketidakpuasan yang meluas, Boric memutuskan untuk menandatangani “Perjanjian untuk Perdamaian Sosial dan Konstitusi Baru”.
Sekitar Maret 2021, Boric diumumkan sebagai calon presiden oleh partai politiknya, Convergencia Social. Di sini, ia juga didukung oleh partai Revolucion Democratica.
Berlangsung dua putaran, Boric terpilih sebagai Presiden Cile pada Desember 2021. Ia kemudian dilantik pada 11 Maret 2022 dan masih berlanjut hingga sekarang.
Sebagai Presiden Cile, Gabriel Boric dikenal aktif membela Palestina dalam konfliknya dengan Israel.
Contohnya bisa diambil saat dirinya menolak untuk menerima mandat Duta Besar Israel yang baru Gil Artzyeli pada September 2022.
Artzyeli yang sudah berada di istana presiden untuk pertemuan tiba-tiba diberitahu bahwa kredensial tidak akan diterima pada hari itu.
Menyusul sorotan yang muncul, sumber-sumber pemerintah Cile mengatakan kepada situs berita Ex-Ante bahwa Boric memutuskan untuk tidak menemui duta besar Israel karena kebiadaban mereka di Gaza.
"Karena hari ini (Kamis) adalah hari yang sangat sensitif karena kematian anak di bawah umur di Jalur Gaza," kata beberapa sumber pemerintah.
Demikian ulasan mengenai profil Gabriel Boric, Presiden Cile pendukung Palestina yang sering mengutuk Israel.
Pada sepak terjangnya, Boric dikenal sebagai pemimpin negara yang aktif mendukung Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Tak hanya itu, ia juga kerap mengutuk atau memberikan kecaman atas aksi-aksi Israel yang menindas warga Palestina di Gaza.
Melalui sebuah kesempatan, Boric bahkan pernah menyebut Israel melanggar hukum internasional di depan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Mengutip Reuters, momen ini terjadi kala Boric berkunjung ke Washington pada November 2023 lalu.
Pada kesempatan itu, Boric mengatakan dirinya mengutuk serangan 7 Oktober yang dilakukan Hamas ke Israel. Namun, di sisi lain dia juga menyebut pemboman balasan Israel terhadap Gaza tidak proporsional dan melanggar hukum internasional.
Profil Gabriel Boric
Gabriel Boric Font lahir di Punta Arenas pada 11 Februari 1986. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Maria Soledad Font Aguilera dan Luis Javier Boric Scarpa.
Mengutip situs kepresidenan Cile, Boric menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di The British School di Punta Arenas. Di sana, ia pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke Prancis saat berusia 15 tahun.
Tamat sekolah, pada 2004 Boric melanjutkan pendidikan di Sekolah Hukum Universidad de Chile. Selama masa studinya, Boric pernah terpilih sebagai konselor Federacion de Estudiantes de la Universidad de Chile (Federasi Mahasiswa Universidad de Chile) mewakili Fakultas Hukum.
Tahun berikutnya, ia memimpin Centro de Estudiantes de Derecho (Pusat Mahasiswa Hukum). Saat memasuki tahun terakhir, Boric juga memimpin protes pendidikan di seluruh Chile.
Waktu itu, ribuan mahasiswa mengambil alih kampus dan fakultas, serta turun ke jalanan guna menuntut pendidikan gratis yang berkualitas untuk semua kalangan.
Protes tersebut akhirnya dapat dipadamkan dengan kompromi, bahwa beberapa mahasiswa akan mendapatkan kesempatan belajar dengan gratis.
Pada 2013, Boric memutuskan memulai kariernya sebagai wakil rakyat dengan pencalonannya sebagai anggota Kongres untuk Distrik 28 (Antartika, Tanjung Horn, Laguna Blanca, Natales, Porvenir, Primavera, Punta Arenas, Rio Verde, San Gregorio, Timaukel, dan Torres del Paine).
Ia kemudian terpilih dengan suara mayoritas pertama di distrik tersebut.
Selama awal masa jabatannya (2014 hingga 2018), Boric bersama sejumlah rekannya mengajukan rancangan undang-undang untuk mengurangi tunjangan parlemen.
Ia juga menjadi anggota komisi tetap untuk Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Adat, Zona Ekstrem dan Antartika Chili, serta Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial.
Pada 2016, Boric menjadi salah satu anggota pendiri Frente Amplio yang mencalonkan Presiden Beatriz Sánchez.
Dalam pemilihan tersebut, mereka sukses mengonsolidasikan partai sebagai kekuatan politik terbesar ketiga di negara meski sebenarnya baru terbentuk beberapa bulan saja.
Kemudian Boric juga terpilih lagi untuk periode kedua. Sebagai anggota Kongres, kali ini ia menjadi anggota komisi tetap untuk Konstitusi, Legislasi, Kehakiman dan Regulasi, serta Zona Ekstrem dan Antartika Chili.
Pada Oktober 2019, Chili mengalami krisis sosial-politik yang hebat. Berminggu-minggu terjadi demonstrasi ketidakpuasan yang meluas, Boric memutuskan untuk menandatangani “Perjanjian untuk Perdamaian Sosial dan Konstitusi Baru”.
Sekitar Maret 2021, Boric diumumkan sebagai calon presiden oleh partai politiknya, Convergencia Social. Di sini, ia juga didukung oleh partai Revolucion Democratica.
Berlangsung dua putaran, Boric terpilih sebagai Presiden Cile pada Desember 2021. Ia kemudian dilantik pada 11 Maret 2022 dan masih berlanjut hingga sekarang.
Gabriel Boric Sering Bela Palestina
Sebagai Presiden Cile, Gabriel Boric dikenal aktif membela Palestina dalam konfliknya dengan Israel.
Contohnya bisa diambil saat dirinya menolak untuk menerima mandat Duta Besar Israel yang baru Gil Artzyeli pada September 2022.
Artzyeli yang sudah berada di istana presiden untuk pertemuan tiba-tiba diberitahu bahwa kredensial tidak akan diterima pada hari itu.
Menyusul sorotan yang muncul, sumber-sumber pemerintah Cile mengatakan kepada situs berita Ex-Ante bahwa Boric memutuskan untuk tidak menemui duta besar Israel karena kebiadaban mereka di Gaza.
"Karena hari ini (Kamis) adalah hari yang sangat sensitif karena kematian anak di bawah umur di Jalur Gaza," kata beberapa sumber pemerintah.
Demikian ulasan mengenai profil Gabriel Boric, Presiden Cile pendukung Palestina yang sering mengutuk Israel.
Baca Juga
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda