Inggris Isyaratkan akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung
Sabtu, 23 November 2024 - 14:01 WIB
LONDON - Inggris kemungkinan besar akan menghormati surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika dia datang berkunjung.
Pernyataan itu diungkap langsung oleh juru bicara 10 Downing Street atau kantor Perdana Menteri Inggris.
ICC yang berpusat di Den Haag mengumumkan pada hari Kamis (21/11/2024) bahwa mereka memburu Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan konflik Gaza. Israel dan Amerika Serikat (AS) telah mengecam keputusan ICC tersebut.
“Inggris akan selalu mematuhi kewajiban hukumnya sebagaimana ditetapkan oleh hukum domestik, dan juga hukum internasional,” tegas juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer kepada media negara itu pada hari Jumat.
Namun, dia menambahkan prosedur domestik yang terkait dengan surat perintah penangkapan ICC tidak pernah digunakan oleh Inggris, karena tidak ada seorang pun yang diinginkan oleh pengadilan tersebut yang pernah mengunjungi negara tersebut.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper mengatakan “tidaklah pantas” baginya untuk mengomentari surat perintah tersebut, karena ICC adalah lembaga independen.
"Kami selalu menghormati pentingnya hukum internasional, tetapi dalam sebagian besar kasus yang mereka tangani, kasus-kasus tersebut tidak menjadi bagian dari proses hukum Inggris," ujar dia kepada Sky News.
Dia menjelaskan, “Yang dapat saya katakan adalah jelas, posisi pemerintah Inggris tetap kami percaya fokusnya harus pada upaya mencapai gencatan senjata di Gaza."
Namun, Emily Thornberry, Anggota Parlemen Partai Buruh yang mengepalai Komite Urusan Luar Negeri, bersikap lebih langsung saat berbicara kepada media tersebut.
"Jika Netanyahu datang ke Inggris, kewajiban kami berdasarkan Konvensi Roma adalah menangkapnya berdasarkan surat perintah dari ICC," tegas Thornberry.
Dia menekankan, "Sebenarnya bukan masalah harus atau tidak, kami diharuskan melakukannya karena kami adalah anggota ICC."
Kantor Netanyahu mengatakan Israel "menolak dengan jijik tindakan tidak masuk akal dan salah yang dilakukan terhadapnya oleh ICC."
“AS secara mendasar menolak keputusan tersebut dan sangat prihatin dengan kesalahan proses yang meresahkan yang menyebabkannya,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS pada hari Kamis.
Sejauh ini, Belanda, Swiss, Irlandia, Italia, Swedia, Belgia, dan Norwegia telah mengumumkan mereka akan mematuhi surat perintah ICC.
Adapun Prancis mengatakan surat perintah tersebut sah tetapi sebenarnya menangkap pemimpin Israel akan menjadi "rumit secara hukum."
Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Budapest dan mengatakan surat perintah ICC "tidak akan berpengaruh" di negara anggota Uni Eropa dan NATO.
Pernyataan itu diungkap langsung oleh juru bicara 10 Downing Street atau kantor Perdana Menteri Inggris.
ICC yang berpusat di Den Haag mengumumkan pada hari Kamis (21/11/2024) bahwa mereka memburu Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan konflik Gaza. Israel dan Amerika Serikat (AS) telah mengecam keputusan ICC tersebut.
“Inggris akan selalu mematuhi kewajiban hukumnya sebagaimana ditetapkan oleh hukum domestik, dan juga hukum internasional,” tegas juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer kepada media negara itu pada hari Jumat.
Namun, dia menambahkan prosedur domestik yang terkait dengan surat perintah penangkapan ICC tidak pernah digunakan oleh Inggris, karena tidak ada seorang pun yang diinginkan oleh pengadilan tersebut yang pernah mengunjungi negara tersebut.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper mengatakan “tidaklah pantas” baginya untuk mengomentari surat perintah tersebut, karena ICC adalah lembaga independen.
"Kami selalu menghormati pentingnya hukum internasional, tetapi dalam sebagian besar kasus yang mereka tangani, kasus-kasus tersebut tidak menjadi bagian dari proses hukum Inggris," ujar dia kepada Sky News.
Dia menjelaskan, “Yang dapat saya katakan adalah jelas, posisi pemerintah Inggris tetap kami percaya fokusnya harus pada upaya mencapai gencatan senjata di Gaza."
Namun, Emily Thornberry, Anggota Parlemen Partai Buruh yang mengepalai Komite Urusan Luar Negeri, bersikap lebih langsung saat berbicara kepada media tersebut.
"Jika Netanyahu datang ke Inggris, kewajiban kami berdasarkan Konvensi Roma adalah menangkapnya berdasarkan surat perintah dari ICC," tegas Thornberry.
Dia menekankan, "Sebenarnya bukan masalah harus atau tidak, kami diharuskan melakukannya karena kami adalah anggota ICC."
Kantor Netanyahu mengatakan Israel "menolak dengan jijik tindakan tidak masuk akal dan salah yang dilakukan terhadapnya oleh ICC."
“AS secara mendasar menolak keputusan tersebut dan sangat prihatin dengan kesalahan proses yang meresahkan yang menyebabkannya,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS pada hari Kamis.
Sejauh ini, Belanda, Swiss, Irlandia, Italia, Swedia, Belgia, dan Norwegia telah mengumumkan mereka akan mematuhi surat perintah ICC.
Adapun Prancis mengatakan surat perintah tersebut sah tetapi sebenarnya menangkap pemimpin Israel akan menjadi "rumit secara hukum."
Sementara itu, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah mengundang Netanyahu untuk mengunjungi Budapest dan mengatakan surat perintah ICC "tidak akan berpengaruh" di negara anggota Uni Eropa dan NATO.
(sya)
tulis komentar anda