Israel Bunuh Nasrallah, Tangis dan Marah Campur Aduk di Beirut

Minggu, 29 September 2024 - 10:42 WIB
“Kami telah melalui begitu banyak perang, tidak ada yang seperti serangan yang menimpa kami kemarin,” kata Rabia, seorang wanita yang awalnya melarikan diri dari Lebanon Selatan tetapi kemudian mendapati dirinya mengungsi lagi.

Rabia adalah salah satu dari puluhan orang yang terpaksa mengungsi dari Dahiyeh pada Jumat malam dan mencari perlindungan di ruang terbuka di pusat kota Beirut dan di tepi jalan. Mereka tetap telantar sambil mencari tahu ke mana harus pergi.

Laporan kematian Nasrallah mengguncang seluruh area di dekat Lapangan Martir. Orang-orang yang sudah berduka atas kematian orang-orang terkasih mereka setelah serangan pada malam sebelumnya diliputi kesedihan dan kemarahan yang lebih dalam.

Banyak orang menangis di jalan saat mereka berusaha memahami besarnya berita yang baru saja mereka terima.

“Berita ini sungguh tidak dapat dipercaya,” kata Walid Mohammad, yang juga melarikan diri dari Dahiyeh. “Hati kami membara. Ada benjolan di hati kami.”

“Saya harap ini lelucon, berita palsu, karena pria ini tidak dapat digantikan,” imbuh dia. “Tidak mungkin. Semoga Tuhan membalas kematiannya.”

Beberapa pendukung Nasrallah mulai mempertanyakan keputusan Hizbullah untu memulai bentrok dengan Israel pada 8 Oktober, yang dilakukan kelompok itu untuk mendukung Hamas di Gaza.

"Mengapa dia memasuki perang ini?" kata Rabia. "Apakah kita meringankan beban Gaza? Tidak. Dan sekarang, Sayed sudah tiada, siapa yang akan menggantikannya sekarang?"

"Tidak seorang pun dapat menggantikannya, tidak seorang pun dapat menggantikannya,” ujarnya.

Rabia juga mengkritik Poros Perlawanan yang dipimpin Iran, dengan mengatakan bahwa sementara Houthi Yaman mendukung Hizbullah, Suriah dan Iran tidak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More