Tak Hadiri Pemakaman Haniyeh, Mahmoud Abbas Justru Memberi Hormat pada Shimon Peres Waktu Dimakamkan
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 21:25 WIB
GAZA - Sejumlah aktivis menyampaikan keberatan mereka di media atas ketidakhadiran Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dari pemakaman Perdana Menteri Palestina terpilih dan kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, di ibu kota Qatar, Doha.
Para aktivis mengkritik ketidakhadiran Abbas di pemakaman Haniyeh. padahal, Abbas dulu menghadiri pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres.
Namun, kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa Abbas mengirim Wakil Ketua Gerakan Fatah Mahmoud Al-Aloul dan Sekretaris Komite Sentral gerakan tersebut Jibril Rajoub ke Doha untuk berpartisipasi dalam pemakaman tersebut.
Upacara pemakaman Perdana Menteri Palestina terpilih Ismail Haniyeh berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, setelah salat Jumat di Masjid Muhammad Bin Abdul Wahhab, yang merupakan masjid terbesar di Qatar. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Imam Pendiri di Lusail.
Khalil Al-Hayya, seorang anggota biro politik Hamas, memimpin ribuan jamaah dalam salat jenazah untuk Haniyeh dan pengawalnya, yang dihadiri oleh ribuan orang.
Sementara itu, Emir Qatar, Tamim bin Hamad al Thani, bersama dengan anggota pemerintah Turki, pejabat dari Pakistan dan Malaysia, dan perwakilan dari berbagai faksi Palestina, menghadiri pemakaman pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Doha.
Haniyeh tewas di Teheran dalam sebuah serangan yang dituduhkan kepada Israel.
Jaringan televisi Qatar Al Jazeera melaporkan bahwa al Thani dan ayahnya, Hamad bin Khalifa al Thani, serta Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, menghadiri upacara pemalaman di masjid Mohamed bin Abdulwahab, yang merupakan masjid terbesar di Qatar.
Pejabat senior Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, Wakil Presiden, dan Presiden Parlemen Turki, juga hadir. Delegasi diplomatik dari Pakistan dan Malaysia hadir, menurut jaringan tersebut.
Kementerian luar negeri Turki melaporkan di akun X-nya bahwa Fidan bertemu dengan pemimpin Hamas terkemuka Khaled Meshal di Doha untuk menyampaikan belasungkawa.
Perwakilan Hamas, Fatah, dan Jihad Islam Palestina juga berpartisipasi dalam salat jenazah, menunjukkan persatuan setelah pembunuhan kepala biro politik Hamas.
Anggota biro politik Hamas Jalil al Hayya memimpin salat singkat di depan peti jenazah Haniyeh, yang kemudian dibawa keluar dari masjid dalam prosesi massal untuk dimakamkan di pemakaman di Lusail, utara Doha.
Pengunjung yang hadir di pemakaman dibatasi hanya untuk pejabat negara, perwakilan faksi Palestina, dan kerabat Haniyeh karena terbatasnya kapasitas pemakaman.
Namun, di masjid, ratusan orang tidak dapat masuk dan berlindung di bawah jembatan terdekat untuk mendengarkan salat, menghindari suhu 43 derajat Celsius yang menyengat.
Saat mereka meninggalkan tempat tersebut, puluhan orang meneriakkan slogan-slogan seperti "Bebaskan Palestina," di tengah kehadiran polisi yang kuat di Doha selama upacara tersebut.
Jenazah Haniyeh diterbangkan dari Teheran, tempat ia tinggal sejak 2019, dan tempat kantor politik Hamas juga berada.
Pemakaman Haniyeh telah diadakan pada hari Kamis di Teheran, dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, dan dihadiri oleh ribuan orang, termasuk pejabat tinggi politik dan militer Iran.
Para aktivis mengkritik ketidakhadiran Abbas di pemakaman Haniyeh. padahal, Abbas dulu menghadiri pemakaman mantan Presiden Israel Shimon Peres.
Namun, kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa Abbas mengirim Wakil Ketua Gerakan Fatah Mahmoud Al-Aloul dan Sekretaris Komite Sentral gerakan tersebut Jibril Rajoub ke Doha untuk berpartisipasi dalam pemakaman tersebut.
Upacara pemakaman Perdana Menteri Palestina terpilih Ismail Haniyeh berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, setelah salat Jumat di Masjid Muhammad Bin Abdul Wahhab, yang merupakan masjid terbesar di Qatar. Ia kemudian dimakamkan di pemakaman Imam Pendiri di Lusail.
Khalil Al-Hayya, seorang anggota biro politik Hamas, memimpin ribuan jamaah dalam salat jenazah untuk Haniyeh dan pengawalnya, yang dihadiri oleh ribuan orang.
Sementara itu, Emir Qatar, Tamim bin Hamad al Thani, bersama dengan anggota pemerintah Turki, pejabat dari Pakistan dan Malaysia, dan perwakilan dari berbagai faksi Palestina, menghadiri pemakaman pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Doha.
Haniyeh tewas di Teheran dalam sebuah serangan yang dituduhkan kepada Israel.
Jaringan televisi Qatar Al Jazeera melaporkan bahwa al Thani dan ayahnya, Hamad bin Khalifa al Thani, serta Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, menghadiri upacara pemalaman di masjid Mohamed bin Abdulwahab, yang merupakan masjid terbesar di Qatar.
Pejabat senior Turki, termasuk Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, Wakil Presiden, dan Presiden Parlemen Turki, juga hadir. Delegasi diplomatik dari Pakistan dan Malaysia hadir, menurut jaringan tersebut.
Kementerian luar negeri Turki melaporkan di akun X-nya bahwa Fidan bertemu dengan pemimpin Hamas terkemuka Khaled Meshal di Doha untuk menyampaikan belasungkawa.
Perwakilan Hamas, Fatah, dan Jihad Islam Palestina juga berpartisipasi dalam salat jenazah, menunjukkan persatuan setelah pembunuhan kepala biro politik Hamas.
Anggota biro politik Hamas Jalil al Hayya memimpin salat singkat di depan peti jenazah Haniyeh, yang kemudian dibawa keluar dari masjid dalam prosesi massal untuk dimakamkan di pemakaman di Lusail, utara Doha.
Pengunjung yang hadir di pemakaman dibatasi hanya untuk pejabat negara, perwakilan faksi Palestina, dan kerabat Haniyeh karena terbatasnya kapasitas pemakaman.
Namun, di masjid, ratusan orang tidak dapat masuk dan berlindung di bawah jembatan terdekat untuk mendengarkan salat, menghindari suhu 43 derajat Celsius yang menyengat.
Saat mereka meninggalkan tempat tersebut, puluhan orang meneriakkan slogan-slogan seperti "Bebaskan Palestina," di tengah kehadiran polisi yang kuat di Doha selama upacara tersebut.
Jenazah Haniyeh diterbangkan dari Teheran, tempat ia tinggal sejak 2019, dan tempat kantor politik Hamas juga berada.
Pemakaman Haniyeh telah diadakan pada hari Kamis di Teheran, dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, dan dihadiri oleh ribuan orang, termasuk pejabat tinggi politik dan militer Iran.
(ahm)
tulis komentar anda