Keamanan Trump Diterobos Sniper, Secret Service Diminta Bertanggungjawab

Minggu, 14 Juli 2024 - 15:50 WIB
Secret Service teledor karena tak mengetahui posisi sniper yang menembak Donald Trump. Foto/AP
WASHINGTON - Anggota parlemen dari Partai Republik Mike Johnson mengatakan mereka akan melancarkan penyelidikan cepat mengenai bagaimana seseorang berhasil menghindari agen Secret Service dan naik ke atap sebuah gedung di dekat tempat mantan Presiden AS Donald Trump berbicara pada kampanye pemilu.

Mike Johnson, ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikuasai Partai Republik, mengatakan panel di dewan tersebut akan memanggil pejabat dari Dinas Rahasia, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI untuk segera melakukan dengar pendapat.

Panel pengawas DPR memanggil Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle untuk memberikan kesaksian pada 22 Juli.

Meskipun informasi mengenai insiden tersebut masih jarang, laporan media awal mengatakan bahwa penembak berada di luar batas keamanan tempat unjuk rasa di Butler, Pennsylvania. Seseorang yang diwawancarai oleh BBC mengatakan dia pernah melihat pria bersenjata itu dan gagal mencoba memberi tahu polisi dan Secret Service.



Pendukung Trump mengecam Dinas Rahasia, yang bertanggung jawab melindungi Trump sebagai mantan presiden AS. Miliarder Elon Musk menyerukan agar pimpinan lembaga tersebut mengundurkan diri.

“Bagaimana seorang penembak jitu dengan perlengkapan senapan lengkap bisa merangkak ke atap yang paling dekat dengan calon presiden,” tanya aktivis konservatif Jack Posobiec di situs media sosial X.

Agen Khusus FBI Kevin Rojek, berbicara pada konferensi pers, menyebut jumlah tembakan yang dapat dilakukan penyerang "mengejutkan".

Dinas Rahasia tidak memiliki perwakilan dalam konferensi pers pada Sabtu malam, termasuk FBI dan pejabat penegak hukum negara bagian.

Dinas Rahasia mengatakan tak lama setelah penembakan bahwa mereka telah memulai penyelidikan dan memberi pengarahan kepada Presiden Partai Demokrat Joe Biden, saingan Trump dalam pemilu 5 November, meskipun badan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar tambahan mengenai protokolnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More