Militer AS: Kim Jong-un Memiliki 60 Bom Nuklir dan Diduga Punya Antraks
Kamis, 20 Agustus 2020 - 03:56 WIB
Laporan militer Amerika Serikat (AS) mengatakan Korea Utara (Korut) yang dipimpin Kim Jong-un memiliki hingga 60 bom nuklir dan diduga telah mempersenjatai dirinya dengan antraks.
Laporan tersebut menyatakan bahwa negara yang dilanda kemiskinan itu telah mengumpulkan stockpile sebagai cara untuk menghalangi negara lain dalam mencoba melakukan perubahan rezim di Pyongyang.
"Perkiraan senjata nuklir Korea Utara berkisar antara 20-60 bom, dengan kemampuan untuk menghasilkan 6 perangkat baru setiap tahun," bunyi laporan militer AS yang berjudul "North Korea Tactics" yang dikutip Daily Mirror, Rabu (19/8/2020). (Baca: Kim Jong-un Perintahkan Sita Anjing Peliharaan dan Diserahkan ke Restoran )
AS juga khawatir Pyongyang kemungkinan telah berhasil mempersenjatai diri dengan cacar atau antraks, di mana hanya satu kilogram cukup untuk membunuh 50.000 orang.
Kim Jong-un memerintahkan semua anjing peliharaan disita di ibu kota Korea Utara di tengah kekurangan makanan
Negara komunis ini diketahui telah mengembangkan dan menguji senjata nuklir dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya ada enam uji coba senjata nuklir, masing-masing satu kali pada tahun 2006, 2009, dan 2013, dua kali pada tahun 2016, dan satu kali pada tahun 2017.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Kim Jong-un untuk pembicaraan perlucutan senjata pada tiga kesempatan pada 2018 dan 2019. Namun, tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Presiden dari Partai Republik itu terus memuji Kim Jong-un setelah awalnya bertukar penghinaan seperti menyebut Kim Jong-un dengan sebutan "Little Rocket Man".
Korea Utara tetap berada di bawah tekanan sanksi ekonomi yang melumpuhkan, yang diberlakukan PBB sebagai bagian dari upaya internasional untuk menghentikan ambisinya memiliki senjata nuklir.
"Korea Utara mencari senjata nuklir karena para pemimpinnya mengira ancaman serangan nuklir akan mencegah negara lain mempertimbangkan perubahan rezim," bunyi laporan militer AS. (Baca juga: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia )
Laporan itu juga menambahkan bahwa ada perkiraan lain yang menunjukkan negara itu dapat memiliki 100 bom nuklir pada akhir 2020.
Stok bahan kimia rezim diperkirakan antara 2.500 hingga 5.000 ton, yang tercatat sebagai yang terbesar ketiga di dunia.
Menurut laporan militer AS sangat mungkin bahwa rezim Kim Jong-un akan mengerahkan senjata kimia jika konflik militer pecah.
Laporan tersebut menambahkan Korea Utara telah mengembangkan jaringan lebih dari 6.000 peretas komputer—banyak yang berbasis di tempat lain di dunia—yang memungkinkannya untuk melakukan perang dunia maya.
"Korea Utara dapat berhasil melakukan aktivitas perang komputer invasif dari keamanan wilayahnya sendiri," imbuh laporan militer Amerika. "Ia memiliki kemampuan terdistribusi untuk menjangkau komputer yang ditargetkan di mana pun di dunia, selama mereka terhubung ke Internet."
Laporan tersebut muncul tak lama setelah sebuah makalah PBB menyebutkan Korea Utara kemungkinan telah mengembangkan perangkat nuklir yang dapat dipasang pada rudal balistik.
Laporan tersebut menyatakan bahwa negara yang dilanda kemiskinan itu telah mengumpulkan stockpile sebagai cara untuk menghalangi negara lain dalam mencoba melakukan perubahan rezim di Pyongyang.
"Perkiraan senjata nuklir Korea Utara berkisar antara 20-60 bom, dengan kemampuan untuk menghasilkan 6 perangkat baru setiap tahun," bunyi laporan militer AS yang berjudul "North Korea Tactics" yang dikutip Daily Mirror, Rabu (19/8/2020). (Baca: Kim Jong-un Perintahkan Sita Anjing Peliharaan dan Diserahkan ke Restoran )
AS juga khawatir Pyongyang kemungkinan telah berhasil mempersenjatai diri dengan cacar atau antraks, di mana hanya satu kilogram cukup untuk membunuh 50.000 orang.
Kim Jong-un memerintahkan semua anjing peliharaan disita di ibu kota Korea Utara di tengah kekurangan makanan
Negara komunis ini diketahui telah mengembangkan dan menguji senjata nuklir dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya ada enam uji coba senjata nuklir, masing-masing satu kali pada tahun 2006, 2009, dan 2013, dua kali pada tahun 2016, dan satu kali pada tahun 2017.
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Kim Jong-un untuk pembicaraan perlucutan senjata pada tiga kesempatan pada 2018 dan 2019. Namun, tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Presiden dari Partai Republik itu terus memuji Kim Jong-un setelah awalnya bertukar penghinaan seperti menyebut Kim Jong-un dengan sebutan "Little Rocket Man".
Korea Utara tetap berada di bawah tekanan sanksi ekonomi yang melumpuhkan, yang diberlakukan PBB sebagai bagian dari upaya internasional untuk menghentikan ambisinya memiliki senjata nuklir.
"Korea Utara mencari senjata nuklir karena para pemimpinnya mengira ancaman serangan nuklir akan mencegah negara lain mempertimbangkan perubahan rezim," bunyi laporan militer AS. (Baca juga: Kim Jong-un hingga Raja Salman Ucapkan Selamat HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia )
Laporan itu juga menambahkan bahwa ada perkiraan lain yang menunjukkan negara itu dapat memiliki 100 bom nuklir pada akhir 2020.
Stok bahan kimia rezim diperkirakan antara 2.500 hingga 5.000 ton, yang tercatat sebagai yang terbesar ketiga di dunia.
Menurut laporan militer AS sangat mungkin bahwa rezim Kim Jong-un akan mengerahkan senjata kimia jika konflik militer pecah.
Laporan tersebut menambahkan Korea Utara telah mengembangkan jaringan lebih dari 6.000 peretas komputer—banyak yang berbasis di tempat lain di dunia—yang memungkinkannya untuk melakukan perang dunia maya.
"Korea Utara dapat berhasil melakukan aktivitas perang komputer invasif dari keamanan wilayahnya sendiri," imbuh laporan militer Amerika. "Ia memiliki kemampuan terdistribusi untuk menjangkau komputer yang ditargetkan di mana pun di dunia, selama mereka terhubung ke Internet."
Laporan tersebut muncul tak lama setelah sebuah makalah PBB menyebutkan Korea Utara kemungkinan telah mengembangkan perangkat nuklir yang dapat dipasang pada rudal balistik.
(min)
tulis komentar anda