Apa Hubungan Yordania dan Israel? Bersitegang Namun Saling Bantu

Kamis, 18 April 2024 - 13:57 WIB
Presiden Israel Isaac Herzog (kiri) saat bersalaman dengan Raja Abdullah II dari Yordania. Kedua negara ini bersitegang namun saling bantu. Foto/REUTERS
JAKARTA - Apa hubungan Yordania dan Israel? Pertanyaan ini bermunculan setelah kerajaan itu berperan dalam membantu Israel untuk menembak jatuh beberapa rudal yang ditembakkan Iran pada akhir pekan lalu.

Amman dan Tel Aviv kerap saling mengkritik ketika konflik Israel-Palestina memanas.

Ketika militer Yordania menembak jatuh beberapa rudal Iran yang menuju Israel, rakyat di kerajaan tersebut marah karena tindakan seperti itu dianggap membela Zionis. Namun dalam pernyataan resminya, pemerintah Yordania mengatakan pihaknya menembak senjata Iran untuk melindungi wilayahnya, bukan untuk membantu Israel.





Dilansir dari Times of Israel, Ghaith al-Omari, warga Yordania yang juga peneliti senior di The Washington Institute for Near East Policy, mengatakan dukungan dramatis kerajaan membuktikan kekuatan aliansi keamanan antara Amman dan Tel Aviv.

Meski begitu tak bisa dimungkiri jika Israel dan Yordania memang sempat memiliki kedekatan di masa lalu, terutama pada masa kepemimpinan Raja Hussein.

Hubungan Yordania dan Israel



Hubungan antara Yordania dan Israel tidak dapat dibilang sebagai sekutu meski sempat menunjukan kedekatan baru-baru ini. Namun, di masa lalu, keduanya sempat bersekutu ketika Yordania memilih untuk mengambil sikap pragmatis.

Pengambilan sikap tersebut disebabkan karena kedekatan geografis kedua negara dan almarhum Raja Hussein yang berorientasi pada Barat kala itu.

Bahkan kedua negara diduga telah melakukan komunikasi rahasia yang sering kali menghasilkan akomodasi tertentu selama masa perang.

Kedekatan kedua negara semakin terlihat pada tahun 1970 ketika Raja Hussein mengobarkan perang September Hitam melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada saat itu juga, penguasa Yordania tersebut mendepak PLO dan ribuan warga Palestina yang mengancam pemerintahannya.

Tindakan tersebut lantas mendapat kecaman oleh beberapa negara Arab lain, bahkan Suriah sempat melakukan serangan pada tetangganya tersebut. Namun, pada akhirnya, serangan tersebut mampu dibendung oleh Israel yang mengirim pasukannya ke Amman.

Tidak hanya itu, Raja Husein juga diduga mencoba mengatur perjanjian perdamaian di mana Israel akan menyerahkan Tepi Barat ke Yordania pada tahun 1987.

Namun usulan tersebut tidak terwujud karena keberatan dari Perdana Menteri Israel Yitzhak Shamir. Tahun berikutnya, Yordania membatalkan klaimnya atas Tepi Barat dan mendukung resolusi damai antara Israel dan PLO.

Puncak perdamaian dari kedua negara ini terjadi pada tahun 1994, ketika Israel dan Yordania merundingkan perjanjian perdamaian, yang ditandatangani oleh Yitzhak Rabin, Raja Hussein dan Bill Clinton di Washington DC.

Yordania menjadi negara Arab kedua yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada tahun 1979.

Yordania memandang dirinya sebagai penjaga situs suci umat Islam di Kota Tua Yerusalem, termasuk kompleks Masjid al-Aqsa, dan kedua negara memiliki kerja sama keamanan dan intelijen yang kuat.

Namun, dalam beberapa dekade, hubungan kedua negara ini kembali renggang setelah apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Meski begitu, Yordania yang notabene merupakan negara kecil memang tidak melakukan tindakan militer dalam membantu Palestina.

Yordania menjadi negara yang paling keras mengutuk Israel ketimbang negara-negara Arab lain ketika konflik Israel-Hamas memuncak pada 7 Oktober 2023.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More