Israel Gagal Tumpas Hamas, Netanyahu dan Kabinet Perangnya Berseteru

Senin, 04 Desember 2023 - 12:15 WIB
Israel gagal menumpas Hamas dalam perang hampir 3 bulan di Gaza, Palestina. Kini, PM Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinet perangnya berseteru. Foto/REUTERS
TEL AVIV - Perang Israel di Gaza telah berlangsung hampir tiga bulan namun gagal mencapai tujuannya, yakni menumpas Hamas dan memulangkan seluruh sandera.

Di tengah kegagalan tersebut, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu justru berselisih dengan para anggota kabinet perang Israel.

Netanyahu mengadakan konferensi pers pada Minggu malam tanpa Menteri Pertahanan Yoav Gallant, memperjelas perselisihan mereka.



Ditanya tentang hal itu, Netanyahu berkata: “Saya menyarankan kepada menteri pertahanan malam ini untuk mengadakan konferensi pers bersama, dan dia memutuskan apa yang dia putuskan.” Jawaban itu mengacu pada ketidakhadiran Gallant dalam konferensi pers.



Dalam beberapa hari terakhir, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan ada perselisihan pendapat antara Netanyahu dan pejabat tinggi militer mengenai penilaian dan rencana serangan Israel terhadap Gaza, Palestina.

Namun Netanyahu mencoba meremehkan perselisihan tersebut dengan mengatakan, “Penting bagi masyarakat untuk mendengarkan kami.”

Dia mengeklaim bahwa kepemimpinan Israel bekerja sama dalam perang di Gaza.

Netanyahu mengeklaim pada konferensi pers bahwa pasukan Israel telah menghantam 400 target Hamas dalam 24 jam terakhir di seluruh Jalur Gaza."Perang di depan kita masih panjang dan sulit," katanya.

Menurut surat kabar berbahasa Ibrani; Maariv, keretakan antara Netanyahu dan Gallant semakin dalam karena perang yang sedang berlangsung.

Menurut harian yang berbasis di Tel Aviv tersebut, PM Netanyahu telah berusaha untuk mencegah anggota Kabinet Keamanan Israel lainnya, termasuk Gallant dan Benny Gantz menerima pujian atas kembalinya 110 sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina; Hamas.

Gantz, mantan menteri pertahanan dan salah satu saingan politik utama Netanyahu, diangkat menjadi menteri Kabinet Keamanan setelah serangan 7 Oktober.

“Minggu-minggu sebelumnya merupakan minggu-minggu yang sulit dan sarat dengan pertanyaan-pertanyaan rumit. Netanyahu bersandar pada tim pendukung yang konsisten, yang muncul setiap malam, Menteri Pertahanan Gallant dan Menteri Gantz,” tulis surat kabar Maariv.

Laporan tersebut mengeklaim bahwa “persepsi keseluruhan yang bertahan lama” adalah bahwa Gallant dan Gantz tidak hanya mendukung Netanyahu tetapi juga “memberikan bobot dan legitimasi” kepadanya sebagai juru bicara utama Kabinet.

Namun, konferensi pers terbaru semalam menunjukkan adanya perubahan dalam narasi ini, menurut analisis harian tersebut.

“Perdana Menteri tidak hanya muncul untuk menyampaikan pesan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menantang; dia membawa berita positif–sebuah pencapaian penting, yang pertama sejak kegagalan besar pada 7 Oktober,” lanjut laporan itu, seraya menyebutkan bahwa undangan tidak diberikan kepada Gallant atau Gantz untuk menghindari berbagi pujian dengan mereka.

Namun, laporan tersebut mencatat bahwa kantor Netanyahu mengeklaim Gallant telah diundang, dan menambahkan bahwa perbedaan antara kedua versi tersebut menyoroti kesenjangan yang ada antara Netanyahu dan Gallant. Kesenjangan yang telah melebar sejak lama, sebelum tanggal 7 Oktober, dan terus bertambah.

Selama konferensi pers, Netanyahu mendesak anggota partainya; Partai Likud, untuk berhenti menyerang pejabat pertahanan.

“Saya mendesak Anda semua: Pertimbangkan kata-kata Anda, terutama pada masa perang,” katanya, yang dilansir Haaretz, Senin (4/12/2023).

"Tidak ada tempat untuk serangan pribadi. Seluruh Kabinet, IDF [Pasukan Pertahanan Israel] dan otoritas pertahanan bekerja sebagai satu tim dan saya meminta Anda tidak menentang mereka. Kami tidak memiliki lawan di sisi kanan atau kiri kami. Kita semua perlu bertindak sebagai satu kesatuan. Ini bukan waktunya untuk berpolitik,” ujarnya.

Beberapa menteri, antara lain Yoav Galant, Amichai Chikli, dan Nir Barkat tidak hadir dalam konferensi pers semalam.

Mengingat ketidakhadiran Menteri Pertahanan Yoav Gallant, anggota Knesset Nissim Vaturi menanyakan apakah Menteri Pertahanan telah meninggalkan Likud.

Dia berkomentar, "Di mana dia? Tidak lagi menjadi bagian darinya? Orang-orang bertanya."

Dia kemudian menoleh ke Netanyahu, mengatakan, "Lebih baik bagi Anda untuk mengadakan konferensi pers sendirian, tanpa Gantz dan Gallant yang pada akhirnya saling berciuman mulut."
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More