Israel Gagal Tumpas Hamas, Netanyahu dan Kabinet Perangnya Berseteru
Senin, 04 Desember 2023 - 12:15 WIB
Menurut surat kabar berbahasa Ibrani; Maariv, keretakan antara Netanyahu dan Gallant semakin dalam karena perang yang sedang berlangsung.
Menurut harian yang berbasis di Tel Aviv tersebut, PM Netanyahu telah berusaha untuk mencegah anggota Kabinet Keamanan Israel lainnya, termasuk Gallant dan Benny Gantz menerima pujian atas kembalinya 110 sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina; Hamas.
Gantz, mantan menteri pertahanan dan salah satu saingan politik utama Netanyahu, diangkat menjadi menteri Kabinet Keamanan setelah serangan 7 Oktober.
“Minggu-minggu sebelumnya merupakan minggu-minggu yang sulit dan sarat dengan pertanyaan-pertanyaan rumit. Netanyahu bersandar pada tim pendukung yang konsisten, yang muncul setiap malam, Menteri Pertahanan Gallant dan Menteri Gantz,” tulis surat kabar Maariv.
Laporan tersebut mengeklaim bahwa “persepsi keseluruhan yang bertahan lama” adalah bahwa Gallant dan Gantz tidak hanya mendukung Netanyahu tetapi juga “memberikan bobot dan legitimasi” kepadanya sebagai juru bicara utama Kabinet.
Namun, konferensi pers terbaru semalam menunjukkan adanya perubahan dalam narasi ini, menurut analisis harian tersebut.
“Perdana Menteri tidak hanya muncul untuk menyampaikan pesan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menantang; dia membawa berita positif–sebuah pencapaian penting, yang pertama sejak kegagalan besar pada 7 Oktober,” lanjut laporan itu, seraya menyebutkan bahwa undangan tidak diberikan kepada Gallant atau Gantz untuk menghindari berbagi pujian dengan mereka.
Namun, laporan tersebut mencatat bahwa kantor Netanyahu mengeklaim Gallant telah diundang, dan menambahkan bahwa perbedaan antara kedua versi tersebut menyoroti kesenjangan yang ada antara Netanyahu dan Gallant. Kesenjangan yang telah melebar sejak lama, sebelum tanggal 7 Oktober, dan terus bertambah.
Selama konferensi pers, Netanyahu mendesak anggota partainya; Partai Likud, untuk berhenti menyerang pejabat pertahanan.
“Saya mendesak Anda semua: Pertimbangkan kata-kata Anda, terutama pada masa perang,” katanya, yang dilansir Haaretz, Senin (4/12/2023).
Menurut harian yang berbasis di Tel Aviv tersebut, PM Netanyahu telah berusaha untuk mencegah anggota Kabinet Keamanan Israel lainnya, termasuk Gallant dan Benny Gantz menerima pujian atas kembalinya 110 sandera Israel sebagai bagian dari kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina; Hamas.
Gantz, mantan menteri pertahanan dan salah satu saingan politik utama Netanyahu, diangkat menjadi menteri Kabinet Keamanan setelah serangan 7 Oktober.
“Minggu-minggu sebelumnya merupakan minggu-minggu yang sulit dan sarat dengan pertanyaan-pertanyaan rumit. Netanyahu bersandar pada tim pendukung yang konsisten, yang muncul setiap malam, Menteri Pertahanan Gallant dan Menteri Gantz,” tulis surat kabar Maariv.
Laporan tersebut mengeklaim bahwa “persepsi keseluruhan yang bertahan lama” adalah bahwa Gallant dan Gantz tidak hanya mendukung Netanyahu tetapi juga “memberikan bobot dan legitimasi” kepadanya sebagai juru bicara utama Kabinet.
Namun, konferensi pers terbaru semalam menunjukkan adanya perubahan dalam narasi ini, menurut analisis harian tersebut.
“Perdana Menteri tidak hanya muncul untuk menyampaikan pesan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menantang; dia membawa berita positif–sebuah pencapaian penting, yang pertama sejak kegagalan besar pada 7 Oktober,” lanjut laporan itu, seraya menyebutkan bahwa undangan tidak diberikan kepada Gallant atau Gantz untuk menghindari berbagi pujian dengan mereka.
Namun, laporan tersebut mencatat bahwa kantor Netanyahu mengeklaim Gallant telah diundang, dan menambahkan bahwa perbedaan antara kedua versi tersebut menyoroti kesenjangan yang ada antara Netanyahu dan Gallant. Kesenjangan yang telah melebar sejak lama, sebelum tanggal 7 Oktober, dan terus bertambah.
Selama konferensi pers, Netanyahu mendesak anggota partainya; Partai Likud, untuk berhenti menyerang pejabat pertahanan.
“Saya mendesak Anda semua: Pertimbangkan kata-kata Anda, terutama pada masa perang,” katanya, yang dilansir Haaretz, Senin (4/12/2023).
tulis komentar anda