8 Simbol yang Menjadi Identitas Palestina, dari Keffiyeh hingga Handala

Selasa, 21 November 2023 - 09:05 WIB
Bangsa Palestina memiliki banyak simbol yang menunjukkan perjuangan mereka. Foto/Reuters
GAZA - Di ratusan kota di seluruh dunia, para demonstran berunjuk rasa dalam solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, dengan mengenakan hiasan kepala khas Palestina berwarna hitam-putih yang dikenal sebagai keffiyeh.

Diantaranya, para demonstran membawa kunci besar, kartun yang menggambarkan seorang anak dengan punggung menghadap, dan bahkan gambar semangka, yang masing-masing mewakili cara berbeda dalam mendukung perjuangan Palestina.

Berikut adalah 8 simbol yang menjadi identitas perjuangan Palestina.

1. Keffiyeh



Foto/Reuters

Melansir Al Jazeera, Keffiyeh, juga dieja kuffiya, adalah hiasan kepala berbahan katun berbentuk persegi dengan pola kotak-kotak khas yang dikenakan di banyak wilayah Arab.

Varian hitam-putih, yang dikenakan oleh pria dan wanita Palestina, melambangkan perjuangan Palestina untuk menentukan nasib sendiri, keadilan dan kebebasan.



Pakaian tersebut, awalnya digunakan untuk melindungi individu di Timur Tengah dari sinar matahari, mendapatkan popularitas selama Revolusi Arab melawan pemerintahan kolonial Inggris pada tahun 1930an.

Keffiyeh juga merupakan merek dagang pribadi Yasser Arafat, mendiang pemimpin Palestina. Dia akan memakainya dilipat dalam bentuk segitiga dan disampirkan di bahunya, menutupi kepalanya.

Saat ini, keffiyeh telah diadopsi secara global oleh individu, aktivis dan organisasi untuk mendukung perjuangan Palestina.

2. Pohon Zaitun



Foto/Reuters

Pohon zaitun memiliki akar sejarah dan budaya yang kuat di Palestina, dan cabang-cabangnya telah dikaitkan dengan perdamaian dan kemakmuran selama berabad-abad.

Pohon-pohon yang kuat dapat mengatasi kekeringan, suhu di bawah nol, embun beku, dan bahkan kebakaran. Mereka melambangkan ketahanan Palestina melawan pendudukan Israel dan hubungan mereka dengan tanah air.

Budidaya zaitun memainkan peran penting dalam perekonomian Palestina melalui produksi minyak zaitun, zaitun meja, dan sabun.

Sekitar 80.000 hingga 100.000 keluarga Palestina bergantung pada panen zaitun sebagai penghasilan mereka, yang berlangsung setiap tahun antara bulan Oktober dan November. Secara tradisional, musim panen adalah saat yang penuh perayaan dan kegembiraan, namun pembatasan ketat Israel dan serangan pemukim menutupi hal tersebut.

Menurut PBB, lebih dari 5.000 pohon zaitun milik warga Palestina di Tepi Barat rusak dalam lima bulan pertama tahun 2023.

Pada tahun 1974, Yasser Arafat, yang saat itu menjabat sebagai pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan dalam pidatonya yang ditujukan kepada Majelis Umum PBB:

“Hari ini saya datang dengan membawa ranting zaitun di satu tangan dan senjata pejuang kemerdekaan di tangan lainnya. Jangan biarkan ranting zaitun jatuh dari tanganku. Aku ulangi, jangan biarkan ranting zaitun itu jatuh dari tanganku”.

3. Sulaman Palestina

Seni menyulam Palestina, atau tatreez, adalah praktik jarum dan benang dekoratif yang diturunkan dari generasi ke generasi wanita Palestina.

Berbagai daerah di Palestina telah mengembangkan gaya tatreez unik mereka sendiri yang mencerminkan berbagai aspek kehidupan Palestina dan pengalaman lokal. Setiap pola memiliki makna atau cerita berbeda di baliknya dan polanya berkisar dari motif yang terinspirasi dari alam, seperti pepohonan, hingga bentuk geometris.

Pakaian yang paling umum dihias dengan sulaman adalah thobe tradisional, gaun longgar yang dikenakan oleh wanita Palestina. Gaun tersebut biasanya terbuat dari linen, katun, wol atau sutra, dan ditenun dengan tangan atau di pusat tenun besar. Merah adalah warna dominan dalam sulaman, berbeda-beda menurut wilayah dan seniman.

Pada tahun 2021, UNESCO menambahkan sulaman tradisional Palestina ke dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda.

4. Kunci Palestina

Pada tahun 1948, pasukan militer Zionis mengusir setidaknya 750.000 warga Palestina dari rumah dan tanah mereka dalam peristiwa yang dikenal sebagai Nakba (“bencana” dalam bahasa Arab). Orang-orang itu membawa kunci mereka, yakin mereka akan kembali.

Banyak warga Palestina yang masih memegang kunci rumah asli mereka sebagai simbol harapan dan tekad mereka untuk kembali suatu hari nanti. Kunci-kunci ini telah diwariskan selama beberapa generasi dan disimpan sebagai simbol hak warga Palestina untuk kembali – sebuah prinsip yang diabadikan dalam hukum internasional yang memberikan hak kepada individu untuk kembali ke rumah asal mereka.

Selama serangan terbaru Israel di Gaza, setidaknya 1,5 juta warga Palestina telah diusir dari rumah mereka, dua kali lipat jumlah mereka yang mengungsi saat Nakba pada tahun 1948. Bagi warga Palestina, Nakba bukanlah sebuah peristiwa sejarah tersendiri. Ini adalah proses perpindahan yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti.

5. Peta Palestina

Peta garis besar sejarah Palestina mewakili wilayah geografis yang terkait dengan wilayah tersebut sebelum berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Peta tersebut berfungsi sebagai representasi visual dari klaim Palestina atas tanah mereka dan penentuan nasib sendiri.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More