Masjid Agung Omari yang Legendaris di Gaza Dihantam Serangan Udara Israel
Selasa, 21 November 2023 - 00:01 WIB
Pemboman berturut-turut Israel di Gaza selama bertahun-tahun telah menghancurkan banyak bagian penting dari warisan arsitektur yang kaya.
Pada tahun 2014, masjid lain, juga disebut Omari, di daerah Jabaliya dekat Kota Gaza, dihantam oleh rudal Israel.
Lengkungan batu pasirnya yang berkubah, diperkirakan berasal dari abad ketujuh, rusak, dan muazin yang mengumandangkan azan tewas, menurut The Times of Israel.
Kota Tua Gaza adalah rumah bagi beberapa situs keagamaan bersejarah lainnya, termasuk Kapel Penginjil St Philip dan Gereja St Porphyrius, bangunan berusia 1.600 tahun yang dibom Israel pada Oktober.
Umat Muslim dan Kristen berlindung di dalam tembok gereja setelah Israel melancarkan kampanye militer brutal setelah serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang.
Awalnya dibangun pada tahun 425 Masehi dan dinamai Santo Porphyrius, uskup Gaza pada abad kelima, gereja ini adalah tempat ibadah Kristen tertua yang beroperasi di Gaza.
Dua aula kompleks Gereja yang bersebelahan hancur akibat serangan Israel. Sebanyak 18 orang yang berlindung di halaman gereja, tewas.
Gereja ini diubah menjadi masjid pada abad ketujuh dengan kedatangan Mamluk, namun pasukan Tentara Salib mengembalikannya sebagai gereja pada pertengahan abad ke-12.
Pada tahun 2014, masjid lain, juga disebut Omari, di daerah Jabaliya dekat Kota Gaza, dihantam oleh rudal Israel.
Lengkungan batu pasirnya yang berkubah, diperkirakan berasal dari abad ketujuh, rusak, dan muazin yang mengumandangkan azan tewas, menurut The Times of Israel.
Kota Tua Gaza adalah rumah bagi beberapa situs keagamaan bersejarah lainnya, termasuk Kapel Penginjil St Philip dan Gereja St Porphyrius, bangunan berusia 1.600 tahun yang dibom Israel pada Oktober.
Umat Muslim dan Kristen berlindung di dalam tembok gereja setelah Israel melancarkan kampanye militer brutal setelah serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang.
Awalnya dibangun pada tahun 425 Masehi dan dinamai Santo Porphyrius, uskup Gaza pada abad kelima, gereja ini adalah tempat ibadah Kristen tertua yang beroperasi di Gaza.
Dua aula kompleks Gereja yang bersebelahan hancur akibat serangan Israel. Sebanyak 18 orang yang berlindung di halaman gereja, tewas.
Gereja ini diubah menjadi masjid pada abad ketujuh dengan kedatangan Mamluk, namun pasukan Tentara Salib mengembalikannya sebagai gereja pada pertengahan abad ke-12.
(sya)
tulis komentar anda