Perang Israel Gagal Tumpas Hamas, Netanyahu Terancam Digulingkan
Kamis, 16 November 2023 - 13:26 WIB
“Pemerintahan ini tidak berfungsi,” lanjut dia.
“Kita perlu perubahan—Netanyahu tidak bisa terus menjadi perdana menteri. Kita tidak bisa membiarkan diri kita melakukan kampanye berkepanjangan dengan perdana menteri yang tidak dipercaya oleh masyarakat."
Lapid mengatakan dia siap untuk membentuk “pemerintahan rekonstruksi nasional” yang dipimpin oleh Partai Likud, dengan partai-partai ultra-Ortodoks, Yisrael Beytenu pimpinan Avigdor Liberman, dan Persatuan Nasional pimpinan Benny Gantz.
"Tetapi Netanyahu tidak dapat memimpinnya," tegas Lapid.
Lapid tidak bergabung dengan kabinet perang yang dibentuk enam hari setelah serangan besar Hamas pada 7 Oktober dengan alasan bahwa kabinet tersebut tidak akan dapat berfungsi.
Dia telah berprasyarat untuk bergabung dengan pemerintah setelah tersingkirnya menteri sayap kanan; Bezalel Smotrich, yang memimpin Partai Zionisme Keagamaan, dan Itamar Ben Gvir, pemimpin Partai Otzma Yehudit.
Banyak warga Israel yang menuduh pemerintah Netanyahu melakukan respons yang tidak kompeten dan kacau terhadap krisis ini, termasuk lambatnya reaksi tentara terhadap invasi Hamas, sehingga menyebabkan warga sipil harus membela diri selama berjam-jam.
Kurangnya tindakan pemerintah telah mendorong kelompok masyarakat sipil untuk mengisi kekosongan yang mereka lihat sebagai respons negara yang tidak efektif.
Sementara itu, Partai Likud yang berkuasa mengecam Lapid atas ucapannya, dan menuduhnya berusaha membentuk pemerintahan yang akan mewujudkan negara Palestina.
“Sangat disayangkan dan memalukan bahwa Lapid bermain politik selama perang ketika dia menyarankan untuk menggulingkan perdana menteri yang memimpin kampanye dan menggantinya dengan pemerintahan yang akan mendirikan negara Palestina dan mengizinkan Otoritas Palestina mengendalikan Gaza,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Kita perlu perubahan—Netanyahu tidak bisa terus menjadi perdana menteri. Kita tidak bisa membiarkan diri kita melakukan kampanye berkepanjangan dengan perdana menteri yang tidak dipercaya oleh masyarakat."
Lapid mengatakan dia siap untuk membentuk “pemerintahan rekonstruksi nasional” yang dipimpin oleh Partai Likud, dengan partai-partai ultra-Ortodoks, Yisrael Beytenu pimpinan Avigdor Liberman, dan Persatuan Nasional pimpinan Benny Gantz.
"Tetapi Netanyahu tidak dapat memimpinnya," tegas Lapid.
Lapid tidak bergabung dengan kabinet perang yang dibentuk enam hari setelah serangan besar Hamas pada 7 Oktober dengan alasan bahwa kabinet tersebut tidak akan dapat berfungsi.
Dia telah berprasyarat untuk bergabung dengan pemerintah setelah tersingkirnya menteri sayap kanan; Bezalel Smotrich, yang memimpin Partai Zionisme Keagamaan, dan Itamar Ben Gvir, pemimpin Partai Otzma Yehudit.
Banyak warga Israel yang menuduh pemerintah Netanyahu melakukan respons yang tidak kompeten dan kacau terhadap krisis ini, termasuk lambatnya reaksi tentara terhadap invasi Hamas, sehingga menyebabkan warga sipil harus membela diri selama berjam-jam.
Kurangnya tindakan pemerintah telah mendorong kelompok masyarakat sipil untuk mengisi kekosongan yang mereka lihat sebagai respons negara yang tidak efektif.
Sementara itu, Partai Likud yang berkuasa mengecam Lapid atas ucapannya, dan menuduhnya berusaha membentuk pemerintahan yang akan mewujudkan negara Palestina.
“Sangat disayangkan dan memalukan bahwa Lapid bermain politik selama perang ketika dia menyarankan untuk menggulingkan perdana menteri yang memimpin kampanye dan menggantinya dengan pemerintahan yang akan mendirikan negara Palestina dan mengizinkan Otoritas Palestina mengendalikan Gaza,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan.
tulis komentar anda