AS Serang Gudang Senjata di Suriah, Diduga Milik Iran
Kamis, 09 November 2023 - 08:49 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan serangan udara terhadap gudang senjata di Suriah yang diduga digunakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok afiliasinya.
Serangan ini menandai respons terbaru Washington terhadap serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pangkalan-pangkalannya di wilayah tersebut.
“Dua jet tempur F-15 AS melakukan serangan udara terbaru pada Rabu (8/11/2023) di Suriah timur,” ungkap pernyataan Pentagon.
Serangan ini menyusul serangan di wilayah yang sama pada tanggal 26 Oktober 2023 terhadap kelompok pejuang yang didukung Iran yang dituduh Washington bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan-pangkalannya.
Pos-pos ilegal AS di Suriah dan pangkalan militer Irak telah diserang 38 kali sejak 17 Oktober, yang mencerminkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut di tengah perang Israel-Hamas.
Teheran telah berulang kali memperingatkan berbagai kekuatan regional tidak akan tinggal diam dan “front baru” akan terbuka, jika Washington terus mendukung Israel dalam pemboman di Gaza.
Sebanyak 45 tentara AS terluka dalam serangan drone dan roket tersebut. Serangan tanggal 18 Oktober terhadap pangkalan udara al-Asad di Irak menyebabkan kematian seorang kontraktor AS yang meninggal saat berlindung di tempat tersebut.
“Amerika Serikat sepenuhnya siap mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan fasilitas kami,” ungkap Pentagon. “Kami mendesak agar eskalasi apa pun tidak terjadi.”
Pasukan AS secara ilegal masih menduduki wilayah kaya minyak di timur laut Suriah sejak tahun 2014, dengan tujuan melawan Negara Islam (ISIS).
Pendudukan terus berlanjut meskipun kelompok teroris tersebut sudah dikalahkan pasukan Rusia, AS, Suriah dan Iran di wilayah yang berada di bawah kendali Damaskus.
Serangan ini menandai respons terbaru Washington terhadap serangan pesawat tak berawak dan roket terhadap pangkalan-pangkalannya di wilayah tersebut.
“Dua jet tempur F-15 AS melakukan serangan udara terbaru pada Rabu (8/11/2023) di Suriah timur,” ungkap pernyataan Pentagon.
Serangan ini menyusul serangan di wilayah yang sama pada tanggal 26 Oktober 2023 terhadap kelompok pejuang yang didukung Iran yang dituduh Washington bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan-pangkalannya.
Pos-pos ilegal AS di Suriah dan pangkalan militer Irak telah diserang 38 kali sejak 17 Oktober, yang mencerminkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut di tengah perang Israel-Hamas.
Teheran telah berulang kali memperingatkan berbagai kekuatan regional tidak akan tinggal diam dan “front baru” akan terbuka, jika Washington terus mendukung Israel dalam pemboman di Gaza.
Sebanyak 45 tentara AS terluka dalam serangan drone dan roket tersebut. Serangan tanggal 18 Oktober terhadap pangkalan udara al-Asad di Irak menyebabkan kematian seorang kontraktor AS yang meninggal saat berlindung di tempat tersebut.
“Amerika Serikat sepenuhnya siap mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan fasilitas kami,” ungkap Pentagon. “Kami mendesak agar eskalasi apa pun tidak terjadi.”
Baca Juga
Pasukan AS secara ilegal masih menduduki wilayah kaya minyak di timur laut Suriah sejak tahun 2014, dengan tujuan melawan Negara Islam (ISIS).
Pendudukan terus berlanjut meskipun kelompok teroris tersebut sudah dikalahkan pasukan Rusia, AS, Suriah dan Iran di wilayah yang berada di bawah kendali Damaskus.
(sya)
tulis komentar anda