4 Fakta Umat Kristen di Gaza, dari Solidaritas hingga Jadi Korban Kekejaman Israel
Kamis, 02 November 2023 - 06:06 WIB
3. Memiliki Solidaritas dengan Warga Gaza Lainnya
Foto/Reuters
Hidup di bawah kepungan, umat Kristiani di Gaza membuktikan semangat solidaritas yang menyatukan iman dalam perjuangan mereka untuk bertahan hidup dan impian mereka untuk kebebasan.
“Kami semua adalah warga Palestina. Kami tinggal di kota yang sama, dengan penderitaan yang sama. Kita semua dikepung dan semuanya sama,” kata Ayyad.
Secara umum, komunitas Kristen selalu memainkan peran penting dalam kehidupan Palestina, menghasilkan tokoh-tokoh seperti Issa El-Issa, pendiri surat kabar berpengaruh yang berbasis di Jaffa, Falastin, pendorong utama nasionalisme Arab Palestina selama Mandat Inggris, dan Edward Said, yang mengungkapkan rasa puas diri Barat terhadap Timur dalam bukunya yang penting, Orientalisme.
Di Gaza, anggota komunitas kecil juga memainkan peran yang sangat besar.
“Mereka cenderung berpendidikan tinggi, memiliki kehadiran yang kuat dalam dunia bisnis dan sektor sukarela,” kata Salfiti.
YMCA, misalnya, yang menawarkan kegiatan olahraga, seni, pendidikan dan kesejahteraan bagi warga Palestina di Gaza dari semua agama, dikelola oleh umat Kristen. Rumah Sakit Arab Al-Ahli, yang hancur akibat serangan udara Israel bulan lalu, yang menewaskan ratusan orang, dimiliki dan dioperasikan oleh penganut Anglikan.
Terputus dari dunia luar akibat blokade yang dipimpin Israel, masyarakat terkadang merasa rentan. Pada tahun 2007, kota ini diguncang oleh pembunuhan Rami Ayyad, manajer Toko Buku Guru, sebuah toko yang dikelola kaum Baptis di wilayah tersebut yang juga telah dibom beberapa bulan sebelumnya. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, yang dikutuk Hamas, dengan mengatakan bahwa mereka “tidak akan membiarkan siapa pun menyabotase” hubungan Muslim-Kristen.
Namun para pembunuhnya tidak pernah diadili.
tulis komentar anda