4 Sistem Militer Rusia yang Paling Mematikan, dari Drone Lancet hingga Ranjau Darat
Minggu, 24 September 2023 - 23:23 WIB
MOSKOW - Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Kremlin harus menyesuaikan strategi pertempurannya karena pasukannya telah berjuang untuk mematahkan perlawanan sengit Ukraina dan menderita kerugian besar.
Sejak saat itu, Rusia beralih ke peralatan militer Soviet yang modern dan kuno untuk mencoba membalikkan keadaan.
Foto/Reuters
Ka-52 adalah salah satu helikopter serang terbaik dan paling bermanuver di dunia.
Airforce Technology melaporkarkan helikopter tersebut mampu mencapai kecepatan hingga 300 km per jamdan dipersenjatai dengan meriam 30 mm.
Pesawat ini juga dapat dilengkapi dengan rudal anti-tank VIKHR, rudal ATAKA, peluncur roket B8V-20, dan rudal anti-pesawat IGLA-V.
Rotor utama koaksial pesawat menambah kemampuan manuvernya dan memungkinkannya melayang di ketinggian lebih tinggi dibandingkan helikopter rotor utama tunggal.
“Berbeda dengan desain rotor utama tunggal yang mendistribusikan daya ke rotor utama dan ekor, seluruh daya untuk rotor koaksial digunakan untuk gaya dorong vertikal. Dengan demikian, tidak ada daya yang terbuang untuk anti-torsi atau kontrol arah,” menurut Laporan Teknis NASA. “Daya yang dihemat membantu rotor koaksial mencapai ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan helikopter rotor tunggal.”
Sejak saat itu, Rusia beralih ke peralatan militer Soviet yang modern dan kuno untuk mencoba membalikkan keadaan.
Berikut adalah 4 sistem militer utama yang digunakan Rusia untuk melakukan hal ini, mulai dari helikopter serang Ka-52 hingga drone Lancet.
1. Helikopter Serang Ka-52 "Alligator"
Foto/Reuters
Ka-52 adalah salah satu helikopter serang terbaik dan paling bermanuver di dunia.
Airforce Technology melaporkarkan helikopter tersebut mampu mencapai kecepatan hingga 300 km per jamdan dipersenjatai dengan meriam 30 mm.
Pesawat ini juga dapat dilengkapi dengan rudal anti-tank VIKHR, rudal ATAKA, peluncur roket B8V-20, dan rudal anti-pesawat IGLA-V.
Rotor utama koaksial pesawat menambah kemampuan manuvernya dan memungkinkannya melayang di ketinggian lebih tinggi dibandingkan helikopter rotor utama tunggal.
“Berbeda dengan desain rotor utama tunggal yang mendistribusikan daya ke rotor utama dan ekor, seluruh daya untuk rotor koaksial digunakan untuk gaya dorong vertikal. Dengan demikian, tidak ada daya yang terbuang untuk anti-torsi atau kontrol arah,” menurut Laporan Teknis NASA. “Daya yang dihemat membantu rotor koaksial mencapai ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan helikopter rotor tunggal.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda