Korut Tandai Pertemuan Kim Jong-un-Vladimir Putin dengan Luncurkan Rudal Balistik

Rabu, 13 September 2023 - 14:59 WIB
Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan dua rudal balistik pada Rabu (13/9/2023) jelang pertemuan pemimpin negara itu Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto/Ilustrasi
SEOUL - Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek dari daerah dekat Ibu Kota Pyongyang pada Rabu (13/9/2023). Itu dilakukan beberapa jam jelang pertemuan antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin .

Militer Korea Selatan (Korsel) dan pemerintah Jepang mengatakan rudal tersebut diluncurkan ke laut lepas pantai timur Korut.

Para analis mengatakan ini adalah pertama kalinya Korut meluncurkan rudal balistik saat Kim Jong-un berada di luar negeri. Ini menunjukkan peningkatan tingkat delegasi dan sistem kendali yang lebih baik untuk program nuklir dan rudal negara tersebut.



Untuk diketahui, Kim Jong-un hanya melakukan tujuh kali perjalanan ke luar negeri selama 12 tahun berkuasa di mana semuanya dilakukan pada tahun 2018 dan 2019. Ia juga sempat melintasi perbatasan antar-Korea sebanyak dua kali seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut kompatriotnya dari Korut Kim Jong-un di kosmodrom Rusia. Pilihan untuk bertemu di Vostochny Cosmodrome – yang merupakan simbol ambisi Rusia sebagai kekuatan di luar angkasa – sangatlah penting, karena Korut dua kali gagal meluncurkan satelit pengintai dalam empat bulan terakhir.

“Saya senang bertemu Anda,” kata Putin sebelumnya saat menyambut Kim Jong-un di Vostochny Cosmodrome, sebuah fasilitas peluncuran ruang angkasa modern di wilayah Amur di Timur Jauh Rusia.

“Ini adalah kosmodrom baru kami,” terang Putin kepada koleganya itu.



Terkait agenda pertemuan, Putin mengatakan dia dan pemimpin Korut Kim Jong-un akan membahas program satelit Pyongyang.

Kim Jong-un telah menjadikan peluncuran satelit mata-mata sebagai prioritas utama, seiring ia mendorong negaranya yang memiliki senjata nuklir untuk meningkatkan pengembangan rudal balistik, drone, dan kapal selam serang.

“Itulah sebabnya kami datang ke sini,” kata Putin ketika wartawan bertanya apakah Rusia akan membantu Kim membangun satelit.

“Pemimpin DPRK menunjukkan minat yang besar terhadap teknik roket; mereka juga mencoba mengembangkan ruang angkasa,” imbuhnya

DPRK adalah kependekan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korut.

Pada pembukaan pertemuan dengan Putin, Kim mengatakan Korea Utara mempunyai pendirian yang teguh untuk lebih mengembangkan persahabatan dan hubungan tradisionalnya dengan Rusia.

“Saya merasa suatu kehormatan bahwa presiden telah menyiapkan kesempatan untuk bertemu di lingkungan khusus di stasiun peluncuran yang merupakan inti dari posisi Anda sebagai negara adidaya luar angkasa dan memberi kita pemahaman mendalam tentang masa depan,” kata Kim.

Kim juga mengatakan kepada Putin bahwa pemimpin Kremlin mendapat dukungan penuh dalam “perjuangan suci” yang dilancarkan Moskow melawan kekuatan hegemonik.



“Kami akan selalu mendukung keputusan Presiden Putin dan kepemimpinan Rusia dan kami akan bersama-sama berperang melawan imperialisme,” ucap Kim kepada Putin, berbicara melalui seorang penerjemah.

Menjelang pertemuannya dengan Putin, Kim sempat menandatangani buku pengunjung dalam bahasa Korea: "Kemuliaan bagi Rusia, yang melahirkan penakluk luar angkasa pertama, akan abadi."

Tayangan televisi menunjukkan Putin mengajak Kim berkeliling fasilitas tersebut. Televisi pemerintah Rusia mengatakan Kim menanyakan sejumlah besar pertanyaan rinci kepada Putin.

Media Rusia mengatakan Putin mengajak Kim berkeliling gedung tempat roket peluncuran luar angkasa baru Rusia, Angara, dirakit. Booster setinggi 42,7 meter meluncurkan muatan ke orbit rendah Bumi.

Pertemuan puncak antara pemimpin kedua negara, yang semakin terisolasi secara internasional itu, diawasi dengan ketat oleh Washington dan sekutunya, yang menduga mereka dapat menyetujui perdagangan senjata dan teknologi pertahanan.

Para pejabat AS dan Korsel telah menyatakan kekhawatirannya bahwa Kim akan memberikan senjata dan amunisi kepada Rusia, yang telah menghabiskan banyak persediaan dalam lebih dari 18 bulan perang di Ukraina. Namun Moskow dan Pyongyang membantah niat tersebut.

Ketika ditanya apakah para pemimpin akan membahas senjata, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kedua negara bekerja sama dalam bidang “sensitif”, yang tidak akan dipublikasikan.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More