Gertak Taiwan, China Kerahkan Kapal Induk dan Puluhan Jet Tempur
Senin, 11 September 2023 - 13:42 WIB
TAIPEI - China telah mengerahkan kapal induk, belasan kapal perang, dan puluhan jet tempur ke dekat Taiwan dalam upaya menggertak pemerintah pulau itu untuk tunduk.
Pengerahan aset-aset tempur Beijing itu dimulai sejak Minggu hingga Senin (11/9/2023) dini hari.
Itu terjadi setelah Beijing menuduh Amerika Serikat (AS) dan Kanada “menghasut konflik” dengan mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan, dan ketika Presiden China Xi Jinping menyerukan kesiapan tempur militer “komprehensif” dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Militer Republik China, yang menggunakan nama resmi Taiwan, pada hari Senin mengatakan kelompok tempur kapal induk China bergerak 111 km ke arah tenggara pulau itu dalam perjalanan ke Pasifik barat untuk latihan.
Disebutkan bahwa 11 pesawat tempur China terdeteksi di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak pukul 05.00 pagi. Mereka menambah 26 pesawat dan 13 kapal yang terdeteksi di sekitar Taiwan dalam 24 jam sebelumnya, salah satu jumlah harian terbesar sejak Juli.
Kelompok tempur PLA dipimpin oleh kapal induk Shandong, namun tidak jelas latihan apa yang mereka jalani.
Dalam beberapa tahun terakhir, PLA telah meningkatkan penargetan militernya terhadap Taiwan, yang oleh Partai Komunis China anggap sebagai provinsi yang membangkang dari China dan mengancam akan menyatukan kembali dengan kekerasan.
Pemerintah dan masyarakat Taiwan sangat menolak prospek pemerintahan China.
Pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal perang PLA telah dikirim ke ADIZ Taiwan hampir setiap hari, meskipun beberapa minggu terakhir lebih tenang dengan beberapa topan aktif melewati wilayah tersebut.
Aktivitas baru PLA segera menyusul operasi kebebasan navigasi (Fonop) oleh Angkatan Laut AS dan Kanada, yang mengirimkan dua kapal perang melintasi Selat Taiwan pada hari Sabtu.
Media pemerintah China menuduh kedua negara tersebut berusaha meningkatkan ketegangan dan mengerahkan kekuatan militer mereka di depan pintu China.
Laporan media tersebut memperingatkan Washington bahwa ada “batas kesabaran Beijing” dan mengatakan semakin sering AS dan sekutunya berlayar melalui “perairan China”, semakin besar peluang terjadinya “konflik langsung”.
Hal ini juga terjadi beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping menginspeksi pangkalan militer China di timur laut dan menyerukan peningkatan “komprehensif” dalam kesiapan tempur.
Media pemerintah China melaporkan Presiden Xi Jinping telah mendesak upaya untuk meningkatkan tingkat kesiapan tempur, memperkuat pelatihan subjek-subjek penting dan sulit, dan membangun kemampuan tempur baru.
Beberapa analis percaya bahwa manuver terbaru China ini bisa menjadi tanda latihan baru yang menargetkan Taiwan, dengan kapal induk Shandong menandakan potensi penerbangan jet tempur yang diluncurkan dengan kapal, seperti yang terlihat dalam latihan yang dilakukan awal tahun ini sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Menurut analis, yang dilansir The Guardian, latihan China tersebut menandai pertama kalinya J-15 terdeteksi di dalam ADIZ Taiwan, dan peluncuran dari timur pulau tersebut menunjukkan bahwa PLA sedang melakukan serangan terhadap Taiwan dengan gaya pengepungan.
J-15 tidak termasuk di antara pesawat yang terdeteksi oleh Taiwan pada hari Minggu dan Senin. Semua kecuali satu dari 26 pesawat yang terdeteksi pada hari Minggu melintasi garis median, perbatasan de facto di Selat Taiwan.
Hingga beberapa tahun terakhir, garis tersebut menjadi penghalang yang signifikan dan hanya dilintasi pada kesempatan yang jarang dan signifikan.
Peta serangan ADIZ Taiwan pada hari Minggu, yang disediakan oleh Taiwan, menunjukkan jalur penerbangan yang tidak biasa, dengan pesawat tempur J-16 berada di sisi Taiwan untuk jangka waktu yang lama.
Jalur tersebut menunjukkan bahwa PLA terus melatih strategi baru, setelah melakukan pengepungan udara penuh terhadap pulau utama Taiwan pada bulan lalu.
“Perjalanan kelompok tempur kapal induk Shandong melalui Selat Bashi, ditambah dengan dimulainya kembali intrusi ADIZ, menunjukkan bahwa China mungkin memulai putaran baru latihan di sekitar Taiwan,” kata Duan Dang, pengamat lepas Laut China Selatan.
“Saya mengantisipasi bahwa China akan meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan dalam beberapa bulan mendatang, yang secara strategis bertujuan untuk mempengaruhi opini publik menjelang pemilihan presiden Taiwan yang dijadwalkan pada Januari tahun depan.”
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Pengerahan aset-aset tempur Beijing itu dimulai sejak Minggu hingga Senin (11/9/2023) dini hari.
Itu terjadi setelah Beijing menuduh Amerika Serikat (AS) dan Kanada “menghasut konflik” dengan mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan, dan ketika Presiden China Xi Jinping menyerukan kesiapan tempur militer “komprehensif” dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Militer Republik China, yang menggunakan nama resmi Taiwan, pada hari Senin mengatakan kelompok tempur kapal induk China bergerak 111 km ke arah tenggara pulau itu dalam perjalanan ke Pasifik barat untuk latihan.
Disebutkan bahwa 11 pesawat tempur China terdeteksi di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sejak pukul 05.00 pagi. Mereka menambah 26 pesawat dan 13 kapal yang terdeteksi di sekitar Taiwan dalam 24 jam sebelumnya, salah satu jumlah harian terbesar sejak Juli.
Kelompok tempur PLA dipimpin oleh kapal induk Shandong, namun tidak jelas latihan apa yang mereka jalani.
Dalam beberapa tahun terakhir, PLA telah meningkatkan penargetan militernya terhadap Taiwan, yang oleh Partai Komunis China anggap sebagai provinsi yang membangkang dari China dan mengancam akan menyatukan kembali dengan kekerasan.
Pemerintah dan masyarakat Taiwan sangat menolak prospek pemerintahan China.
Pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal perang PLA telah dikirim ke ADIZ Taiwan hampir setiap hari, meskipun beberapa minggu terakhir lebih tenang dengan beberapa topan aktif melewati wilayah tersebut.
Aktivitas baru PLA segera menyusul operasi kebebasan navigasi (Fonop) oleh Angkatan Laut AS dan Kanada, yang mengirimkan dua kapal perang melintasi Selat Taiwan pada hari Sabtu.
Media pemerintah China menuduh kedua negara tersebut berusaha meningkatkan ketegangan dan mengerahkan kekuatan militer mereka di depan pintu China.
Laporan media tersebut memperingatkan Washington bahwa ada “batas kesabaran Beijing” dan mengatakan semakin sering AS dan sekutunya berlayar melalui “perairan China”, semakin besar peluang terjadinya “konflik langsung”.
Hal ini juga terjadi beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping menginspeksi pangkalan militer China di timur laut dan menyerukan peningkatan “komprehensif” dalam kesiapan tempur.
Media pemerintah China melaporkan Presiden Xi Jinping telah mendesak upaya untuk meningkatkan tingkat kesiapan tempur, memperkuat pelatihan subjek-subjek penting dan sulit, dan membangun kemampuan tempur baru.
Beberapa analis percaya bahwa manuver terbaru China ini bisa menjadi tanda latihan baru yang menargetkan Taiwan, dengan kapal induk Shandong menandakan potensi penerbangan jet tempur yang diluncurkan dengan kapal, seperti yang terlihat dalam latihan yang dilakukan awal tahun ini sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Menurut analis, yang dilansir The Guardian, latihan China tersebut menandai pertama kalinya J-15 terdeteksi di dalam ADIZ Taiwan, dan peluncuran dari timur pulau tersebut menunjukkan bahwa PLA sedang melakukan serangan terhadap Taiwan dengan gaya pengepungan.
J-15 tidak termasuk di antara pesawat yang terdeteksi oleh Taiwan pada hari Minggu dan Senin. Semua kecuali satu dari 26 pesawat yang terdeteksi pada hari Minggu melintasi garis median, perbatasan de facto di Selat Taiwan.
Hingga beberapa tahun terakhir, garis tersebut menjadi penghalang yang signifikan dan hanya dilintasi pada kesempatan yang jarang dan signifikan.
Peta serangan ADIZ Taiwan pada hari Minggu, yang disediakan oleh Taiwan, menunjukkan jalur penerbangan yang tidak biasa, dengan pesawat tempur J-16 berada di sisi Taiwan untuk jangka waktu yang lama.
Jalur tersebut menunjukkan bahwa PLA terus melatih strategi baru, setelah melakukan pengepungan udara penuh terhadap pulau utama Taiwan pada bulan lalu.
“Perjalanan kelompok tempur kapal induk Shandong melalui Selat Bashi, ditambah dengan dimulainya kembali intrusi ADIZ, menunjukkan bahwa China mungkin memulai putaran baru latihan di sekitar Taiwan,” kata Duan Dang, pengamat lepas Laut China Selatan.
“Saya mengantisipasi bahwa China akan meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan dalam beberapa bulan mendatang, yang secara strategis bertujuan untuk mempengaruhi opini publik menjelang pemilihan presiden Taiwan yang dijadwalkan pada Januari tahun depan.”
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(mas)
tulis komentar anda