Eks Jenderal AS: Putin Minta Bantuan Senjata Kim Jong-un, Rusia Putus Asa
Selasa, 05 September 2023 - 10:07 WIB
Moskow telah terisolasi dari sebagian besar dunia sejak melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, berkat sanksi dari Amerika Serikat dan sekutu Barat yang juga telah memasok bantuan militer senilai miliaran dolar ke Kyiv.
Putin pada satu titik tampaknya menemukan teman di China, meskipun tampaknya aliansi yang longgar tersebut sudah kehilangan kekuatannya.
Sejak melancarkan serangan balasan pada bulan Juni, Ukraina juga secara perlahan tapi pasti telah merebut kembali permukiman yang diduduki Rusia di sepanjang garis depan, sementara Kremlin harus menghadapi masalah moral tambahan di kalangan pasukan Moskow.
“Rusia berada dalam situasi putus asa saat ini,” imbuh pensiunan Mayor Jenderal Angkatan Darat James A “Spider” Marks, yang bergabung dengan Hertling di CNN.
“Senjata tambahan dari Korea Utara ke Rusia sama sekali tidak mengejutkan,” kata Marks.
“Mereka menggunakan sistem senjata kaliber yang sama. Jadi ini merupakan sebuah keunggulan. Tapi sekali lagi, ini tidak akan mengubah hasil pertempuran di Ukraina secara strategis," paparnya.
Hertling menambahkan bahwa persenjataan yang ada di gudang Kim Jong-un adalah peluru artileri kaliber besar, bukan senjata presisi, bukan jenis yang dapat diarahkan dan mengenai sasaran dalam jarak 10 kaki atau 10 meter.
“Jumlahnya banyak,” kata Hertling. “Sekarang, kuantitas mempunyai kualitas tersendiri, jangan salah paham. Namun kita telah melihat pasukan Ukraina menggunakan senjata presisi dengan efek yang besar dan mereka berhasil melumpuhkan banyak artileri Rusia dalam serangan balasan."
"Saya pribadi tidak berpikir dari sudut pandang militer bahwa hal ini akan memiliki banyak arti penting...dalam pertempuran di Ukraina," katanya.
Putin pada satu titik tampaknya menemukan teman di China, meskipun tampaknya aliansi yang longgar tersebut sudah kehilangan kekuatannya.
Sejak melancarkan serangan balasan pada bulan Juni, Ukraina juga secara perlahan tapi pasti telah merebut kembali permukiman yang diduduki Rusia di sepanjang garis depan, sementara Kremlin harus menghadapi masalah moral tambahan di kalangan pasukan Moskow.
“Rusia berada dalam situasi putus asa saat ini,” imbuh pensiunan Mayor Jenderal Angkatan Darat James A “Spider” Marks, yang bergabung dengan Hertling di CNN.
“Senjata tambahan dari Korea Utara ke Rusia sama sekali tidak mengejutkan,” kata Marks.
“Mereka menggunakan sistem senjata kaliber yang sama. Jadi ini merupakan sebuah keunggulan. Tapi sekali lagi, ini tidak akan mengubah hasil pertempuran di Ukraina secara strategis," paparnya.
Hertling menambahkan bahwa persenjataan yang ada di gudang Kim Jong-un adalah peluru artileri kaliber besar, bukan senjata presisi, bukan jenis yang dapat diarahkan dan mengenai sasaran dalam jarak 10 kaki atau 10 meter.
“Jumlahnya banyak,” kata Hertling. “Sekarang, kuantitas mempunyai kualitas tersendiri, jangan salah paham. Namun kita telah melihat pasukan Ukraina menggunakan senjata presisi dengan efek yang besar dan mereka berhasil melumpuhkan banyak artileri Rusia dalam serangan balasan."
"Saya pribadi tidak berpikir dari sudut pandang militer bahwa hal ini akan memiliki banyak arti penting...dalam pertempuran di Ukraina," katanya.
(mas)
tulis komentar anda