Lawan China, Tetangga Indonesia Bakal Dipersenjatai Sistem Roket Canggih HIMARS Amerika

Sabtu, 19 Agustus 2023 - 11:14 WIB
Pemerintah Amerika Serikat akan menjual sistem roket canggih HIMARS ke Australia untuk melawan ancaman China. Foto/REUTERS/Ints Kalnins/File Photo
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana untuk menjual sistem roket canggih HIMARS ke Australia dalam kesepakatan senilai USD975 juta.

Australia, negara tetangga Indonesia, membutuhkan HIMARS atau Sistem Roket Mobilitas Tinggi untuk menghadapi ancaman militer China yang telah ekspansi ke kawasan Indo-Pasifik.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Australia menginginkan 22 unit M142 HIMARS buatan Lockheed Martin Corp. Selain itu, Canberra juga menginginkan 60 Sistem Roket Peluncuran Ganda Terpandu (GMLRS) dan amunisi lainnya.





Penjualan semua persenjataan Washington kepada Canberra itu masih harus mendapat persetujuan Kongres AS dan kontrak masih harus dinegosiasikan.

“Australia akan menggunakan kemampuan untuk memperkuat pertahanan tanah airnya dan memberikan keamanan yang lebih besar untuk infrastruktur kritisnya,” kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (19/8/2023).

“Usulan penjualan peralatan dan dukungan ini tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah itu," lanjut departemen tersebut.

HIMARS Amerika telah menjadi salah satu senjata andalan Ukraina dalam perang melawan invasi Rusia.

AS dan Australia telah menjalin hubungan militer yang lebih erat dalam beberapa tahun terakhir saat mereka menyusun rencana untuk menjaga dari militer China yang semakin tegas dan didanai dengan baik.

Washington dan Canberra mengumumkan pada bulan Juli bahwa AS akan memperluas jejak militernya di Australia selama beberapa tahun mendatang, termasuk kunjungan kapal selam AS yang lebih sering dan lebih lama dan kolaborasi dalam produksi peluru kendali.

Presiden Joe Biden akan menjadi tuan rumah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada bulan Oktober. Biden membatalkan perjalanan ke Australia pada Mei karena negosiasi di Washington mengenai plafon utang AS.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More