Ironi Ranking Kekuatan Militer: Ukraina Naik, Negara NATO yang Membantunya Malah Turun
Selasa, 11 Juli 2023 - 08:32 WIB
KYIV - Ranking kekuatan militer Ukraina di Global Firepower (GFP) naik ke urutan 15 dari urutan 22 pada tahun lalu. Ironisnya beberapa negara NATO, yang telah membantu memasok senjata ke Kyiv, justru turun.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mempertahankan posisi mereka di puncak GFP.
GFP menganalisis kekuatan militer dari 145 negara dan menilai kekuatan mereka berdasarkan sejumlah faktor seperti jumlah persenjataan, kondisi keuangan, dan kemampuan logistik.
Misalnya, Rusia mengungguli AS dalam hal kuantitas dan kesiapan tank, artileri self-propelled, dan artileri roket. Namun Washington nomor satu di dunia dalam sembilan kategori kekuatan udara.
AS, yang membanggakan pembelanjaan pertahanan yang melebihi anggaran gabungan dari gabungan sepuluh militer terbesar dunia, menempati peringkat pertama dalam daftar baru GFP, dengan skor indeks 0,0712.
Rusia tetap di urutan kedua dengan skor indeks 0,0714. China berada di urutan ketiga dengan skor indeks 0,0722.
Tidak ada militer lain yang mendekati tiga teratas GFP, dengan tempat keempat India mencetak skor indeks 0,1025 dan Inggris mencetak skor indeks 0,1435 untuk tempat kelima.
Beberapa anggota NATO mengalami penurunan peringkat dalam posisi militer mereka. Prancis turun dari peringkat ketujuh pada 2020-2022 ke posisi kesembilan pada 2023.
Jerman, yang menempati peringkat sepuluh besar pada 2019, turun ke peringkat 25, tertinggal dari negara-negara seperti Thailand, Taiwan, dan Spanyol. Sekutu NATO lainnya, Kanada, turun dari posisi ke-23 ke posisi ke-27.
Sedangkan Ukraina naik tujuh peringkat di tengah perangnya dengan Rusia. Skor indeks-nya adalah 0,2516.
“Saat Ukraina melanjutkan pertahanannya melawan Rusia, Ukraina telah meningkatkan skor indeks GFP untuk tahun ini sebagai hasil tanggapannya, dukungan finansial dan material dari Barat dan pengenalan kategori kunci baru, yang menguntungkan penempatannya secara keseluruhan dalam daftar," tulis GFP dalam laporan terbarunya, yang dilansir Selasa (11/7/2023).
"Tahun 2023 akan menjadi tahun kritis menuju konflik berdarah Rusia-Ukraina karena tekanan dan tuntutan perang berkepanjangan," lanjut laporan GFP.
AS dan para dermawan lainnya memberi Ukraina bantuan militer, keuangan, dan kemanusiaan lebih dari USD170 miliar antara Januari 2022 dan Februari 2023. Angka itu menurut sebuah studi oleh Institut Kiel Jerman untuk Ekonomi Dunia.
Terlepas dari upaya bantuan besar-besaran, stok artileri Ukraina dan Amerika hampir habis. Itu diakui Presiden AS Joe Biden dalam wawancara CNN yang disiarkan pada hari Minggu.
“Salah satu pengungkapan paling gila dari perang Ukraina adalah bahwa AS tidak dapat memproduksi amunisi sebanyak Rusia, meskipun AS menghabiskan lebih dari USD800 miliar/tahun untuk pertahanan, yang sepuluh kali lipat dari Rusia,” kata pembawa acara podcast AS David Sacks.
Sementara senjata internasional untuk Ukraina berdampak pada peringkat negara, dia menambahkan: "Pembayar pajak Amerika harus ditipu secara meriah oleh kompleks industri militer."
Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mempertahankan posisi mereka di puncak GFP.
GFP menganalisis kekuatan militer dari 145 negara dan menilai kekuatan mereka berdasarkan sejumlah faktor seperti jumlah persenjataan, kondisi keuangan, dan kemampuan logistik.
Misalnya, Rusia mengungguli AS dalam hal kuantitas dan kesiapan tank, artileri self-propelled, dan artileri roket. Namun Washington nomor satu di dunia dalam sembilan kategori kekuatan udara.
AS, yang membanggakan pembelanjaan pertahanan yang melebihi anggaran gabungan dari gabungan sepuluh militer terbesar dunia, menempati peringkat pertama dalam daftar baru GFP, dengan skor indeks 0,0712.
Rusia tetap di urutan kedua dengan skor indeks 0,0714. China berada di urutan ketiga dengan skor indeks 0,0722.
Tidak ada militer lain yang mendekati tiga teratas GFP, dengan tempat keempat India mencetak skor indeks 0,1025 dan Inggris mencetak skor indeks 0,1435 untuk tempat kelima.
Beberapa anggota NATO mengalami penurunan peringkat dalam posisi militer mereka. Prancis turun dari peringkat ketujuh pada 2020-2022 ke posisi kesembilan pada 2023.
Jerman, yang menempati peringkat sepuluh besar pada 2019, turun ke peringkat 25, tertinggal dari negara-negara seperti Thailand, Taiwan, dan Spanyol. Sekutu NATO lainnya, Kanada, turun dari posisi ke-23 ke posisi ke-27.
Sedangkan Ukraina naik tujuh peringkat di tengah perangnya dengan Rusia. Skor indeks-nya adalah 0,2516.
“Saat Ukraina melanjutkan pertahanannya melawan Rusia, Ukraina telah meningkatkan skor indeks GFP untuk tahun ini sebagai hasil tanggapannya, dukungan finansial dan material dari Barat dan pengenalan kategori kunci baru, yang menguntungkan penempatannya secara keseluruhan dalam daftar," tulis GFP dalam laporan terbarunya, yang dilansir Selasa (11/7/2023).
"Tahun 2023 akan menjadi tahun kritis menuju konflik berdarah Rusia-Ukraina karena tekanan dan tuntutan perang berkepanjangan," lanjut laporan GFP.
AS dan para dermawan lainnya memberi Ukraina bantuan militer, keuangan, dan kemanusiaan lebih dari USD170 miliar antara Januari 2022 dan Februari 2023. Angka itu menurut sebuah studi oleh Institut Kiel Jerman untuk Ekonomi Dunia.
Terlepas dari upaya bantuan besar-besaran, stok artileri Ukraina dan Amerika hampir habis. Itu diakui Presiden AS Joe Biden dalam wawancara CNN yang disiarkan pada hari Minggu.
“Salah satu pengungkapan paling gila dari perang Ukraina adalah bahwa AS tidak dapat memproduksi amunisi sebanyak Rusia, meskipun AS menghabiskan lebih dari USD800 miliar/tahun untuk pertahanan, yang sepuluh kali lipat dari Rusia,” kata pembawa acara podcast AS David Sacks.
Sementara senjata internasional untuk Ukraina berdampak pada peringkat negara, dia menambahkan: "Pembayar pajak Amerika harus ditipu secara meriah oleh kompleks industri militer."
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda