Dilanda Krisis Akibat Covid-19, Rusia Pertimbangkan Sunat Belanja Militer
Selasa, 21 Juli 2020 - 21:11 WIB
MOSKOW - Rusia tengah mempertimbangkan pemotongan pengeluaran untuk militer karena harga minyak yang rendah dan krisis virus Corona telah memukul perekonomiannya. Hal itu terungkap dalam sebuah dokumen yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Rusia.
Kementerian itu telah mengusulkan pemerintah memotong pengeluaran negara untuk militer sebesar 5% antara tahun 2021 dan 2023. Usulan yang diterbitkan pada hari Senin itu juga mencakup pemotongan anggaran belanja sebesar 10% untuk sistem pengadilan, pembayaran hutang Rusia dan upah pegawai negeri sipil seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/7/2020).
Presiden Vladimir Putin telah menyerukan standar hidup yang lebih baik dan investasi dalam perawatan kesehatan dan pendidikan. Beberapa pejabat pemerintah telah menyerukan pengeluaran militer yang lebih rendah untuk membebaskan dana untuk inisiatif semacam itu. (Baca: Putin Perintahkan Rusia Latihan Perang Besar-besaran dan Dadakan )
Pengeluaran militer telah meningkat di bawah Putin, tetapi Kremlin mengatakan pada 2018 bahwa Rusia akan memangkas anggaran pertahanannya menjadi kurang dari 3% dari PDB dalam lima tahun ke depan.
Angka pasti untuk pendanaan militer dianggap sebagai rahasia negara di Rusia, tetapi pada 2018 kementerian pertahanan mengatakan USD282 miliar telah dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur militer di bawah program persenjataan baru untuk 2018-2027.
Rusia, yang "menunjukkan" otot militernya dengan pencaplokan Crimea dari Ukraina pada 2014 dan intervensi dalam konflik Suriah, keluar dari daftar lima pembelanja militer terbesar di tahun 2018 setelah pembelanjaannya turun 3,5%. (Baca: Kecil Kemungkinan Turki Jual S-400 Rusia ke AS )
Tahun lalu Rusia kembali sebagai pembelanja militer terbesar keempat di dunia dan meningkatkan pengeluaran militernya sebesar 4,5% menjadi USD65,1 miliar, menurut Stockholm International Peace Research Institute.
"Jumlah itu setara dengan 3,9% dari produk domestik bruto," katanya.
Bank Dunia memperkirakan ekonomi Rusia akan berkontraksi sebesar 6% tahun ini.
Kementerian itu telah mengusulkan pemerintah memotong pengeluaran negara untuk militer sebesar 5% antara tahun 2021 dan 2023. Usulan yang diterbitkan pada hari Senin itu juga mencakup pemotongan anggaran belanja sebesar 10% untuk sistem pengadilan, pembayaran hutang Rusia dan upah pegawai negeri sipil seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/7/2020).
Presiden Vladimir Putin telah menyerukan standar hidup yang lebih baik dan investasi dalam perawatan kesehatan dan pendidikan. Beberapa pejabat pemerintah telah menyerukan pengeluaran militer yang lebih rendah untuk membebaskan dana untuk inisiatif semacam itu. (Baca: Putin Perintahkan Rusia Latihan Perang Besar-besaran dan Dadakan )
Pengeluaran militer telah meningkat di bawah Putin, tetapi Kremlin mengatakan pada 2018 bahwa Rusia akan memangkas anggaran pertahanannya menjadi kurang dari 3% dari PDB dalam lima tahun ke depan.
Angka pasti untuk pendanaan militer dianggap sebagai rahasia negara di Rusia, tetapi pada 2018 kementerian pertahanan mengatakan USD282 miliar telah dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur militer di bawah program persenjataan baru untuk 2018-2027.
Rusia, yang "menunjukkan" otot militernya dengan pencaplokan Crimea dari Ukraina pada 2014 dan intervensi dalam konflik Suriah, keluar dari daftar lima pembelanja militer terbesar di tahun 2018 setelah pembelanjaannya turun 3,5%. (Baca: Kecil Kemungkinan Turki Jual S-400 Rusia ke AS )
Tahun lalu Rusia kembali sebagai pembelanja militer terbesar keempat di dunia dan meningkatkan pengeluaran militernya sebesar 4,5% menjadi USD65,1 miliar, menurut Stockholm International Peace Research Institute.
"Jumlah itu setara dengan 3,9% dari produk domestik bruto," katanya.
Bank Dunia memperkirakan ekonomi Rusia akan berkontraksi sebesar 6% tahun ini.
(ber)
tulis komentar anda