Invasi ke Ukraina Terseok-seok, Putin Dikhianati Panglima Militer Rusia?
Sabtu, 15 April 2023 - 14:32 WIB
MOSKOW - Invasi Rusia ke Ukraina , yang dimulai 24 Februari 2022, semula diprediksi akan berlangsung kilat. Faktanya, perang itu berkepanjangan hingga hari ini.
Di tengah invasi Moskow yang terseok-seok karena Kiev disokong banyak negara NATO, terutama Amerika Serikat (AS), sekarang muncul klaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin diduga dikhianati dua pejabat senior. Keduanya adalah Panglima Militer Jenderal Valery Gerasimov dan Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev.
Laporan media Jerman Tagesspiegel, mengutip bocoran dokumen rahasia militer AS, menyebutkan bahwa Jenderal Gerasimov dan Patrushev diduga mencoba menyabotase invasi pada awal-awal perang dengan maksud itu akan berakhir pada 5 Maret 2022.
Tagesspiegel, dalam laporannya, Sabtu (15/4/2023), mulai menganalisis data intelijen AS yang bocor yang muncul di platform Discord—dengan fokus pada perebutan kekuasaan di Kremlin dan dugaan rencana subversif dari beberapa orang di kepemimpinan Rusia.
"Pemimpin militer Rusia diduga memiliki rencana untuk menyabotase perang sehingga merugikan Putin," tulis media Jerman tersebut mengutip bocoran dokumen rahasia militer AS.
Sumber informasi dari salah satu dokumen rahasia itu adalah sosok yang disebut sebagai "sumber terkenal Ukraina" dan juga sumber Rusia yang memiliki akses ke Kremlin.
Sumber Ukraina mengeklaim bahwa ada upaya untuk menyabotase perang agresif Rusia di dalam jajaran pimpinan militer Moskow.
Disebutkan Patrushev dan Jenderal Gerasimov—Kepala Staf Umum Rusia dan panglima tertinggi pasukan Rusia di Ukraina—berada di belakang upaya sabotase.
Dokumen tersebut, yang juga tersedia diperlihatkan Tagesspiegel, menyebutkan bahwa Rusia berencana untuk mentransfer sumber daya dari Taganrog [Rusia] ke Mariupol [Ukraina] dan memfokuskan perhatiannya pada front selatan.
Menurut sumber-sumber di dokumen itu itu, Patrushev dan Gerasimov mengembangkan rencana ofensif untuk menyabotase Putin.
Lebih lanjut, sumber pada dokumen itu mengatakan Gerasimov menolak serangan yang direncanakan ke Ukraina. "Dia memberi tahu Putin bahwa pasukan Ukraina lebih unggul dari Rusia dan memperingatkan bahwa Rusia akan menderita kerugian besar jika serangan itu terjadi," bunyi bocoran dokumen tersebut.
Dugaan upaya sabotase oleh pejabat militer senior adalah untuk menyebabkan kekalahan militer Rusia dengan tujuan membuat Putin menjadi buruk sehingga kekalahan menyakitkan Moskow akan mengarah pada akhir perang.
Dokumen intelijen AS mengatakan bahwa, menurut rencana sabotase, perang seharusnya berakhir pada 5 Maret 2022, ketika Putin berencana memulai kemoterapi.
Menurut sumber yang dekat dengan Kremlin, Gerasimov ingin mengganggu pengerahan pasukan Rusia. Dia berencana melakukan ini pada 5 Maret, "ketika Putin diduga menjalani sesi kemoterapi, dan karena itu dia tidak dapat memengaruhi jalannya perang".
Kendati demikian, Tagesspiegel memberikan catatan bahwa belum jelas sejauh mana informasi yang didapat dari bocoran tersebut bisa dipercaya.
Surat kabar Jerman itu mencatat bahwa data penyakit Putin belum dikonfirmasi, tetapi tidak ada satu pun catatan di situs web Kremlin untuk periode 3 hingga 6 Maret 2022.
Pertemuan terakhir Putin sebelum jeda adalah pertemuan dengan Dewan Keamanan, dan pada tanggal 6 Maret semua diskusi dilakukan melalui telepon.
Tagesspiegel menambahkan bahwa dokumen lain dari bocoran dokumen AS juga menunjukkan adanya konfrontasi antara Yevgeny Prigozhin, kepala perusahaan tentara bayarab swasta Wagner Group, dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Diduga, perselisihan antara Prigozhin dan Shoigu meningkat sedemikian rupa sehingga Putin campur tangan dan mengadakan pertemuan untuk mereka pada 22 Februari 2023.
Di tengah invasi Moskow yang terseok-seok karena Kiev disokong banyak negara NATO, terutama Amerika Serikat (AS), sekarang muncul klaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin diduga dikhianati dua pejabat senior. Keduanya adalah Panglima Militer Jenderal Valery Gerasimov dan Sekretaris Dewan Keamanan Nikolai Patrushev.
Laporan media Jerman Tagesspiegel, mengutip bocoran dokumen rahasia militer AS, menyebutkan bahwa Jenderal Gerasimov dan Patrushev diduga mencoba menyabotase invasi pada awal-awal perang dengan maksud itu akan berakhir pada 5 Maret 2022.
Tagesspiegel, dalam laporannya, Sabtu (15/4/2023), mulai menganalisis data intelijen AS yang bocor yang muncul di platform Discord—dengan fokus pada perebutan kekuasaan di Kremlin dan dugaan rencana subversif dari beberapa orang di kepemimpinan Rusia.
"Pemimpin militer Rusia diduga memiliki rencana untuk menyabotase perang sehingga merugikan Putin," tulis media Jerman tersebut mengutip bocoran dokumen rahasia militer AS.
Sumber informasi dari salah satu dokumen rahasia itu adalah sosok yang disebut sebagai "sumber terkenal Ukraina" dan juga sumber Rusia yang memiliki akses ke Kremlin.
Sumber Ukraina mengeklaim bahwa ada upaya untuk menyabotase perang agresif Rusia di dalam jajaran pimpinan militer Moskow.
Disebutkan Patrushev dan Jenderal Gerasimov—Kepala Staf Umum Rusia dan panglima tertinggi pasukan Rusia di Ukraina—berada di belakang upaya sabotase.
Dokumen tersebut, yang juga tersedia diperlihatkan Tagesspiegel, menyebutkan bahwa Rusia berencana untuk mentransfer sumber daya dari Taganrog [Rusia] ke Mariupol [Ukraina] dan memfokuskan perhatiannya pada front selatan.
Menurut sumber-sumber di dokumen itu itu, Patrushev dan Gerasimov mengembangkan rencana ofensif untuk menyabotase Putin.
Lebih lanjut, sumber pada dokumen itu mengatakan Gerasimov menolak serangan yang direncanakan ke Ukraina. "Dia memberi tahu Putin bahwa pasukan Ukraina lebih unggul dari Rusia dan memperingatkan bahwa Rusia akan menderita kerugian besar jika serangan itu terjadi," bunyi bocoran dokumen tersebut.
Dugaan upaya sabotase oleh pejabat militer senior adalah untuk menyebabkan kekalahan militer Rusia dengan tujuan membuat Putin menjadi buruk sehingga kekalahan menyakitkan Moskow akan mengarah pada akhir perang.
Dokumen intelijen AS mengatakan bahwa, menurut rencana sabotase, perang seharusnya berakhir pada 5 Maret 2022, ketika Putin berencana memulai kemoterapi.
Menurut sumber yang dekat dengan Kremlin, Gerasimov ingin mengganggu pengerahan pasukan Rusia. Dia berencana melakukan ini pada 5 Maret, "ketika Putin diduga menjalani sesi kemoterapi, dan karena itu dia tidak dapat memengaruhi jalannya perang".
Kendati demikian, Tagesspiegel memberikan catatan bahwa belum jelas sejauh mana informasi yang didapat dari bocoran tersebut bisa dipercaya.
Surat kabar Jerman itu mencatat bahwa data penyakit Putin belum dikonfirmasi, tetapi tidak ada satu pun catatan di situs web Kremlin untuk periode 3 hingga 6 Maret 2022.
Pertemuan terakhir Putin sebelum jeda adalah pertemuan dengan Dewan Keamanan, dan pada tanggal 6 Maret semua diskusi dilakukan melalui telepon.
Tagesspiegel menambahkan bahwa dokumen lain dari bocoran dokumen AS juga menunjukkan adanya konfrontasi antara Yevgeny Prigozhin, kepala perusahaan tentara bayarab swasta Wagner Group, dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Diduga, perselisihan antara Prigozhin dan Shoigu meningkat sedemikian rupa sehingga Putin campur tangan dan mengadakan pertemuan untuk mereka pada 22 Februari 2023.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda