Moldova Tutup Wilayah Udara di Tengah Kekhawatiran Kudeta oleh Rusia
Rabu, 15 Februari 2023 - 00:36 WIB
CHISINAU - Moldova , pada Selasa (14/2/2023), telah menutup sementara wilayah udaranya di tengah kekhawatiran terjadi kudeta terhadap pemerintah setempat yang diatur oleh Rusia .
Penutupan wilayah udara itu diungkap maskapai nasional negara itu, hanya beberapa jam setelah Rusia menolak klaim bahwa pihaknya berencana untuk menggulingkan pemerintah Moldova.
Maskapai Air Moldova mengumumkan penutupan wilayah udara di Facebook sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat, sebelum mengeluarkan pembaruan pada pukul 15.17 yang mengatakan bahwa wilayah udara telah dibuka kembali.
"Penumpang yang terhormat, saat ini wilayah udara Republik Moldova ditutup. Kami menunggu dimulainya kembali penerbangan," bunyi pengumuman Air Moldova di Facebook.
"Pembaruan—Wilayah udara telah dibuka!" bunyi pengumuman maskapai itu tak lama kemudian.
Sumber di Bandara Internasional Chisinau mengatakan kepada Reuters bahwa ruang udara negara itu ditutup sementara karena masalah keamanan.
Situasi itu terjadi ketika kekhawatiran akan kudeta yang diatur oleh Rusia tumbuh. Pada hari Senin, Presiden Moldova Maia Sandu menuduh bahwa Rusia, dengan bantuan orang-orang yang menyamar sebagai pengunjuk rasa anti-pemerintah, berusaha menggulingkan pemerintahannya dan menghentikan negara kecil Eropa timur itu untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Sandu, sekutu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menggunakan Moldova dalam perang melawan Ukraina.
Moldova, negara pecahan Uni Soviet yang berbatasan dengan Ukraina, memiliki pasukan Rusia di wilayah Transnistria—wilayah yang memisahkan diri dari Moldova—selama invasi Putin ke Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa menolak tuduhan Presiden Sandu yang dianggap "tidak berdasar".
Juru bicara kementerian tersebut, Maria Zakharova, mengatakan: "Itu didasarkan pada teknik klasik yang sering digunakan oleh Amerika Serikat, negara-negara Barat lainnya dan Ukraina."
Pekan lalu, Zelensky mengatakan kepada para pemimpin selama KTT Dewan Eropa di Brussels bahwa negaranya telah mengintersepsi rencana intelijen Rusia untuk penghancuran Moldova.
Pada hari Senin, Sandu mengatakan dalam jumpa pers bahwa rencana Rusia termasuk sabotase dan orang-orang terlatih militer yang menyamar sebagai warga sipil untuk melakukan tindakan kekerasan, serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan penyanderaan.
"Laporan yang diterima dari mitra Ukraina kami menunjukkan lokasi dan aspek logistik pengorganisasian kegiatan subversif ini. Rencana tersebut juga mempertimbangkan penggunaan orang asing untuk tindakan kekerasan," katanya.
Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengumumkan pengunduran dirinya sehari setelah klaim Zelensky muncul. Sandu kemudian menunjuk penasihat pertahanan dan keamanannya, Dorin Recean, untuk menggantikannya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby pada hari Senin mengatakan laporan yang direncanakan Putin untuk menggulingkan pemerintah Moldova "sangat memprihatinkan" tetapi mencatat bahwa Amerika Serikat belum memverifikasi
laporan tersebut.
"Laporan yang sangat memprihatinkan," kata Kirby. "Kami benar-benar mendukung pemerintah Moldova dan rakyat Moldova. Kami belum melihat konfirmasi independen, tapi itu pasti halaman langsung dari buku pedoman Putin."
Moldova adalah satu-satunya negara Eropa yang sepenuhnya bergantung pada gas Rusia. Negara itu menerima status kandidat Uni Eropa tahun lalu tetapi sejak itu diguncang oleh protes anti-pemerintah yang diorganisir oleh oligarki Ilan Shor, yang dilaporkan
memiliki hubungan dekat dengan Kremlin dan mengepalai Partai Shor, sebuah partai politik populis Moldova.
Penutupan wilayah udara itu diungkap maskapai nasional negara itu, hanya beberapa jam setelah Rusia menolak klaim bahwa pihaknya berencana untuk menggulingkan pemerintah Moldova.
Maskapai Air Moldova mengumumkan penutupan wilayah udara di Facebook sekitar pukul 14.00 siang waktu setempat, sebelum mengeluarkan pembaruan pada pukul 15.17 yang mengatakan bahwa wilayah udara telah dibuka kembali.
"Penumpang yang terhormat, saat ini wilayah udara Republik Moldova ditutup. Kami menunggu dimulainya kembali penerbangan," bunyi pengumuman Air Moldova di Facebook.
"Pembaruan—Wilayah udara telah dibuka!" bunyi pengumuman maskapai itu tak lama kemudian.
Sumber di Bandara Internasional Chisinau mengatakan kepada Reuters bahwa ruang udara negara itu ditutup sementara karena masalah keamanan.
Situasi itu terjadi ketika kekhawatiran akan kudeta yang diatur oleh Rusia tumbuh. Pada hari Senin, Presiden Moldova Maia Sandu menuduh bahwa Rusia, dengan bantuan orang-orang yang menyamar sebagai pengunjuk rasa anti-pemerintah, berusaha menggulingkan pemerintahannya dan menghentikan negara kecil Eropa timur itu untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Sandu, sekutu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin ingin menggunakan Moldova dalam perang melawan Ukraina.
Moldova, negara pecahan Uni Soviet yang berbatasan dengan Ukraina, memiliki pasukan Rusia di wilayah Transnistria—wilayah yang memisahkan diri dari Moldova—selama invasi Putin ke Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Selasa menolak tuduhan Presiden Sandu yang dianggap "tidak berdasar".
Juru bicara kementerian tersebut, Maria Zakharova, mengatakan: "Itu didasarkan pada teknik klasik yang sering digunakan oleh Amerika Serikat, negara-negara Barat lainnya dan Ukraina."
Pekan lalu, Zelensky mengatakan kepada para pemimpin selama KTT Dewan Eropa di Brussels bahwa negaranya telah mengintersepsi rencana intelijen Rusia untuk penghancuran Moldova.
Pada hari Senin, Sandu mengatakan dalam jumpa pers bahwa rencana Rusia termasuk sabotase dan orang-orang terlatih militer yang menyamar sebagai warga sipil untuk melakukan tindakan kekerasan, serangan terhadap gedung-gedung pemerintah dan penyanderaan.
"Laporan yang diterima dari mitra Ukraina kami menunjukkan lokasi dan aspek logistik pengorganisasian kegiatan subversif ini. Rencana tersebut juga mempertimbangkan penggunaan orang asing untuk tindakan kekerasan," katanya.
Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengumumkan pengunduran dirinya sehari setelah klaim Zelensky muncul. Sandu kemudian menunjuk penasihat pertahanan dan keamanannya, Dorin Recean, untuk menggantikannya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby pada hari Senin mengatakan laporan yang direncanakan Putin untuk menggulingkan pemerintah Moldova "sangat memprihatinkan" tetapi mencatat bahwa Amerika Serikat belum memverifikasi
laporan tersebut.
"Laporan yang sangat memprihatinkan," kata Kirby. "Kami benar-benar mendukung pemerintah Moldova dan rakyat Moldova. Kami belum melihat konfirmasi independen, tapi itu pasti halaman langsung dari buku pedoman Putin."
Moldova adalah satu-satunya negara Eropa yang sepenuhnya bergantung pada gas Rusia. Negara itu menerima status kandidat Uni Eropa tahun lalu tetapi sejak itu diguncang oleh protes anti-pemerintah yang diorganisir oleh oligarki Ilan Shor, yang dilaporkan
memiliki hubungan dekat dengan Kremlin dan mengepalai Partai Shor, sebuah partai politik populis Moldova.
(min)
tulis komentar anda