Mantan Presiden Rusia: Ukraina akan Terbakar jika Serang Crimea!

Minggu, 05 Februari 2023 - 05:10 WIB
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Foto/tass
MOSKOW - Keputusan Amerika Serikat (AS) memasok Ukraina dengan rudal jarak jauh dan memungkinkan Kiev menggunakannya sesuka hati hanya dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan hal itu pada Sabtu (4/2/2023). Dia menambahkan, AS tampaknya tidak ingin konflik Ukraina berakhir.

Dalam wawancara dengan jurnalis Rusia Nadana Fridrikhson, Medvedev membantah serangan Ukraina ke semenanjung Crimea akan memaksa Moskow untuk duduk di meja perundingan.



“Hasilnya justru sebaliknya. Tidak akan ada pembicaraan dalam kasus seperti itu. Hanya akan ada serangan balasan,” tegas dia memperingatkan.



Medvedev bersikeras jika Washington menginginkan perdamaian di Ukraina, AS dapat dengan mudah mendesak Kiev untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Moskow, tetapi pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan "garis keras" di Kongres "sama sekali tidak tertarik."

Rusia dapat "membalas dengan cara apa pun yang memungkinkan" jika pasukan Ukraina menyerang sasaran di Crimea atau jauh di dalam wilayah Rusia, mantan presiden itu memperingatkan.

“Kami tidak menetapkan batasan apa pun tergantung pada sifat ancaman, dan siap menggunakan semua jenis senjata,” tegas dia.

Dia menambahkan, Rusia hanya akan dipandu oleh doktrinnya sendiri, termasuk protokol nuklir.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tanggapan akan cepat, keras, dan meyakinkan," papar dia.

Medvedev juga menuduh para pemimpin Eropa, yang telah mendukung Kiev melalui berbagai cara, termasuk pengiriman senjata, bertindak atas perintah Washington dan merugikan rakyat mereka sendiri.

“Biaya sanksi, bantuan militer ke Ukraina, perang dagang, dan embargo ditanggung oleh warga biasa Uni Eropa,” ujar dia.

Pernyataan Medvedev datang sehari setelah Pentagon mengumumkan akan memasok Kiev dengan bom diameter kecil yang diluncurkan dari darat (GLSDB).

GLSDB merupakan amunisi yang terdiri dari motor roket dan bom pesawat, dengan jangkauan hingga 150 kilometer.

Menurut Brigadir Jenderal AS Patrick Ryder, Washington tidak akan mencegah Ukraina menggunakan amunisi ini untuk menyerang sasaran jauh di dalam Rusia.

Moskow telah berulang kali memperingatkan memberikan senjata berat ke Ukraina dapat membuat AS dan sekutunya terlibat langsung dalam konflik, dan berubah menjadi kebuntuan militer antara Rusia dan NATO.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More