Gedung Putih: Tak Ada Indikasi Putin Bersiap Gunakan Senjata Nuklir
Jum'at, 27 Januari 2023 - 08:16 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih menyimpulkan bahwa tidak ada indikasi Presiden Rusia Vladimir Putin sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang Moskow di Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan kesimpulan tersebut berdasarkan penilaian intelijen Amerika.
"Kami tidak memiliki indikasi bahwa Putin memiliki niat untuk menggunakan senjata pemusnah massal--apalagi senjata nuklir, taktis atau lainnya," kata Kirby, mengomentari kemungkinan reaksi Rusia terhadap pasokan massal tank tempur negara-negara NATO ke Ukraina.
“Kami memantau sebaik mungkin, dan kami yakin postur pencegah strategis kami sudah tepat,” ujarnya, seperti dikutip dari Ukrinform, Jumat (27/1/2023).
Pada 25 Januari, Washington mengumumkan akan mengirim lebih dari 30 tank tempur M1 Abrams ke Kiev.
Sedangkan Berlin mengatakan akan menyumbangkan lebih dari selusin tank tempur Leopard 2 dan tidak menghalangi Polandia dan anggota Uni Eropa dan NATO lainnya yang ingin menyerahkan tank serupa kepada Ukraina.
Rusia telah mengecam keputusan Jerman dan AS dengan memperingatkan bahwa tank-tank yang akan mereka kirim ke Ukraina pada akhirnya akan terbakar seperti senjata NATO lainnya yang mecapai garis depan.
"Saya yakin bahwa banyak spesialis memahami absurditas gagasan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Hanya karena aspek teknologi, ini adalah rencana yang agak merusak," sambungnya.
“Hal utama adalah, ini adalah perkiraan yang sangat jelas tentang potensi (pasokan tank) yang akan menambah angkatan bersenjata Ukraina," ujarnya.
“Itu adalah kekeliruan lain, yang agak mendalam,” ucapnya. “Tank-tank ini akan terbakar sama seperti yang lainnya...Kecuali harganya sangat mahal, dan ini akan menjadi tanggungan pembayar pajak Eropa,” katanya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan kesimpulan tersebut berdasarkan penilaian intelijen Amerika.
"Kami tidak memiliki indikasi bahwa Putin memiliki niat untuk menggunakan senjata pemusnah massal--apalagi senjata nuklir, taktis atau lainnya," kata Kirby, mengomentari kemungkinan reaksi Rusia terhadap pasokan massal tank tempur negara-negara NATO ke Ukraina.
“Kami memantau sebaik mungkin, dan kami yakin postur pencegah strategis kami sudah tepat,” ujarnya, seperti dikutip dari Ukrinform, Jumat (27/1/2023).
Pada 25 Januari, Washington mengumumkan akan mengirim lebih dari 30 tank tempur M1 Abrams ke Kiev.
Sedangkan Berlin mengatakan akan menyumbangkan lebih dari selusin tank tempur Leopard 2 dan tidak menghalangi Polandia dan anggota Uni Eropa dan NATO lainnya yang ingin menyerahkan tank serupa kepada Ukraina.
Rusia telah mengecam keputusan Jerman dan AS dengan memperingatkan bahwa tank-tank yang akan mereka kirim ke Ukraina pada akhirnya akan terbakar seperti senjata NATO lainnya yang mecapai garis depan.
"Saya yakin bahwa banyak spesialis memahami absurditas gagasan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Hanya karena aspek teknologi, ini adalah rencana yang agak merusak," sambungnya.
“Hal utama adalah, ini adalah perkiraan yang sangat jelas tentang potensi (pasokan tank) yang akan menambah angkatan bersenjata Ukraina," ujarnya.
“Itu adalah kekeliruan lain, yang agak mendalam,” ucapnya. “Tank-tank ini akan terbakar sama seperti yang lainnya...Kecuali harganya sangat mahal, dan ini akan menjadi tanggungan pembayar pajak Eropa,” katanya.
(min)
tulis komentar anda