Pesan Terbuka Istri Terpidana Mati Asal Prancis untuk Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Keluarga Serge Atlaoui, terpidana mati asal Prancis terus melakukan segala upaya untuk menyelamatkan Serge dari regu tembak Indonesia. Upaya diplomasi terus dilakukan keluarga Atloui, termasuk menyampaikan pesan terbuka untuk Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Berbicara dihadapan wartawan pada Jumat (17/4/2015), di Institut Prancis di Jakarta, keluarga Serge Atloui menyampaikan pesan agar Jokowi membatalkan rencana eksekusi terhadap Atloui.
"Bapak Jokowi, pada hari ini saya ingin menyapa Anda dengan rendah hati, suami saya bukan seorang gembong narkoba, bukan seorang ahli narkoba. Kita minta keadilan," ucap istri Serge Atlaoui, Sabine Atlaoui.
"Serge adalah ayah dari empat anak dan selama jadi ayah, dia selalu mengajarkan rasa saling menghormati, kasih sayang dan juga agar mereka bisa bekerja keras. Dia juga adalah anak sulung di keluarganya, dan sudah menjadi tulung punggung keluarga sejak usia 12 tahun," imbuh dia.
"Saya menuntut agar Serge tidak jadi dieksekusi," kata Sabine lagi. Nama Serge Atlaoui sendiri mulai ramai diperbincangkan ketika Pemerintah Indonesia hendak melakukan eksekusi mati tahap kedua, di mana nama Serge masuk dalam daftar orang yang dieksekusi.
Berbicara dihadapan wartawan pada Jumat (17/4/2015), di Institut Prancis di Jakarta, keluarga Serge Atloui menyampaikan pesan agar Jokowi membatalkan rencana eksekusi terhadap Atloui.
"Bapak Jokowi, pada hari ini saya ingin menyapa Anda dengan rendah hati, suami saya bukan seorang gembong narkoba, bukan seorang ahli narkoba. Kita minta keadilan," ucap istri Serge Atlaoui, Sabine Atlaoui.
"Serge adalah ayah dari empat anak dan selama jadi ayah, dia selalu mengajarkan rasa saling menghormati, kasih sayang dan juga agar mereka bisa bekerja keras. Dia juga adalah anak sulung di keluarganya, dan sudah menjadi tulung punggung keluarga sejak usia 12 tahun," imbuh dia.
"Saya menuntut agar Serge tidak jadi dieksekusi," kata Sabine lagi. Nama Serge Atlaoui sendiri mulai ramai diperbincangkan ketika Pemerintah Indonesia hendak melakukan eksekusi mati tahap kedua, di mana nama Serge masuk dalam daftar orang yang dieksekusi.
(esn)