Melayat Lee Kuan Yew, Presiden Taiwan Hindari Pemimpin China
A
A
A
SINGAPURA - Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, pada Selasa (24/3/2015) dilaporkan terbang ke Singapura untuk melayat mendiang Lee Kuan Yew. Presiden Ma sengaja melayat hari ini untuk menghindari pertemuan dengan pemimpin China yang akan hadir dalam pemakaman Lee hari Minggu nanti.
Media Taiwan melaporkan, Presiden Ma tidak mungkin untuk hadir dalam pemakaman Perdana Menteri (PM) pertama Singapura itu pada hari Minggu nanti. Sebab, dia canggung jika harus bertemu pemimpin China.
China sampai saat ini menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang. Namun, Taiwan memelihara hubungan dekat dengan Singapura. Kementerian Luar Negeri Taiwan enggan memberikan rincian kepergian Presiden Ma ke Singapura.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, bahwa Lee Kuan Yew selalu menegakkan prinsip “One China” dalam kebijakannya selama dia hidup. Prinsip itu bermakna, bahwa China hanya satu dan Taiwan bagian dari China.
”Kami percaya bahwa pihak Singapura akan bertindak sesuai dengan prinsip ‘One China’ untuk berhati-hati dan tepat berurusan dengan isu yang relevan terkait dengan Taiwan,” ujar Hua, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/3/2015).
Singapura sendiri memilih pendekatan pragmatis dalam kebijakan luar negeri. Termasuk membuka pintu persahabatan yang lebar dengan negara-negara yang kerap berseteru. Contoh, Singapura dekat dengan China sekaligus dekat dengan Amerika Serikat (AS), meski China dan AS terkadang kerap beseteru.
Ketika masih hidup, Lee sempat berupaya menjadi penengah antara China dan Taiwan. Berkat upaya Lee, kedua pihak pernah melalukan pembicaraan langsung pada tahun 1993. Namun, sampai saat ini China tetap menganggap Taiwan sebagai provinsinya.
Media Taiwan melaporkan, Presiden Ma tidak mungkin untuk hadir dalam pemakaman Perdana Menteri (PM) pertama Singapura itu pada hari Minggu nanti. Sebab, dia canggung jika harus bertemu pemimpin China.
China sampai saat ini menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang. Namun, Taiwan memelihara hubungan dekat dengan Singapura. Kementerian Luar Negeri Taiwan enggan memberikan rincian kepergian Presiden Ma ke Singapura.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan, bahwa Lee Kuan Yew selalu menegakkan prinsip “One China” dalam kebijakannya selama dia hidup. Prinsip itu bermakna, bahwa China hanya satu dan Taiwan bagian dari China.
”Kami percaya bahwa pihak Singapura akan bertindak sesuai dengan prinsip ‘One China’ untuk berhati-hati dan tepat berurusan dengan isu yang relevan terkait dengan Taiwan,” ujar Hua, seperti dilansir Reuters, Selasa (24/3/2015).
Singapura sendiri memilih pendekatan pragmatis dalam kebijakan luar negeri. Termasuk membuka pintu persahabatan yang lebar dengan negara-negara yang kerap berseteru. Contoh, Singapura dekat dengan China sekaligus dekat dengan Amerika Serikat (AS), meski China dan AS terkadang kerap beseteru.
Ketika masih hidup, Lee sempat berupaya menjadi penengah antara China dan Taiwan. Berkat upaya Lee, kedua pihak pernah melalukan pembicaraan langsung pada tahun 1993. Namun, sampai saat ini China tetap menganggap Taiwan sebagai provinsinya.
(mas)