Istri Terpidana Mati Asal Prancis Minta Maaf pada Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Sabine Atloui, Istri dari terpidana mati kasus narkoba asal Prancis, Serge Atloui, mengutarakan permohonan maaf kepada rakyat Indonesia atas apa yang yang dilakukannya suaminya. Dirinya mengatakan, Serge sangat menyesal karena turut terseret dalam kasus ini.
"Dia mengutarakan penyesalan karena telah menimbulkan banyak masalah, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi Indonesia," ucap Sabie saat menemui awak media di kantor Kedutaan besar Prancis di Jakarta, Kamis (26/2/2015).
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf pada warga dan bangsa Indonesia," Sabine menambahkan. Walaupun mengutarakan permintaan maaf, Sabine tetap percaya suaminya tidak bersalah dalam kasus ini.
Dalam pandangannya, suaminya hanya berada di tempat dan waktu yang salah saat polisi menggerebek tempat dia bekerja. Serge ditangkap di pabrik narkoba di Cikande pada tahun 2005 lalu. Pabrik Cikande digadang-gadang sebagai pabrik narkoba terbesar di Asia Tenggara.
Sabine mengutarakan, suaminya hanya seorang teknisi di sana, yang bertugas membuat rangkaian penyulingan. Wanita yang menikah dengan Serge di Nusa Kambangan itu juga menegaskan, suaminya tidak terlibat dalam proses peracikan narkoba.
Pernyatan Sabine ini sendiri sejatinya bertolak belakang dengan pernyataan yang pernah dibuat Kejaksaan Agung. Kejaksaan mengatakan, saat ditangkap Serge sedang meracik narkoba jenis ekstasi.
"Dia mengutarakan penyesalan karena telah menimbulkan banyak masalah, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi Indonesia," ucap Sabie saat menemui awak media di kantor Kedutaan besar Prancis di Jakarta, Kamis (26/2/2015).
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf pada warga dan bangsa Indonesia," Sabine menambahkan. Walaupun mengutarakan permintaan maaf, Sabine tetap percaya suaminya tidak bersalah dalam kasus ini.
Dalam pandangannya, suaminya hanya berada di tempat dan waktu yang salah saat polisi menggerebek tempat dia bekerja. Serge ditangkap di pabrik narkoba di Cikande pada tahun 2005 lalu. Pabrik Cikande digadang-gadang sebagai pabrik narkoba terbesar di Asia Tenggara.
Sabine mengutarakan, suaminya hanya seorang teknisi di sana, yang bertugas membuat rangkaian penyulingan. Wanita yang menikah dengan Serge di Nusa Kambangan itu juga menegaskan, suaminya tidak terlibat dalam proses peracikan narkoba.
Pernyatan Sabine ini sendiri sejatinya bertolak belakang dengan pernyataan yang pernah dibuat Kejaksaan Agung. Kejaksaan mengatakan, saat ditangkap Serge sedang meracik narkoba jenis ekstasi.
(esn)