Tolak Nikahkan Putrinya dengan Anggota ISIS, Sekeluarga Dibantai
A
A
A
BAGHDAD - ISIS kembali menunjukan kebrutalan dan kekejaman mereka. Setelah muncul kabar ISIS mengeksekusi belasan orang di Suriah, termasuk pekerja sosial asal Amerika Serikat (AS), Peter Kassig, kini ISIS dikabarkan melakukan eksekusi mati terhadap satu keluarga di irak.
Melansir Al Arabiya, Senin (17/11/2014), lima orang dari satu keluarga di Irak di eksekusi hanya karena alasan sepele. Menurut Kementerian Hak Asasi Manusia Irak, ISIS membantai keluarga tersebut lantaran sang ayah enggan menikahkan putrinya pada salah satu anggota ISIS.
“Lima anggota keluarga di Irak yang menolak untuk menikahkan anak perempuan mereka, dieksekusi mati oleh ISIS. Dan, sang putri yang berusia 14 tahun, yang semula ingin dinikahi, akhirnya diculik oleh kelompok itu,” ucap Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu menambahkan, keluarga itu menolak menikahkan putrinya dengan Jamal Saddam, yang dikenal sebagai Abu Abdallah, salah satu anggota senior ISIS yang menjadi buruan banyak negara, termasuk Irak.
“Ini adalah sebuah aksi kejahatan yang sangat mengerikan,” tambahnya. Namun, kementerian itu enggan memberikan rincian lebih lanjut, di mana atau kapan dugaan pembantaian tersebut berlangsung.
Melansir Al Arabiya, Senin (17/11/2014), lima orang dari satu keluarga di Irak di eksekusi hanya karena alasan sepele. Menurut Kementerian Hak Asasi Manusia Irak, ISIS membantai keluarga tersebut lantaran sang ayah enggan menikahkan putrinya pada salah satu anggota ISIS.
“Lima anggota keluarga di Irak yang menolak untuk menikahkan anak perempuan mereka, dieksekusi mati oleh ISIS. Dan, sang putri yang berusia 14 tahun, yang semula ingin dinikahi, akhirnya diculik oleh kelompok itu,” ucap Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu menambahkan, keluarga itu menolak menikahkan putrinya dengan Jamal Saddam, yang dikenal sebagai Abu Abdallah, salah satu anggota senior ISIS yang menjadi buruan banyak negara, termasuk Irak.
“Ini adalah sebuah aksi kejahatan yang sangat mengerikan,” tambahnya. Namun, kementerian itu enggan memberikan rincian lebih lanjut, di mana atau kapan dugaan pembantaian tersebut berlangsung.
(esn)