Aktivis Gay Iran Gelar Pawai di Turki
A
A
A
ISTANBUL - Puluhan aktivis gay Iran menggelar pawai di ibu kota Turki, Istanbul. Aksi ini dilakukan untuk memperingati pekan festival yang dilangsungkan oleh komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Melansir Al Arabiya, kelompok LGBT Iran melakukan aksi ini sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Iran. Di Iran, kaum gay merasa terkekang oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami memilih Turki karena negara ini adalah negara yang paling dekat dengan Iran. Kami ingin memberitahu pada rakyat Iran, bahwa kami ada dan kami tersebar di seluruh dunia,” ungkap Shadi Amin, koordinator jaringan lesbian dan transgender Iran, 6Rang.
“Kami juga memilih Turki, karena kami takut bila melakukan hal ini di Iran, kami akan mendapatkan hukuman berat. Di Iran, hukuman terhadap kaum homoseksual dan waria bisa berupa hukuman cambuk atau bahkan hukuman mati,” Amin menambahkan.
Namun, menurut peggiat HAM, Iran adalah salah satu negara dengan jumlah transgender terbesar di dunia. “Iran menjatuhkan hukuman mati bagi perilaku homoseksual, sementara pada saat yang sama, mereka memungkinkan perubahan jenis kelamin,” ucap Amin.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Justice For Iran (JFI) dan 6Rang menyatakan, bahwa transsexuality (pergantian jenis kelamin) di Iran dipandang sebagai masalah kesehatan yang sah, yang dapat disembuhkan melalui operasi.
Melansir Al Arabiya, kelompok LGBT Iran melakukan aksi ini sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Iran. Di Iran, kaum gay merasa terkekang oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Kami memilih Turki karena negara ini adalah negara yang paling dekat dengan Iran. Kami ingin memberitahu pada rakyat Iran, bahwa kami ada dan kami tersebar di seluruh dunia,” ungkap Shadi Amin, koordinator jaringan lesbian dan transgender Iran, 6Rang.
“Kami juga memilih Turki, karena kami takut bila melakukan hal ini di Iran, kami akan mendapatkan hukuman berat. Di Iran, hukuman terhadap kaum homoseksual dan waria bisa berupa hukuman cambuk atau bahkan hukuman mati,” Amin menambahkan.
Namun, menurut peggiat HAM, Iran adalah salah satu negara dengan jumlah transgender terbesar di dunia. “Iran menjatuhkan hukuman mati bagi perilaku homoseksual, sementara pada saat yang sama, mereka memungkinkan perubahan jenis kelamin,” ucap Amin.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Justice For Iran (JFI) dan 6Rang menyatakan, bahwa transsexuality (pergantian jenis kelamin) di Iran dipandang sebagai masalah kesehatan yang sah, yang dapat disembuhkan melalui operasi.
(esn)